Chapter 38 - Kepedulian Alena

2.1K 179 14
                                    

Mana nih yang tadi minta double up? Ayo muncul! Ini aku udah double up lho ya! Terima kasih sudah membaca dan jangan lupa untuk kasih votenya di part ini ya :)
Khusus part ini panjang, 3400 words. Silakan mulai membaca dan hal yang gak lupa aku ingatkan, jangan skip narasi, okay?

(Maaf jika ada keliru kata-kata/alur karena aku revisi mode kilat)

Happy reading!

***

TW : Agak sedikit mengandung 🔞 di akhir part. Sedikit aja kok gak banyak.

Author's POV

Dengan perlahan Alena mendudukkan tubuhnya di bawah pohon besar. Hujan kini sudah berhenti. Kaki Alena rasanya sudah tidak mampu lagi untuk berjalan, suaranya pun ikut menjadi serak. Perjuangannya sedari tadi belum juga membuahkan hasil.

Apa Alena akan menyerah?

Tentu tidak, ia hanya beristirahat sebentar.

Gue harus cari ke mana lagi?

Beberapa menit kemudian Alena kembali berdiri. Alena menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri, sudah tidak mampu mengeluarkan suara lagi. Alena membawa satu botol air minum. Air minum itu sengaja Alena bawa untuk ia kasihkan ke Viera saat nanti mereka sudah bertemu.

Mata monolid milik gadis itu mendadak menyipit saat melihat siluet kaki seseorang di balik pohon dari arah sebelah kanan. Otaknya memproses cepat. Alena berlari ke arah pohon tersebut.

Dan benar saja dugaannya, terlihatlah sosok Viera yang sedang terbaring tak sadarkan diri. Alena begitu terkejut melihat kondisi Viera saat ini. Bagaimana tidak? Terdapat tali yang mengikat kedua tangan dan kedua kaki Viera. Serta mulut gadis itu yang tersumpal sesuatu seperti kain.

Tidak tanggung-tanggung, seluruh tubuh dan pakaian Viera kini basah kuyup serta kotor akibat terkena tanah yang basah. Alena sontak menjatuhkan plastik yang dipegangnya lalu beralih jongkok untuk mendekap Viera.

"Viera... kenapa bisa kayak gini?" Ujar Alena pelan. Tangannya mengepal kuat diiringi tubuhnya yang semakin bergetar.

Dengan gerakan cepat Alena berusaha melepas ikatan tali dari tangan dan kaki Viera. Walaupun sedikit kesulitan, Alena akhirnya berhasil melakukannya. Setelah itu Alena mengambil sumpalan kain yang mengganjal mulut Viera.

Ia menepikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah pucat Viera. Setelah itu Alena mengerutkan alisnya saat melihat luka lebam di pipi kiri Viera. Akhirnya dengan pelan Alena mengusapnya agar Viera tak merasa kesakitan.

Oh, di leher Viera juga terdapat bercak memar berwarna kebiruan.

Kini Alena lagi-lagi harus bisa menahan emosinya. Siapa orang yang dengan tega melakukan hal bengis seperti ini kepada gadisnya (?)

Beberapa saat kemudian Alena merasakan pergerakan tubuh Viera. Tangannya memberontak, kepalanya menggeleng tanda tak ingin. Namun, mata itu masih terpejam.

"J-jangan! Lepas! Tolong jangan lecehin gue, lepasin... pergi sana!" Viera meracau dengan suara lemah dan seraknya.

"Ayah... tolong aku!"

Alena mengguncang tubuh Viera berusaha menyadarkannya. "Viera, Viera! Bangun! Ini gue Alena!"

"Pergi, pergi! Gak mau! Jangan kurang ajar! Kaki... sakit!"

"VIERA!"

Satu kata dengan nada tinggi milik Alena akhirnya membuat mata yang sedari tadi terpejam itu perlahan terbuka. Viera dengan napas naik turun menoleh ke segala penjuru arah. Mata Viera yang menemukan sosok Alena berada di hadapannya saat ini langsung dengan cepat mendekap tubuh Alena.

Love Struggle (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang