Author's POV
Shoot
Three point!
Priittt..
Prok prok prok!!
"Mantap Viera!" Ujar Coach Irfan bangga sambil mengangkat kedua jempolnya.
Viera terduduk lemas di lapangan akibat kelelahan. Ia baru saja mengakhiri permainannya dengan sangat baik. Matanya melihat ke sekitar. Tatapan takjub diiringi tepuk tangan yang serentak oleh teman-temannya telah ia dapatkan.
"Udah cantik, jago basketan lagi! Kiw Viera pacaran yok! Nanti pas hari valentine gua kasih lo cokelat sama bunga yang banyak!" Teriak seorang lelaki dari pembatas tembok lantai dua yang sedang menontonnya sedari tadi.
Sedangkan Viera, gadis itu malah sengaja ingin menggoda dengan mengedipkan satu matanya sambil tersenyum manis pada lelaki itu. Ia yang mendapat respon seperti itu dari Viera langsung melompat-lompat kegirangan.
"Jangan mimpi diterima, Farel! Viera itu udah sold out, dia udah jadi pacar gua! Lagian kalau cuma ngasih cokelat sama bunga mah gua juga bisa, bahkan lebih!" Teriak seorang lelaki lagi yang merupakan salah satu kenalan Viera di ekskul basket. Ia dan beberapa temannya sedang duduk di pinggir lapangan menonton para perempuan yang memang sedang latihan.
"Hahahaha lo juga jangan mimpi! Sejak kapan Viera jadi pacar lo? Berduaan aja nggak pernah!"
"Pernah, makanya jangan sok tau!"
"Viera, kamu nggak usah dengerin dua kecebong ini berantem ya," Ujar Coach Irfan. "Lanjutkan bakat kamu, permainan kamu barusan udah keren. Tingkatkan lagi fokus kamu dan ingat satu hal, kalau lagi tanding jangan banyak melamun." Coach Irfan berjalan ke tengah-tengah anak-anak yang sedang berkumpul.
"Baik, kalian semua bisa contoh permainan Viera barusan ya! Dia lincah dalam membawa bola dan larinya juga cukup kencang untuk ukuran perempuan. Oh iya... saya ingin menginfokan satu hal, untuk latihan minggu depan kalian akan dipandu oleh Marcel, Jerry, dan Rivaldo dikarenakan saya akan berhalangan hadir,"
Mayoritas kaum hawa sontak berseru senang mendengar perkataan Coach Irfan barusan. Lain halnya dengan Viera yang saat ini hanya bisa terdiam. Tiba-tiba perasaannya menjadi was-was saat Coach Irfan menyebut satu nama, yaitu Jerry.
"Dari kalian ada yang mau bertanya?"
"Tidak ada? Baik, kalau gitu cukup sekian untuk hari ini dan saya ucapkan terima kasih, saya permisi dulu. Salam semangat!"
Viera dengan cepat bangkit dari duduknya untuk bergegas pergi. Sebenarnya dari tadi ia sudah buru-buru ingin pulang dan pergi menuju rumah sakit.
Langkah Viera terhenti saat dia dihadang oleh tiga perempuan. Mereka merupakan murid yang juga mengikuti ekskul basket.
Viera memutar bola matanya. "Apa? Mau ngapain lagi lo bertiga?"
"Kayaknya ada yang bangga banget nih karena abis dipuji keren sama Coach Irfan. Hahaha, lebay! Lo mau caper ya sama cowok-cowok di sini?" Ujar perempuan yang di tengah. Dia menatap dengan tatapan tidak suka ke arah Viera.
"Bangga? Gue nggak bangga sih, karena gue udah sering denger kata-kata itu keluar dari mulut Coach Irfan buat gue. Emangnya lo? Lo pernah nggak dipuji Coach Irfan?" Balas Viera.
"Oh dan satu lagi, tadi lo bilang apa? Gue caper ke cowok-cowok? Gue sama sekali nggak tertarik untuk ngelakuin hal nggak berguna kayak gitu. Di sini bukannya lo ya yang selalu caper ke cowok-cowok tapi selalu gagal?"
Tangan perempuan itu terkepal kuat. "Lo!! Jangan belagu mentang-mentang jago main basket. Di sini ada banyak yang lebih jago daripada lo!" Ujarnya tersulut emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...