HALO! Terima kasih atas support kalian yang vomment di chapter sebelumnya. Pokoknya love yang banyak!!!!
Untuk chapter 32 ini, aku buat yang lebih panjang dari chapter-chapter sebelumnya. Hampir 3000 words! Ini udah pasti buat kalian para readers setia ceritaku. Saranku bacanya pelan-pelan dan santai aja. So, kalau next kalian mau chapter yang lebih panjaaanggg lagi, bisa vote di bawah biar aku nulisnya bisa tambah semangat yaa!!!
Happy reading :)
***
Viera's POV
"Iya Bunda... nanti aku telepon kalo udah sampe di sananya." Ucapku pada Bunda yang baru saja mengantarku pergi ke sekolah bersama Bang Revan.
Jum'at pagi ini aku akan pergi camping bersama anak-anak sekolah kelas 10 dan 11. Kini 3 bus sudah terparkir rapi di halaman sekolah. Satu bus terdapat 48 tempat duduk. 3 baris di sebelah kanan, 2 baris di sebelah kiri serta beberapa kursi di bagian belakang bus.
Saat baru saja ingin berjalan setelah pamit pada Bunda dan Bang Revan tiba-tiba ada sebuah mobil yang lewat di hadapanku membuatku mengurungkan niat untuk berjalan. Kuperhatikan mobil yang kini sudah berhenti tak jauh beberapa meter dariku.
Keluarlah seorang perempuan dengan menggunakan jaket biru yang menutupi kepalanya. Dia, Kak Alena. Keluar lagi seorang wanita dari balik kemudi. Benar saja. Itu Tante Fani. Kak Alena dan Tante Fani terlihat berjalan ke arah bagasi mobil dan sepertinya mereka ingin mengeluarkan barang-barang yang akan dibawa Kak Alena untuk camping.
Aku menoleh ke arah Bunda dan ternyata dia juga sedang memperhatikan Kak Alena dan Tante Fani. Kutepuk dahiku pelan. Kalau Bunda melihat keberadaan mereka pasti Bunda akan menghampirinya.
Astaga benar saja dugaanku! Kali ini Bunda menyeret tanganku untuk menghampiri mereka. Kulihat ke belakang Bang Revan juga mengikuti kami. Saat ini aku akan menghampiri Kak Alena. Kumohon jantung jangan berulah dulu. Jangan puji rambutnya, jangan puji rambutnya!
Tapi, ya Tuhan... aku benar-benar terpesona dengan rambutnya. Apalagi kini Kak Alena sudah membuka penutup kepala jaketnya. Bagaimana aku bisa menahan hasrat yang bergejolak ini?! Ehem, maksudku hasrat untuk tidak memeluknya.
"Hei Fani!" Sapa Bunda membuat kedua orang yang sedang melakukan aktivitasnya itu terhenti lalu menoleh ke belakang.
"Oohh... Risaa!" Mereka berdua berpelukan layaknya orang yang sudah lama tidak bertemu. Aku tidak berani melihat ke arah Kak Alena jadilah aku hanya sedikit menyampingkan tubuhku sambil pura-pura melihat ke arah sekitar.
Kenapa nyaliku jadi menciut gini sih?!
"Kamu nganter Viera juga ya?" Tanya Tante Fani pada Bunda.
"Iya nih. Viera sini... salim dulu dong sama Tante Fani." Jawab Bunda. Aku pun bergegas menyalimi tangan Tante Fani diiringi senyuman tipis.
"Aduh Viera... makin cantik aja. Apa kabar sayang?" Tante Fani beralih memelukku dengan erat.
"Baik Tante. Tante Fani apa kabar?"
"Tante juga baik."
Kulihat ke arah Bunda dan ternyata Kak Alena juga melakukan hal yang sama sepertiku dan Tante Fani. Kenapa jadi acara kangen-kangenan gini ya?
"Alena kok sekarang jarang main ke rumah? Tante kangen loh sama kamu. Viera juga kangen tuh kayaknya." Ucap Bunda membuat mataku terbelalak. Aku dibuat gugup saat Kak Alena menjadi memperhatikanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle (GxG)
Teen Fiction𝐒𝐲𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬 Cinta pada pandangan pertama. Apakah ini cinta nyata, atau hanya sebatas kagum akan sosoknya? El Viera Ardhinata. Seorang gadis periang dan ceria yang tanpa sengaja bertemu dan berujung memiliki ketertarikan pada salah satu kakak ke...