Potongan Cerita 2

38 7 0
                                    

🎵In the Stars-Benson Boone

***

Hana berjalan di jalan setapak tersebut, menuju suatu tempat yang perlahan sudah ia hafal. Ia menggenggam erat bunga di tangannya, berusaha meluapkan emosi di sana. Ia berhenti di pusara Rio dan perlahan berlutut di sana. Dibersihkannya rumput-rumput liar yang tumbuh, menyiram tanah tersebut dengan air yang sudah ia bawa, lalu meletakkan rangkaian bunga di atasnya.

"Halo, Sayang."

Ia tersenyum, menatap nisan bertuliskan nama Rio di sana.

"Apa kabar? Maaf ya baru datang ke sini. Kamu tahu hari ini hari apa?" Hana terdiam sebentar, lalu melanjutkan, "Ini anniversary kita yang kedua lho."

Ia tersenyum lalu mendongak. Menghalau air mata yang siap turun dari sudut matanya.

"Aku tahu alasan kamu mau ngerayain anniv kita lebih cepat. Karena ini ya?" Sepintas bayangan ketika mereka menghabiskan waktu untuk perayaan dua tahun hubungannya kembali memenuhi ingatan Hana. "Maaf ya. Aku nggak tahu kalau kamu udah ada firasat itu. Makasih juga, karena itu artinya kamu masih mengingat dan mau merayakan hubungan kita."

Hana menatap bingung dua kotak yang ada di genggaman tangannya sekarang. Satu kotak berisi sebuah dress cantik dengan motif bunga-bunga dan potongan lehernya berbentuk U. Kotak lainnya berisi sepatu berwarna senada.

"Ini buat apa?" tanya Hana setelah tidak menemukan jawaban atas kebingungannya sendiri.

Di depannya, Rio justru tersenyum. "Nanti makan malam ya. Aku udah reservasi di restoran. Jam 7 aku jemput kamu, pakai dress sama sepatu ini. Dandan yang cantik. Tapi kamu mau gimana aja tetep cantik sih."

Penjelasan panjang yang tidak biasa dilakukan Rio malah membuat Hana semakin bingung. "Dalam rangka? Perasaan ulang tahun kamu udah bulan lalu. Terus ulang tahun aku masih 3 bulan lagi."

"Buat anniversary kita, Sayang."

Hana semakin mengerutkan keningnya. "Kan masih 2 bulan lagi. Kenapa harus sekarang, sih?"

"Kata orang, maba itu biasanya sibuk nugas. Daripada besok-besok aku ganggu kamu, mending sekarang aja. Kamu kan masih awal-awal masuk. Mau, ya?"

Walaupun masih tidak terima karena Hana yakin, sesibuk apapun ia, dirinya masih mampu menyempatkan diri untuk bertemu kekasihnya itu. Ia pun mengangguk karena melihat binar penuh harap dari kedua mata Rio.

Pukul tujuh tepat Hana sudah menunggu di ruang tamu. Untungnya mereka berdua adalah orang yang tepat waktu, jadi tidak perlu menunggu terlalu lama, keduanya pergi ke tempat yang dimaksud Rio.

 Untungnya mereka berdua adalah orang yang tepat waktu, jadi tidak perlu menunggu terlalu lama, keduanya pergi ke tempat yang dimaksud Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hananta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang