Bintang di pojok kiri bawah ya sayyy🌟
***
Suasana makan malam ini sangatlah canggung. Hanya dua orang yang nampak tidak peduli dengan atmosfer kecanggungan di sekitar mereka. Rio pernah ada di situasi seperti ini sebelumnya. Bedanya, sekarang ada Rian yang juga hadir di sampingnya. Ia yang memaksa kembarannya tersebut untuk hadir.
Rian awalnya sangat jelas akan menolak ajakan Rio. Tetapi, karena teringat perkataan ibu mereka sebelum kembali ke Amerika, ia berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan sang ayah.
Dan ia terjebak di sini sekarang. Dengan kakaknya dan sepasang suami istri yang sedang dimabuk cinta.Suasana hening meliputi mereka ketika makan malam dimulai. Tidak ada yang mau angkat bicara, bahkan sang pemilik rumah. Hal tersebut tentu saja membuat Rio dan Rian enggan untuk memulai percakapan.
Ketika mereka sudah selesai dengan makan malam mereka, Indra menatap kedua anaknya serius. "Kalian berdua bolos kemana hari ini?"
Kedua anak kembar itu terperangah. Bagaimana ayah mereka tahu? Indra menatap anak bungsunya tajam. "Rian! Pasti kamu yang ajak Rio buat bolos sekolah. Bisa nggak sih kamu nggak bikin onar?"
Rian mengerutkan dahinya tidak habis pikir. Iniah situasi yang membuat dirinya tidak pernah mau kembali ke rumah ayahnya. Bahkan, untuk bertemu ayahnya pun dia enggan.
"Pa, kenapa papa selalu mikir aku biang kerok semuanya?"
"Ya, karena Rio nggak mungkin buat ngelakuin itu semua."
Rian mengangguk dan tertawa sinis. "Papa tanya sama anak kesayangan papa. Siapa dan apa penyebab kita bolos."
"Aku yang ngajak Rian buat bolos hari ini," ucap Rio membenarkan kata-kata Rian.
"Kamu jangan berusaha membela dia, Rio."
Rio menggeleng tegas. "Aku yang ngajak Rian. Kami nemenin mommy ke bandara."
"Papa masih berusaha nyalahin aku? Silahkan," ujar Rian pasrah.
Rian berbalik dan ingin pergi dari tempat tersebut secepatnya. Namun, dengan segera Rio menahan bahu adiknya itu. "Kami bakal tinggal satu rumah. Secepatnya."
Fakta tersebut tentu saja mengejutkan Indra. "Kamu serius?"
"Ya. Mommy sendiri yang minta."
Indra menghela napas lelah. "Kenapa selalu ibu kalian itu yang kalian pikirin? Dia bahkan nggak pernah ngurusin kalian. Papa yang ngurusin kalian selama ini. Dan juga, kalian udah punya ibu pengganti sekarang."
Rio menatap ayahnya dingin. Ia sudah mencoba sabar sampai hari ini, namun ternyata sia-sia. "Apa yang Papa maksud dengan ngurusin kami? Kalau yang Papa maksud itu tentang harta, ya, Papa memenuhi kebutuhan kami. Semuanya." Rio menghembuskan napasnya perlahan. "Tapi, apa Papa pernah tanya tentang kabar kami? Kabar aku, yang katanya anak kesayangan Papa? Jawabannya, enggak. Dan untuk posisi Tante Risa sekarang sebagai pendamping Papa, aku dan Rian menghormatinya. Tapi, maaf. Untuk posisi ibuku dan Rian tetap mommy. Emily Alenta."
Indra terdiam. Semua orang di tempat itu terdiam. Rian menatap kakaknya tidak percaya. Ia tidak menyangka bahwa cowok itu bisa mengeluarkan kalimat setegas itu. Ia pikir, Rio selalu patuh dengan perkataan ayahnya. Sedangkan Rio sendiri sudah terlalu lelah dengan perdebatan yang ada di keluarganya. Dan baginya, ini semua harus diakhiri.
Risa berdiri di belakang suaminya. Tidak tahu harus berbuat apa untuk menyudahi pertengakaran anak dan ayah di depannya.
Rio menatap ayahnya. "Kalau gitu, aku dan Rian permisi. Terima kasih buat makan malam ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hananta ✔
Fiksi RemajaHananta Laksita Bahari. Siswi International High School, berumur 17 tahun, memiliki cerita dalam menjalani kehidupan remajanya. Rasa senang dapat memiliki teman-teman yang peduli tidak menjamin semuanya. Ada saja yang membenci dirinya. Belum lagi ma...