Jangan lupa vote🌟
***
Hana sedang bersama Mika dan Via di taman sekolah. Mereka sengaja berkumpul di sana istirahat kali ini karena bosan dengan suasana kantin yang terlalu ramai. Di taman ini banyak tanaman hijau yang dapat menyegarkan pikiran mereka dan ada juga kolam ikan di tengah taman.
Ketika sedang asyik berbincang, ada tiga orang cowok menghampiri mereka. "Hai," sapa salah satu cowok dengan diakhiri sebuah cengiran.
Bukannya menjawab, mereka bertiga mengernyit heran menatap cowok yang baru saja menyapa."Kok nggak dijawab?" dengus cowok tersebut.
"Hai," balas mereka dengan senyuman yang dipaksa.
"Nah gitu, dong." Cowok itu mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. "Hari ini ada party ulang tahun di rumah gue. Dateng ya. Tenang, cuma temen-temen terdekat gue aja kok yang datang."
Hana menerima undangan yang diulurkan kepadanya dan membacanya secara perlahan. "Kok lo ngundang kita bertiga? 'Kan kita bukan temen deket lo?"
Cowok tersebut, Nathan, menggaruk tengkuknya salah tingkah. "Sebenernya, gini... eumm.. gue itu.."
"Suka sama Mika," sahut dua orang teman Nathan, Jeje dan Rian, cepat.
Mika mematung dan membuka mulut di tempatnya. Rasanya dagunya akan menyentuh lantai karena terlalu lebar membuka mulut.
Pelototan tajam gratis diberikan kepada kedua temannya. "Lo ngomong gagap begitu," sahut Jeje saat melihat Nathan akan protes
"Sekalian to the point 'kan enak," lanjut Rian dengan wajah tanpa dosa.
"Enak gundulmu." Nathan melirik ke arah Mika yang kini menundukkan kepala. Ia merasa tidak enak kepada cewek itu.
"Btw, Rio mana?" tanya Jeje kepada Hana menyadari jika mereka berdua sedang tidak berdua.
"Oh. Kayaknya lagi main basket, deh," jawab Hana seraya menunjuk ke arah lapangan basket.
"Masih latihan basket? Ngeyel banget sih suruh jangan capek-capek. Kalau mimisan lagi gimana?" gerutu Jeje kesal dan tangan menyatu di depan dadanya.
Rian mengerutkan keningnya. "Rio mimisan?"
"Lo nggak tau?" tanya Jeje dan Rian menggeleng. "Mending lo telpon di suruh ke sini sekarang."
"Kok nyuruh-nyuruh gue?" Namun, Rian tetap mengeluarkan ponsel dan menghubungi kembarannya itu. Untungnya, Rio segera menjawab panggilan darinya.
Beberapa menit mereka berenam mengobrol, Rio muncul dengan tangan kiri memegang botol minum dan tangan kanan yang sedang mengusap keringatnya dengan handuk.
"Tumben ngumpul-ngumpul gini?" tanya Rio setelah sampai di taman tersebut.
"Yo, ntar dateng ke ulang tahun gue, ya?"
Rio mengernyit. "Lo ulang tahun?"
Nathan mendengus. "Ayam gue ulang tahun. Pake nanya lagi."
Rio terkekeh. "Lo di sini sengaja mau ngundang Mika, 'kan?"
Nathan mendelik menatap Rio. Tidak Rio, tidak Rian sama-sama tidak bisa menyaring perkataan mereka. Lima orang yang ada di sana tertawa melihat ekspresi Nathan dan Mika yang hanya bisa diam di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hananta ✔
Teen FictionHananta Laksita Bahari. Siswi International High School, berumur 17 tahun, memiliki cerita dalam menjalani kehidupan remajanya. Rasa senang dapat memiliki teman-teman yang peduli tidak menjamin semuanya. Ada saja yang membenci dirinya. Belum lagi ma...