Mumpung pengen update lagi, tinggal 5 Bab menuju tamat, ya!😭
####
Pesawat bisa mengubah kesanku pada langit dalam hitungan menit. Baru beberapa menit mengarungi angkasa, mata sudah disapa dengan langit milik pulau atau negara yang beda. Berbeda dengan nuansa bus yang suram ini, belum juga mengubah kesanku pada kota Timika meski sudah 1,5 jam berada di lambungnya. Bagiku, Timika tetap kota yang suram, gelap, basah, becek, dan ... penuh misteri. Perasaanku campur mawut, tapi pria di tepiku ini tetap pada statusnya.
Deep sleep meski bus bernuansa gelap ini berguncang kencang.
Sebenarnya, aku mau dibawa ke mana sih? Sejuta kali aku bertanya, jawabannya sudah jelas. Clearly, Tembagapura itu sejauh apa sih? Jakarta ke Bekasi, or Jakarta ke Pluto? Kuhabiskan waktu dengan tidur, bangun, tidur lagi, bangun lagi, tapi perjalanan ini tak kunjung usai. Aku seperti hendak ke dimensi lain.
Andaikata bisa melihat panorama di balik baja antipeluru ini, mungkin perasaanku sedikit terhibur. Sayangnya, pemandangan baja menempati ¾ kaca bus. Sehingga, ya, gelap dan suram. Bagaimana jalannya, medannya, pemandangannya, nuansanya, semua penuh misteri. Mengacu pada prinsip Tembagapura, sebuah kota eksklusif yang tidak semua orang bisa mendatanginya.
I think I'm special.
"Berapa lama kita akan sampai, Kak?" senggolku pada Ribi dan pria ini hanya mengerjapkan kedua matanya.
Dia melirik jam digital di tangannya. "Almost there, sabar, Sayang ...," geramnya di telingaku. Yah, suara bus ini cukup pekak. Mungkin karena kendaraan ini setengah bus, setengah truk tronton.
Kangmas Suami merem lagi dan membuatku makin bosan. Menengok layar Samsul dan yah ... tak ada jaringan apa pun di sepanjang perjalanan ini. Serius, aku benar-benar ke dimensi lain. Merasakan dari guncangan dalam lambung benda ini, sepertinya aku berada di jalan yang terjal dan menanjak naik di pegunungan. Ditambah dengan kenekatanku melongok ke arah depan dengan sedikit berdiri, benar, ini adalah jalanan terjal pegunungan.
Seram, itu kesanku yang pertama. Ditambah dengan suasana bus yang gelap dan suram, hujan juga tak henti mengguyur semenjak pertama kali menaiki benda ini. Sebenarnya, tak perlu takut karena kami tak sendiri. Di depan sana banyak bus dan mobil gahar milik tambang emas ini. Dan di dalam benda ini pun penuh dengan para pekerja tambang plus aparat bersenjata lengkap.
Antara ngeri-ngeri sedep, ya, sebab dikawal tentara dan polisi bawa senjata. Semakin menegaskan bahwa daerah yang akan kudatangi adalah sebuah tempat yang hanya orang tertentu yang boleh datang. Kalau nggak nikah sama tentara Es Balok macam Ribi mungkin aku nggak akan mengalami pengalaman se-WOW ini. Hm, sabarkan diri sejenak dan menekan rasa penasaran yang hampir meledakkan dada.
Seperti apa sih Tembagapura itu? Sebagus apa kotanya sampai tidak semua orang bisa datang ke sana? Apa tempat itu bisa mengubah kesanku pada kota Timika dan segala kenangannya? Semoga harapanku tak ketinggian gegara Ribi terlalu membuatku penasaran sejak awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Es Balok (TAMAT)
Любовные романыRated: 21+ Please, yang di bawah umur itu jangan baca! Jangan nekat! Saya tdk bertanggung jawab atas risiko yang timbul di kemudian hari. Source Pic Cover: Pinterest Edit by Canva Design by Nayla Salmonella Cover #2 By Kak Niaratika DILARANG PLAGIA...