Part 56 of 59
Enjoy~
######Rumah dinas itu tak rapi lagi. Di ruang tamunya, banyak baju bayi yang baru kering dari jemuran, bertumpuk dan berserakan. Di ruang tengahnya, ada kereta bayi dengan beberapa kain bergelantungan di berbagai sisinya. Di kamar depan, ada tumpukan baju yang belum disetrika. Di dapur tak kalah ramai lagi, penanak nasi dengan sibuknya mematangkan nasi untuk sarapan dan di sebelahnya ada mesin pensteril botol yang sedang bekerja. Beberapa botol susu belum dicuci pun berjejer di sink cuci piring.
Rumah dinas itu tak hening lagi. Banyak suara baru semenjak bayi lahir. Selain tawa riang Bulan yang asyik mengerjai Ribi, sekarang suara oek-oek bayi lebih mendominasi. Suara timangan, nyanyian lagu lembut, atau mungkin Shalawat Nabi digaungkan demi menenangkan tangis si Bayi. Rumah itu perlahan mulai hidup, lahir menjadi tempat baru yang menyenangkan.
Kapten Ribi tak lagi peduli. Sepulang dinas, pemilik balok tiga di pundaknya itu memilih bebersih rumah tanpa banyak komentar. Dia justru kasihan pada Bulan yang tidur di sofa sembari memeluk Air. Wanita cantik itu kelihatan amat letih dan berantakan. Tak ada lagi rambut yang rapi dan aroma tubuh yang wangi, rambut acak-acakan mirip sabut kelapa dan bau ASI adalah pemandangan kesukaan Ribi sekarang. Tidak mengeluh, justru bahagia. Tentara gagah itu semakin mencintai istrinya.
Mungkin asas kerapian rumah dinas seorang Ribi telah rusak semenjak buah cintanya lahir ke dunia dua bulan yang lalu. Ia tak lagi peduli meski rumah berantakan yang penting putranya tidur dengan kenyang dan tenang. Pun dengan sang istri yang tetap menjaga kewarasannya setelah begadang semalaman. Bulan memang sedang di fase yang teramat sibuk, menyusui sang bayi setelah itu memompa kedua buah dadanya hingga kosong. Pasangan itu sedang menikmati momen baru sebagai orang tua.
Altair Akbar Al-Magribi, kesukaan Bulan pada langit diwujudkan dengan memberi nama bayinya dengan "Altair" yang berarti membumbung tinggi/burung. Baby Air, lahir 3 Desember tahun lalu. Sekarang telah berusia 2 bulan dan sedang dalam fase penggemukan diri sendiri sehingga bayi itu lahap menyedot air susu ibunya sepanjang hari dan malam. Bagi Bulan malam adalah siang dan siang tetaplah siang. Bayi yang waktu lahirnya sama dengan sang Papa itu sangat suka minum ASI dan membantu program pengurusan sang Mama setelah melahirkan.
Baby Air lahir saat Bulan dan Ribi mengantar tante "kesayangannya", Bintang, ke bandara Juanda. Saat itu, Bintang hendak pergi ke Jakarta untuk mengikuti tes rekrutmen pramugari INA Air. Yes, dia mendaftar ke maskapai yang pernah dihinanya. Entah harus mengejek atau mengasihani, Bintang tak lolos seleksi karena faktor kesehatan. Dia malah diterima di staf keuangan, di bagian darat. Bukan sebagai pramugari, hanya pekerja di dunia penerbangan.
Bintang yang idola barunya adalah Air itu pun tak putus asa. Dia tetap legowo menerima keputusan hidupnya. Menjadi staf di darat pun tak masalah asal tetap bekerja di urusan udara, pikirnya. Bukan cuma itu, tempat kerjanya di Surabaya memudahkan Bintang untuk bertemu Air sesuka hati. Ya meski harus dapat kejudesan dari bapaknya alias Bapak Ribi yang masih musuhan dengan Bintang. Yang penting mah stok mainan mahal tetap lancar jaya, Bundah.
Kembali ke Baby Air yang kuat mimik ASI-nya itu, Bulan mah hooh saja saat badannya semakin menyusut karena itu modalnya untuk kembali ke dunia penerbangan beberapa bulan yang akan datang. Ya, usia Air sudah 2 bulan, tandanya 10 bulan lagi Bulan harus terbang. Sudah A1 bahwa Bulan tetap akan bekerja selepas melahirkan buah cintanya bersama Ribi itu. Meski berat melepas sang istri, Ribi berusaha legowo sebab kadung termakan omongan. Bahwa ia akan menyokong impian sang istri.
Doa Ribi tetap sama, hati Bulan berubah di menit-menit terakhir saat memandang buah cintanya yang tertidur di pelukan itu. Siapa yang tega meninggalkan si imut bermata bulat dan lesung pipi tampan itu? Bu mertua di Jakarta pun rela datang setiap minggu hanya untuk menjenguk cucu tercinta. Ribi berharap nurani Bulan mengalahkan kesukaannya pada langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah dengan Es Balok (TAMAT)
RomanceRated: 21+ Please, yang di bawah umur itu jangan baca! Jangan nekat! Saya tdk bertanggung jawab atas risiko yang timbul di kemudian hari. Source Pic Cover: Pinterest Edit by Canva Design by Nayla Salmonella Cover #2 By Kak Niaratika DILARANG PLAGIA...