Alia mematut dirinya di cermin. Setelah merasa puas melihat dirinya yang terlihat seksi, Alia tersenyum senang. Menggunakan gaun tidur berwarna hitam yang berbahan lembut, sangat tipis nyaris menerawang semua lekuk tubuhnya.Alia juga menggulung rambutnya dengan asal-asalan hingga memperlihatkan lehernya yang putih mulus dan seksi. Siapa pun yang melihatnya akan merasakan sesuatu aneh. Jika wanita maka akan iri melihat bentuk tubuh Alia yang sangat proporsional dan jika lelaki maka akan tergiur dan sudah bisa dipastikan akan meneguk ludahnya sendiri.
Ting.
Tangan mulus milik Alia mengambil handphone yang ia letakkan di atas tempat tidur. Bibirnya menyunggingkan senyum melihat pesan yang ia dapat entah dari siapa.
Kembali ia berdandan, kali ini ia mengoleskan sedikit make up tipis diwajah ayunya. Agar terlihat lebih segar dan tidak pucat.
Mengoleskan sedikit lip balm dibibir indahnya, membuatnya semakin terlihat cantik."Aku udah cantik, pasti Mas Arga suka liat aku yang kaya gini."
ujarnya sambil mengulum senyum. Kakinya melangkah kearah pintu dan membuka pintu itu.Menuruni anak tangga dan duduk di sofa ruang tamu rumahnya dengan senyum yang masih terukir indah dibibir. Alia bangun dan memilih berdiri di samping sofa saat mendengar suara pintu dibuka dari luar. Jantung Alia terasa berdetak lebih kencang dan berdegup tidak menentu saat seorang pria tampan dengan balutan jas mahal memasuki rumah itu.
Alia menyunggingkan senyuman tipis saat pria itu menatapnya dalam, selanjutnya pria itu melangkah mendekatinya. Alia meremas gemas ujung gaun yang ia pakai karena salah tingkah.
"Mas Arga udah pulang?"
tanyanya, berusaha mengusir rasa canggung dirinya yang ditatap dengan tidak berkedip oleh Arga. Pria itu meneliti Alia mulai dari atas kepala sampai ujung kaki gadis itu."Iya, udah."
jawabnya singkat, pria itu menduduki dirinya pada sofa di sebelah sofa Alia."Mas pasti haus ya? Mau aku buatin minum?" tawar Alia.
Melihat Arga yang diam saja. Gadis itu langsung bangun untuk menyiapkan minuman. Tidak lama, Alia kembali lagi dengan seca teh hangat buatannya untuk Arga. Meletakkan cangkir itu di atas meja lantas Alia kembali
duduk di sofa yang semula ia tempati."Makasih,"
kata Arga,Alia tersenyum dan mengangguk dengan antusias. Ini pertama kalinya ia mendengar pria itu mengucapkan terima kasih pada seseorang. Hatinya menghangat melihat pria di sampingnya itu menegak habis teh hangat buatannya.
"Rara mana?"
tanya Arga sambil matanya menyusuri sekeliling rumah, tapi tidak ada siapapun selain ia dan Alia yang ada di ruang tamu."Rara ada kok Mas, tapi udah tidur,"
jawab Alia dengan tersenyum pada Arga. Arga adalah seorang duda yang mempunyai satu orang anak perempuan, yaitu Rara.Sedangkan Alia adalah istri yang ia nikahi sebulan lalu atas permintaan gadis itu, ya Alia memang masih gadis. Orang tua Arga juga sangat setuju, mengingat Alia adalah gadis yang cantik, tidak. Lebih tepatnya sangat cantik.
"Kamu ngapain masih berdiri di situ?"
ujar Arga yang membuat Alia bingung sendirian mau menjawab apa."Em, ini Mas. Mau tanya Mas mau makan atau mandi dulu? Biar aku siapin semuanya." kata Alia dengan tersenyum ringan.
Arga menatap tak suka padanya. Menghela nafas kasar pria itu menghela nafas dalam dan menghembuskannya dengan kasar.
"Kamu siapin makan malam buat aku aja. Nanti aku mandi sebelum tidur,"
jawab Arga sambil menyesap teh hangat buatan Alia.Meskipun ia tidak mencintai gadis ini tapi ia akan selalu bersikap baik pada gadis yang sangat memujanya itu. Alia memang sangat mencintainya tapi ia tidak.
"Yaudah, aku ke dapur dulu Mas, nanti aku panggil lagi kalo udah selesai ya,"
kata Alia yang diangguki olehnya.Arga menggelengkan kepalanya melihat pakaian yang dikenakan oleh Alia. Terlihat sekali ingin menggoda dirinya. Gaun tidur yang tidak cukup bahan atau mungkin gaun belum jadi.
Alia melangkah menuju dapur. Menyiapkan makan malam untuk sang suami yang sangat ia cintai.
Bibirnya tidak berhenti tersenyum saat menyajikan beberapa masakan pada meja makan."Nggak papa kamu belum lirik aku sebagai istri kamu Mas, tapi setidaknya sikap kamu udah nggak sedingin dulu. Aku yakin suatu saat nanti kata cinta akan terucap dari bibir kamu untuk aku. Yah aku yakin itu,"
gumamnya pelan. Entah apa yang membuat Alia bisa seyakin itu akan perasaannya."Kenapa bengong? Udah siap semua?" tanya Arga uang melihat Alia hanya diam di sisi meja dengan tatapan kosong. Gadis cantik itu tersentak kaget dan menoleh padanya.
"Eh gak papa kok Mas, i-iya udah siap kok," jawab Alia gagap. Ia tersenyum kecil.
"Ini Mas, silahkan duduk. Udah aku taruh kok nasi sama lauknya,"
Alia menyodorkan piring yang sudah ia isi dengan menu kesukaan Arga. Selama sebulan ia menikah dengan duda ini ia jadi tau apa saja kesukaan Arga, dan ternyata pria itu lebih suka masakan rumahan.Arga hanya berdehem dan duduk dengan wajah yang datar. Dalam diam piala itu melahap sampai habis makanan yang sudah disajikan oleh Alia. Sementara Alia juga ikut duduk di kursi yang berhadapan dengan Arga yang dibatasi meja. Ia juga makan dalam diam dan tiada pembicaraan apapun di antara mereka. Hanya suara dentingan sendok dan piring yang kadang beradu menjadi santapan manis bagi indra pendengaran mereka.
"Alia, aku mau bicara serius sama kamu,"
ungkap Arga setelah menyelesaikan makannya. Alia menatap Arga dengan tatapan bertanya.Ia mengerutkan kening. Ini pertama kalinya Arga mengajaknya untuk berbicara dan itu di meja makan.
"Iya Mas ada apa?"
tanya Alia dengan tersenyum lembut dan sangat terlihat tulus."Bagaimana perasaanmu terhadap aku? Aku ini bukan orang yang baik Al," tutur Arga. Ia benar-benar menatap serius pada Alia yang ternyata menatapnya bingung.
"Enggak ada orang yang benar-benar baik Mas? Dan aku juga tau itu. Mengenai perasaanku, aku tetap cinta sama kamu Mas. Aku-"
"Tapi aku selingkuh dari pernikahan kita Al," potong Arga yang membuat kerutan seketika hadir di kening Alia. Ia mengangguk pelan dan menunjukan raut wajah yang sebiasa mungkin.
"Mas Arga kan emang enggak suka dan cinta sama aku jadi wajar kalo Mas selingkuh dari pernikahan kita." ucap Alia dengan wajah sedihnya tapi tetap dengan sedikit senyuman.
"Aku pacaran dengan seorang wanita yang aku cintai sejak dulu Al, meski hubungan kami ini salah." kata Arga dengan tatapan lurus ke depan dan terlihat kosong.
Alia tau, mungkin hanya raga pria itu yang ada di sini tapi tidak dengan hatinya. Sebagai orang yang mencintai Arga, tentu saja hati Alia terasa perih mendengar ucapan pria itu barusan.
![](https://img.wattpad.com/cover/296556023-288-k771194.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan (Tamat)
RomanceAlia harus menahan pahit saat cintanya pada Arga, si duda tampan di awal pernikahan yang hanya bertepuk sebelah tangan. Segala cara ia tempuh agar Arga mau menatapnya sebagai seorang istri dan ternyata usahanya membuahkan hasil.