"Luka Yang Mendalam"

2.3K 231 6
                                    

Khem khem vote and follow dulu terima kasehh!

Follow instagram

@anak_klepon
@jain.alhasan
@aliza_abelia
@farhan.abdullah22
@shofia_alhasan

Selamat membaca~~~

~♥~

Abuya menghampiri fatih dan menyuruh fatih untuk duduk kembali, dengan penuh paksaan fatih duduk bersama abuya.

"kamu mempunyai otak wahai santri?" tanya abuya menatap fatih serius.

"nggih... " fatih tak mau melihat wajah abuya, fatih mengalihkan padangannya ke arah abi dan farhan.

"apakah kau punya akhlak?" tanya buya sekali lagi.

"nggih" fatih hanya diam dan didalam hati nya bersorak karna sudah membuat farhan emosi dan membuat abi dan farhan bertengkar.

"apakah pergi meninggalkan masalah dan tak memperhatikan seseorang yg lebih tua dari mu itu baik atau sopan?" tanya abuya yg mulai meninggikan suaranya.

Darah fatih mulai mendidih ketika mendengar suara abuya meninggi, "saya pergi karna itu urusan mereka dan saya memperhatikan anda atau tidak itu hak saya, lagi pula anda siapa?"

Fatih menjawab pertanyaan abuya dengan enteng dan tak menyadari kesalahannya itu, abi yg mendengar jawaban fatih kembali mengepalkan kedua tangannya.

"katanya santri, mengapa perilaku kamu seperti ini" abuya terus memanas manasi fatih.

Abuya mencoba mengetes fatih dalam hal kesabaran, abuya sebenarnya sudah menduga jika fatih ini memang santri yg kurang ajar.

"sudah abuya... Farhan cape... Biar fatih melakukan apa yg ia mau... " ucap farhan mulai letih.

Shofia menyenderkan kepala farhan pada pundaknya, shofia mengelap darah farhan yg terus mengalir dari sudut bibirnya.

"GUE JUGA SEBENARNYA BENCI AMA LO FARHAN!!!" bentak fatih tiba tiba dan berjalan menghampiri farhan dan shofia.

"lo gausah macam macam dengan istri gue" farhan melihat fatih yg perlahan mendekat ke arah shofia.

Shofia sudah menahan amarah ia sudah sabar dengan fatih mulai tadi, farhan sudah sangat kelelahan, sudut bibir nya juga sudah sangat perih.

Slekkk
Seketika buya kaget ketika fatih mengeluarkan pisau lipat dari kantong baju nya.

Fatih menggesekkan pisau itu pada lengan farhan, perlahan darah segar mengalir dari lengan farhan lebih tepatnya di bekas luka yg hampir dibunuh fatih.

Dengan segeran ali menelpon jefri dan abuya langsung merampas pisau tajam itu. Darah farhan terus mengalir hingga mengenai lengan baju nya dan juga lantai.

Shofia sudah menangis dan menyumbat darah yg keluar dengan khimar panjang nya.

Jefri datang dengan dua ustadz lainnya, dua ustadz itu menyeret fatih untuk keluar. Sedangkan jefri langsung menghampiri farhan yg lengannya sudah penuh dengan darah.

"ummah!! Umi!! " teriak jefri yg kaget melihat darah yg sudah banyak berceceran di lantai.

Ummah yg melihat itu langsung mengambil kotak P3K, ummah menyuruh umi untuk duduk saja dan menangkan dirinya terlebih dahulu.

Ummah segera mengobati luka farhan dan untung saja luka tadi tak terlalu dalam, farhan sempat meringis kesakitan dengan sayatan ditangannya.

Shofia menjadi tak tega dengan farhan, shofia hanya bisa mengelus kepala farhan yg sedang berada dipundaknya.

Abi sudah dibawa ke kamar, ali menghampiri umi yg sedang berada didapur dan jefri pergi menyusul dua ustadz tadi.

Abuya juga ikut menyusul jefri, ummah mengobati lengan farhan dengan hati hati karna farhan selalu meringis kesakitan.

"ummah... Umi ga papa kan? " tanya farhan yg mendapat anggukan dari ummah.

Farhan sudah berhenti meringis karna lukanya sudah diobati tapi tidak dengan luka hatinya yg terus mendalam.

Bisa bisa nya abi mempercayai orang seperti fatih, hati farhan kini hancur berkeping keping.

Farhan hanya bisa memeluk tubuh istrinya itu, hanya istrinya yg bisa meredakan emosi nya itu.

"syukron ummah" farhan berusaha tersenyum pada ummah.

"mau ummah buatin apaa?? " tanya ummah yg mendapat gelengan dari keduanya.

Ummah mengangguk dan tersenyum, ummah meninggalkan dua pasangan itu. Shofia mengajak farhan untuk beristirahat di kamar.

Farhan menidurkan dirinya di kasur, "aa' diminum dulu...  Dikit aja" farhan menerima gelas yg berisi susu yg sedikit hangat itu. 

Farhan menghabiskan setengah gelas dan kembali menidurkan dirinya di kasur, farhan menatap kosong langit langit kamar.

Shofia ikut membaringkan tubuhnya di kasur, shofia membiarkan farhan diam dan tenang dulu.

'luka yg terus mendalam'

'allah selalu memberi ujian pada hambanya'

'tapi ujian kali ini sangat menyakitkan'

'mengapa fatih kembali lagi datang dan menghancurkan semuanya? '

'allah memang akan memberikan ujian terus pada hambanya'

'tapi di ujian kali ini aku seperti tak mampu '

Begitulah batin farhan merenungi kehidupannya, perlahan farhan memejamkan matanya karna rasa kantuk telah menyerangnya.

Shofia sudah terlelap terlebih dahulu, farhan memeluk shofia dengan erat, farhan mencium shofia lama.

Farhan kali ini butuh sandaran untuk menenangkan pikirannya dan untuk mengurangi beban pikirannya.

Shofia sendiri ikut sedih dengan masa lalu farhan, kekurangan kasih sayang, terlalu dikasari, dan terus dikerasi.

Dan itu menjadi alasan farhan menjadi nakal dan hampir terjerumus ke jalan yg salah.

Entah apa yg akan terjadi selanjutnya, farhan hanya ingin keluarganya hidup bahagia dan tenang dunia dan akhirat.

~♥~

Tinggal menghitung beberapa part lagi cerita ini tamat.

Untuk lanjutan cerita ini masih dirahasiakan

Maaf bila ada typo dan cerita kali ini kurang seru.

Kau Datang Dengan Membawa Janjimu [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang