TYPO BERTEBARAN!!
~ArGatha~
HAPPY READING
•
•
•
•
•
•
•
•Agatha itu ibaratkan bintang yang datang untuk menerangi malam. Makanya dia datang untuk menemani Arga- Vero ganteng
Mereka berkumpul di kantin untuk mengisi perut masing-masing. Kini mereka tengah menunggu pesanan. Arga duduk tepat di samping Agatha pandangannya tak lepas dari wajah gadis itu.
Manda yang heran terhadap perubahan Arga pun merasa aneh. Arga berbanding berbeda dengan Arga yang dulu. Apakah Arga sudah mulai menyukai gadis di sampingnya?
"Bentar, deh. Kok, ada yang beda ya sekarang." Zeta ikut merasakan apa yang dirasakan Manda. Semuanya juga merasa aneh atas perubahan sikap Arga.
Arga mengalihkan pandangannya dari Agatha. "Maksud lo gue? Perasaan gue biasa-biasa aja deh."
"Ini seriusan lo? Gila beda banget," ucap Andra.
"Apa yang salah sama gue?"
"Siapa lagi kalau bukan Agatha. Iya, gak, Ro." Ezra menaik turunkan alisnya menyebut nama Vero.
"Agatha itu ibaratkan bintang yang datang untuk menerangi malam. Makanya dia datang untuk menemani Arga. Iya, kan, Tha. Coba aja kalau gak ada lo, pasti dia gak bakalan ketemu jati dirinya yang sebenarnya," ujar Vero.
Pletak!
Ezra menggeplak kepala Vero. "Belajar dari mana lo kata-kata puitis kayak gitu."
"Dari lo lah."
"Sejak kapan gue ajarin lo?"
"Sejak lo jadi buaya darat."
"Bisa diam gak lo berdua!" timpal Kia yang sedari tadi hanya memainkan ponselnya, telinganya sangat panas mendengar perdebatan Ezra dan Vero.
"Enggak," jawab mereka berdua kompak.
Kia memutar bola matanya malas. "Sekali lagi gue dengar suara lo berdua. Gue tumpahin cabe ini dimulut kalian. Biar tau rasa. Punya mulut serasa mulut cewek. Banyak bacot!" Kia mengambil cabe di atas meja seakan akan ingin menumpahkan cabe itu di mulut Vero dan Ezra. Entah kenapa moodnya sekarang sedang tidak baik bahkan Vero yang biasanya ia puji ganteng membuatnya kesal.
"Lo kenapa, sih? Marah-marah mulu dari tadi. PMS, ya?" tanya Andra.
"Kalau iya kenapa?"
"Buset, galak amat. Mak gue pms gak gini-gini amat, dah," ucap Andra.
"Gue ama Mak lo beda."
"Sama aja. Sama-sama perempuan, kok."
Kia menghela nafasnya ia lebih memilih diam. Ketiga cowok ini berhasil membuatnya ingin menghilang. Apa lagi ia tengah menahan perutnya yang nyeri.
Tak lama setelah itu, makanan yang mereka pesan akhirnya tiba. Mereka mulai melahap makanan masing-masing. Agatha merasa terganggu karena Arga yang terus menatapnya tanpa henti. Makanannya pun belum ia sentuh.
"Kak, kalo gak mau dimakan biar gue aja yang makan," ucap Agatha.
Arga menebarkan senyumnya lalu menyodorkan mangkuknya pada Agatha. "Yaudah makan, nih. Biar lo makin gendut."
"Beneran?" tanya Agatha memastikan.
Arga menganggukkan kepalanya. "Asal jangan mangkuknya yang lo makan."
perkataan Arga sukses membuat Agatha memelotot.
"Ga! kasian cewek lo. Masa dia harus makan semuanya, tega bener lo." ucap Ezra melihat Agatha melahap dua mangkuk bakso.
"Gini doang mah cewek gue juga bisa."
Ezra dan yang lainya dibuat menganga oleh ucapan Arga. Bagaimana bisa seorang cewek dengan postur tubuh yang kecil mampu menghabiskan dua mangkuk bakso.
Agatha manahan senyumnya mendengar Arga menyebutnya seperti tadi. Baginya dua mangkuk bakso ini sangat mudah untuk dihabiskan.
Arga membelai puncak kepala Agatha dengan tulus. Gadis yang menarik perhatiannya itu berhasil membuat hatinya luluh.
"Perhatian semuanya!" teriak Farhan selaku ketua osis. Ia berdiri di tengah-tengah kantin sambil memegang sebuah buku tulis dikelilingi beberapa osis
"Berisik banget lo, orang lagi makan!" teriak Alvin.
"Bentar doang aelah," balas Farhan menatap Alvin sinis.
"Jadi, gini, gue mau sampaikan sesuatu buat kalian. Gue gak bisa sampaikan lewat mading karena ini mendadak banget."
"lewat mic kan bisa!" teriak Alvin lagi.
"Banyak bacot lo. Gue yang ketos, lo yang sewot."
Alvin memutar bola matanya malas dan kembali melanjutkan melahap makanannya. Membiarkan Farhan menyampaikan sesuatu yang entah apa.
Farhan naik ke atas kursi agar semua siswa dan siswi bisa melihatnya. "Berhubung kelas dua belas sebentar lagi mau ujian. Jadwal untuk lomba dan ujian bertabrakan banget. Dan gak bisa diundur, jadi, gue mau yang udah dipilih sama guru masing-masing gue harap kalian besok sore datang semuanya. Terutama yang terpilih olimpiade."
"Emang kapan lombanya?" Tanya Andra.
"Lima hari lagi, waktu latihan kalian gak lama dan setelah itu kalian di berikan waktu istirahat cuman tiga hari terus lanjut ujian, deh."
Manda mengangkat tangannya. "Berarti kelas sepuluh sama sebelas libur, dong?" Tanya Manda.
"Iya libur. Menang banyak lo semua," ucap Farhan sinis.
"Yes... LIBURRRRRR!" teriak mereka kompak tak terkecuali kelas dua belas yang akan mulai fokus belajar untuk persiapan ujian nanti.
"Kita harus membawa nama baik sekolah. Jangan lupa kasih tau teman-teman yang lain. Oke!"
"Oke." seentaro kantin sontak menjawab dengan kompak.
...
Sore ini Arga berniat pergi ke suatu tempat setelah mengantarkan Agatha pulang. Tak lupa ia membeli bunga mawar putih yang sudah didekor dengan indah.
Ia melangkahkan kakinya, sekelilinnya dipenuhi batu nisan. Ya, Arga berada di pemakan. Ia berhenti tepat di batu nisan yang bertulisan Alura abigail Adriana.
Arga berlutut seraya menaruh bunga yang ia beli di atas makam seorang gadis tersebut, ia mengusap batu nisan itu dengan tulus.
"Hai, Alura. Apa kabar?"
"Maaf, ya. Aku baru bisa datang sekarang. Aku baru bisa tepatin janji untuk ketemu kamu. Mungkin kata maaf pun ga cukup buat kamu setelah apa yang terjadi." Arga masih setia mengusap batu nisan Alura. Tanpa sadar satu tetes air mata turun melintasi pipinya.
...
![](https://img.wattpad.com/cover/256149288-288-k781824.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar'Gatha (selesai✔)
Teen FictionIni tentang Arga. Arga Reyhan Alaska Dirgantara. si cowok terdingin di SMA Nasional Bangsa. Salah satu cowo terpopuler yang di kagumi semua orang. Banyak perempuan yang menyukai dirinya, tetapi tidak satu pun yang berani mendekatinnya. Ini juga ten...