50. Ar'Gatha.

687 23 0
                                    

TYPO BERTEBARAN!!

~ArGatha~

HAPPY READING








Arga berjalan beriringan bersama para sahabatnya dengan Nara yang selalu mengintil di sampingnya. Ezra berdecak kesal sebab Nara yang tidak bisa diam.

"Lo bisa diam gak, sih?!" ucap Ezra.

"Enggak."

"Suara lo melebihi toa masjid tau gak. Berisik banget."

"Kalau gak suka ya tinggal pergi. Susah amat hidup lo," balas Nara sinis.

"Oke! Gue pergi."

Ezra pergi diikuti Alvin, mereka berdua berjalan ke arah Agatha dan kawan-kawan. Alvin ingin menghampiri Zeta karena sedari tadi mereka tidak saling bertegur.

"Kia, kita gabung sama lo, ya, tenang aja gue gak bakalan ganggu," ucap Ezra yang kini berdiri di samping Kia.

Kia mengangguk menjawab.

"Yang," panggil Alvin sambil merangkul bahu Zeta.

"Yang, yang, yang, pala lo peyang," cibir Ezra. "belum waktunya ngebucin! Tau tempat dong."

"Dih, terserah gue lah, pacar-pacar gue,"  balas Alvin semakin menunjukkan kemesraannya di depan Ezra.

"Cewek banyak, Zra. Gebet aja apa susahnya, sih? Itu, kan, hobi lo," celetuk Reygan yang berjalan di samping Agatha.

"Pensiun gue," jawab Ezra berhasil membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak.

"Elo? Pensiun? Kaga percaya gue," ucap Kia sambil menabok bahu Ezra dengan tawanya yang menggelegar.

"Ck, giliran kayak gini aja gak ada yang percaya," kesal Ezra seraya bersedekap dada.

"Iya, iya, percaya," ucap Agatha.

Beberapa saat setelah bercanda ria, Ezra menyadari keberadaan Aril, ia langsung pindah tempat ke samping Alvin. Lalu ia membisikkan sesuatu, "ada adek lo, tuh. Tegur napa. Udahlah, jangan gengsi, gue tau lo sayang sama dia. Meski dia adek tiri lo."

Alvin menoleh ke belakang melihat Aril yang berjalan di belakang mereka. "Yang, tunggu bentar, ya," bisiknya di telinga Zeta.

"Iya."

Aril melirik Alvin yang berada tepat di sebelahnya namun, ia hanya diam sementara Alvin bingung harus berkata apa kepada adek tirinya itu.

"Gimana keadaan lo?" tanya Alvin basa-basi.

"To the point aja," ucap Aril.

Alvin mendengus kesal. "Aelah, jawab dulu pertanyaan gue."

"Baik."

Alvin diam sejenak memikirkan apa yang ingin ia sampaikan. Ia bingung harus dari mana memulainya. Rasanya canggung jika berbicara langsung kepada Aril dengan situasi seperti ini.

"Gue minta maaf," ucap Alvin.

Ini pertama kalinya Alvin mengucapkan maaf kepada Aril setelah sekian lamanya mereka tidak saling menegur.

Dulu, mereka bersahabat tetapi setelah mengetahui fakta bahwa Ayah Aril akan menikahi Ibu Alvin. Tak ada lagi kata persahabatan diantara mereka semuanya hancur begitu saja.

"Untuk apa?"

"Untuk semuanya. Gue tau, gue keras kepala sampai tega ngelarang lo tinggal bareng gue. Maafin gue, ya."

Ar'Gatha (selesai✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang