24. Ar'Gatha

710 31 1
                                    

TYPO BERTEBARAN!!

~ArGatha~

HAPPY READING








Hahahaha... gila nih cewek. Halunya tinggi banget. Emang jaemin tahu lo hidup? Enggak, kan? Kasihan banget, deh. Halu kok sama yang gak ada di depan mata, Sini pacaran sama gue yang ada tepat di depan mata lo - Andra anak jahil.

Cahaya matahari pagi menyilaukan mata Arga. Alaram ponselnya pun sudah lama berbunyi, membuat terlinganya berdengung. Tangannya mencari ponsel, lalu mematikan alaram tersebut. Ia bangun dari tempat tidurnya, bersiap-siap berangkat sekolah.

Setelah lima belas menit, Arga turun untuk menghampiri Bundanya dan Adeknya. Ia duduk di samping Keyra yang tengah melahap makanannya. Arga tersenyum kecil mencium pipi mungil Keyra.

"Morning," sapa Arga.

"Morning, Abang."

"Morning, Sayang."

"Itu Bunda udah siapin roti untuk kamu. Makan dulu," ucap Dian sambil menuangkan segelas susu untuk Keyra. Arga menurut ia mengambil roti berisi selai coklat itu lalu melahapnya sampai tuntas.

Arga beranjak dari duduknya menghampiri Bundanya. "Bunda, Keyra. Arga berangkat ke sekolah, ya," ucapnya mencium pipi Bundanya dan Keyra bergantian.

...

Hari ini mata pelajaran pertama dikelas Agatha adalah olahraga. Semuanya berkumpul di tengah lapangan menunggu kedatangan sang guru. Kia berharap awan akan mendung tetapi, harapannya musnah begitu saja ketika melihat teriknya matahari. Ia membenci pelajaran olahraga. Dari SD hingga SMA, materinya sama saja tidak pernah berubah.

"Ini Pak Edi mana, sih? Lumutan gue berdiri di sini terus," Keluh Kia. Belum apa-apa, keringat sudah bercucuran di pelipisnya,

"Sia-sia gue perawatan dari awal." Lenda mengusap kulitnya yang mulai gelap karena sinar matahari.

"Aelah, gitu doang pada ngeluh," celetuk Zeta.

Kia mendengus kesal. "Lo gak liat apa? Mataharinya panas banget."

"Iyalah panas, siapa bilang matahari dingin? Gak jelas lo. Kalau gak mau olahraga, yaudah sana balik lagi ke kelas atau lo pura-pura sakit sekalian," sahut Andra teman satu kelasnya. Andra juga siswa dengan segala kejahilannya.

"Lo lagi, Lo lagi. Ngapain nyaut-nyaut segala."

"Mulut-mulut gue, terserah guelah. Emang lo siapa ngelarang-ngelarang gue? Pacar juga bukan."

"Amit-amit gue pacaran sama lo. Lebih baik gue pacaran sama Jaemin dari pada sama lo. Najis." cibir Kia.

"Hahahaha... gila nih cewek. Halunya tinggi banget. Emang jaemin tahu lo hidup? Enggak, kan? Kasihan banget, deh," ledek Andra. "halu kok sama yang gak ada di depan mata, sini pacaran sama gue yang ada tepat di depan mata lo," lanjutnya sambil tertawa terbahak-bahak membuta teman-teman lainnya pun ikut menertawakan Kia.

"GAK BAKALAN MAU GUE, PACARAN SAMA PANTAT KUDA KAYAK LO!"

"Udah-udah, Tuh, Pak Edi dateng." Manda melerai perdebatan mereka dan menunjuk Pak Edi yang berjalan menghampiri mereka semua. Pak Edi tidak sendiri. Melainkan berjalan bersama murid dari kelas lain.

"Berbaris sekarang!" titah Pak Edi. Mereka semua berbaris sesuai perintahnya. Tak terkecuali lima siswa yang berada di sampingnya.

"Anak-anak, hari ini, materi kita adalah bola basket. Ekskul basket akan mengajari kalian. Bapak tidak bisa ajar kalian satu persatu. Jumlah kalian cukup banyak, jadi, Bapak memanggil mereka untuk mengajar kalian semua." 

Ar'Gatha (selesai✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang