27. Ar'Gatha

727 35 0
                                    

TYPO BERTEBARAN!!

~ArGatha~

HAPPY READING








Arga menunggu Agatha di depan rumahnya, sesuai ucapannya semalam, ia akan menjemput Agatha untuk berangkat ke sekolah bersama. Agatha sama sekali tidak mengetahui jika Arga sudah menunggunya dari tadi.

"Loh, Arga. Udah dari tadi? Sory, sory." Agatha berlari menghampiri Arga.

Arga menganggukkan kepalanya menjawab. Tangannya terulur membersihkan coklat disudut bibir Agatha. Gadis itu membeku layaknya patung. Ia ingin sekali berteriak karena perlakuan Arga yang tiba-tiba berubah.

"Makan, tuh, yang benar, jangan kayak anak kecil," ucapnya setelah membersihkan coklat disudut bibir Agatha. Ia mengambil helm dan ia pakaikan di kepala Agatha. 

"Buruan naik," titah Arga yang sudah duduk duluan di atas motor.

Seperti biasa, Agatha naik di bantu bahu Arga. Setelah di pastikan Agatha duduk, Arga menarik tangan Agatha dan dia taruh dipinggangnya. Jujur saja Agatha sangat bahagia melihat perubahan dari Arga.

"Lo kenapa? Diam mulu?" tanya Arga.

"Enggak kenapa-kenapa," jawab Agatha menahan senyumnya.

"Pegang yang erat."

Agatha menganggukkan kepalanya menjawab.

Tak berselang lama, mereka berdua sampai di parkiran sekolah, Arga memparkirkan motornya di tempat biasa. Semua perhatian tertuju kepada mereka berdua. Bagaimana tidak, Agatha memeluk pinggang Arga.

Lalu Agatha turun dari motor Arga. Saat Agatha ingin membuka helm, tangan Arga langsung mengambil alih membuka helmnya.

"Malu, banyak yang liatin," ucap Agatha.

"Ngapain malu? Gak usah pikirin apa kata orang, Enggak penting."

"Ayo, gue anter ke kelas," lanjut Arga setelah menyimpan helm mereka berdua.

Agatha menggelengkan kepalanya. "Gak usah, gue bisa sendiri, kok."

"Gue gak terima penolakan." Arga menarik tangan Agatha.

Mereka berdua berjalan di koridor dengan Arga yang menggenggam tangan Agatha. Agatha malu, ia terus menundukkan kepalanya, semua pasang mata tertuju padanya. Kali pertama melihat Arga menggenggam tangan seorang cewek.

Bruk

Tak sengaja Agatha menabrak seseorang. "Sory, sory. Gue gak sengaja."

"Gak apa-apa," ucapnya.

"Lo anak baru, ya? Kenalin, gue Nara." cewek bernama Nara itu mengulurkan tangannya. 

"Gue Agat—" saat Agatha ingin menjabat tangannya, tiba tiba saja Arga menahannya. Ia menatap Nara tajam. Seakan-akan ingin menerkamnya.

"Lo ke kelas duluan, sory, gue cuma bisa anter lo sampai sini," ucap Arga. 

Aneh, setelah kedatangan Nara, raut wajah Arga berubah drastis yang tadinya senyum berubah menjadi datar

Agatha mengernyitkan keningnya. "Kenapa?"

Arga mengacak-ngacak rambut Agatha. "Gak usah banyak nanya, buruan sana masuk, nanti istirahat gue ke kelas lo."

"Jangan di acak-acak." kesal Agatha dan kembali merapikan rambutnya.

Arga tersenyum sambil membantu Agatha merapikan kembali rambutnya. "Sana ke kelas."

Agatha langsung pergi meninggalkan Arga sesuai keinginanya.

"Kenapa? Lo takut, ya?" Nara tersenyum penuh kemenangan.

Arga menatap tajam Nara. Cewek yang selama ini membencinya. Entah kenapa gadis itu selalu saja mengganggu urusannya. Hanya padanya, Arga tidak melawan. Tapi, untuk saat ini, Arga sudah tidak peduli lagi. Persetan sama semua hal yang selalu menghantui pikirannya. Ia tidak akan diam lagi. Meski masih ada rasa penyesalan.

"Lo udah berani, ya, sekarang," ucap Nara tajam.

"Kenapa harus takut?" 

Nara tersenyum penuh kebencian. "Inget! Gue ga akan puas, sebelum lo rasain apa yang gue rasain. Kehilangan seseorang yang berharga dalam hidup gue," ucapnya pelan agar tidak ada satupun murid yang mendengarnya.

Arga diam beberapa saat lalu berkata, "Terus, mau lo apa?! Lo gak cape balas dendam sama gue. Iya, gue tau, gue salah, tapi,  ini gak sepenuhnya salah gue. Dan lo hanya belain dia yang jelas-jelas juga salah. Kenapa dia gak dateng? Dan kenapa malah nyuruh gue yang datang?!"

Akhirnya Arga berani membantah. Sudah cukup dia diam. Ini saatnya kembali menata kehidupan sesungguhnya. Kehadiran Agatha membuatnya berani untuk buka suara setelah sekian lama bungkam dan tidak berani untuk melawan.

Nara tersentak mendengar semua ucapan yang keluar dari mulut Arga. Arga yang dingin, cuek, langsung berubah seratus persen. Nara dibuat mati kutu namun, ucapan Arga sama sekali tidak ia hiraukan. Dia akan tetap membalaskan dendamnya.

"Gue pastikan hidup lo akan berantakan," ucapnya berlalu meninggalkan Arga.

Arga menatap kepergian Nara. "Sekeras apa pun usaha lo, gue gak akan tinggal diam. Gue gak mau lo nyakitin orang-orang di sekitar gue," monolognya.

...

Bel pertanda istirahat menggema, membuat siswa dan siswi bersorak gembira. Begitu pun Agatha. Ia hendak pergi ke kantin bersama keempat sahabatnya. Langkahnya terhenti saat matanya mendapatkan Arga beserta teman-temannya menunggu di depan pintu kelas.

"Loh? Ngapain kalian semua berdiri di situ?" tanya Lenda.

"Teman kita lagi nungguin calon pacarnya. Sebagai sahabat yang baik kita harus setia menemani, dong," jawab Ezra.

"Siapa?" tanya Kia.

"Noh, si Arga. Dia lagi nungguin Agatha."

Seketika Manda dkk memelotot. "ARGA?" ucap mereka kompak.

Arga menyunggingkan senyumnya. "Ke kantin bareng, mau gak?"

"Boleh! Boleh banget, Kak. Ayo ke kantin bareng." Bukan. Bukan Agatha yang menjawab melainkan Kia.

"Dih, orang Arga ngajak Agatha, bukan ngajak lo," timpal Ezra.

"Banyak bacot lu kunyuk," balas Kia.

"Woyy! minggir napa, gue mau ke kantin, nih," teriak Andra.

Agatha dan yang lainnya menengok ke belakang, mendapatkan Andra berdiri sambil berkacak pinggang. Mereka memberikan jalan untuk cowok itu.

Kia memutar bola matanya malas. Melihat Andra dan Ezra hanya merusak moodnya saja. "Lewat, lewat aja kali, gak usah pake teriak segala. Dasar pantat kuda, muka pasaran. Sama aja lo kayak si kunyuk."

"Heh! Kaleng rombeng. Gak sadar diri lo? Lo kali yang mukanya pas-passan. Buktinya sampai sekarang lo belum punya pacar," ucap Ezra.

"Kasian banget hidup lo. Makanya tu mulut di kontrol,"ucap Andra.

"Mau ribut, apa mau ke kantin?" potong Arga.

Mereka menoleh. "Ke kantin," jawab mereka kompak.

"Andra, lo mau gabung bareng kita?" tanya Alvin.

Mata Andra berbinar. "Emang boleh?" 

"Alah banyak tanya lo. Buruan." Ezra merangkul bahu Andra mereka berjalan terlebih dahulu diikuti yang lainnya.

...

Ar'Gatha (selesai✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang