37. Ar'Gatha

625 26 0
                                    

TYPO BERTEBARAN!!

~ArGatha~

HAPPY READING









Setelah makan malam, Arga ingin mengantar Agatha pulang kembali ke rumahnya. Dian tidak bisa menemani Agatha sampai di depan rumah karena Keyra yang rewel minta ditemani tidur.

Saat Agatha hendek keluar tiba-tiba saja Arga tidak sengaja menyenggol lengan Agatha.

Sektika Agatha meringis kesakitan. "Aww, sakit."

"Sory, sory. Gue gak sengaja." Arga menyentuh lengan Agatha. Namun, ia merasa ada yang janggal.

Arga mengusap lengan Agatha dengan lembut. Lalu, ia menggulung jaket Agatha menampakkan luka Agatha yang sudah diperban namun, masih ada noda darah.

"Ini kenapa?" Tanya Arga khawatir.

Agatha mulai gelagapan, tidak tahu harus menjawab apa.

"T-tadi jatuh," jawab Agatha ragu-ragu. Ia berusaha menyembunyikan lukanya namun, usahanya sia-sia.

"Ikut gue." Arga menarik Agatha untuk duduk disofa ruang tamu sementara itu, dia bergegas mencari kotak P3K.

"Gak usah, Ga. Ini gak apa-apa, kok," ujar Agatha.

"Gak apa-apa gimana?! Sakit gitu lo bilang gak apa-apa!" ucap Arga seraya membawa kotak berwarna putih dan duduk di samping Agatha.

Ia mulai membuka perban Agatha mengobati luka itu dengan telaten.

Agatha diam memandangi wajah Arga yang sibuk sama aktivitasnya.

"Kenapa bisa sampai jatuh?!"

"Tadi gue lagi naik sepeda, terus tiba-tiba ada yang serempet gue padahal jalanan luas banget. Sengaja deh kayaknya," jawab Agatha jujur.

"Tangan lo doang yang luka?"

Agatha menggelengkan kepalanya meski Arga tidak melihatnya. "Kaki sama tangan doang, sih," jawan Agatha dengan entengnya.

Arga mendongak, mengernyitkan keningnya. " Doang lo bilang?"

"Iya, emang kenapa? Gak terlalu sakit sakit amat, kok."

"Tetap aja kalau disenggol sakit juga, kan," balas Arga kemudian kembali pada aktivitasnya.

Selesai dengan tangan Agatha ia berlutut untuk mengobati kaki Agatha. Arga sedikit menggulung ujung celana Agatha. Saat ini, Agatha memakai celana kulot mempermudah Arga menggulungnya.

"Siapa, sih, yang berani serempet lo kayak gini?"

"Awas aja kalau samapi ketemu, gue pelintir lehernya," lanjutnya.

"Patah, dong?" ucap Agatha dengan polos.

"Ya, iyalah patah, bodoh banget, sih, lo" ucapnya lalu membereskan kotak P3K itu setelah mengobati lukanya namun, terhenti saat Agatha menahan tangannya.

"Makasih, ya." Sebuah senyuman terlukis diwajah keduanya. Arga mengangguk lalu mengusap puncak kepala Agatha dan menyimpan kembali kotak itu ke tempatnya.

"Ayo, bisa jalan gak?" tanya Arga.

"Bisalah, gini doang mah gampang." Agatha mencoba berdiri dengan susah payah. Berhasil. meski masih terasa sakit

"Bisa pala lo, kalau luka ya pasti sakit." Arga memapah Agatha, membantu cewek itu berjalan.

"Napa, sih. Marah-marah mulu dari tadi."

Ar'Gatha (selesai✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang