41. Ar'Gatha

538 25 1
                                    

TYPO BERTEBARAN!!

~ ArGatha ~

HAPPY READING








Arga masih merasa kesal. Harga dirinya hancur seketika di depan cewek yang dia sayangi. Agatha pun tidak menyangka Arga memebeli boneka itu seharga lightstick miliknya.

"Udah, dong. Jangan marah," bujuk Agatha.

"Siapa yang marah, gue cuma kesel," cibir Arga.

Agatha terkekeh. "Gak ada bedanya, kesal sama marah tetap sama."

"Bagi gue beda!"

"Marah-marah mulu deh. Ini, kan, bonekanya udah ada," ucapnya sambil memperlihatkan kedua boneka itu pada Arga.

"Bonekanya ada karena gue beli. Seharusnya gue bisa menangin permainan itu biar lo seneng."

sebuah senyum terulas dibibir Agatha."Ya, ampun, Kak. Perjuangan Kakak tadi udah bikin gue seneng, loh."

"Berapa kali sih gue bilang sama lo? Jangan panggil gue, Kak. Lo-gue aja."

"Iya, iya, Lo-gue."

Hatinya menghangat saat mendengar ucapan Agatha. Di lain sisi ia terus memikirkan cara untuk mengatasi semuanya. Ia benar-benar bingung sekarang.

Senyum lo itu obat sekaligus luka bagi gue. Lo bisa hancur dalam satu waktu dan gue gak mau itu terjadi. Bagaimana nanti kalau lo udah tau semuanya? Apa nanti lo bakal jauhin gue? Tapi, lebih baik gue yang jauhin lo dari pada lo tau semuanya.

"Kita naik bianglala, yuk," ajak Agatha penuh semangat. Ia dari tadi sangat ingin menaiki wahana itu.

"Tunggu." Arga mengambil sebuah kalung dari saku jaketnya. Dengan ukiran nama yang bertuliskan Ar'Gatha. Singkatan dari nama mereka berdua yang ia pesan khusus untuk Agatha.

"Ini buat lo." Arga hendak memasangkannya dileher Agatha namun, Agatha menahan tangannya.

"Gue boleh minta satu permintaan gak?"

Arga mengangkat sebelah alisnya. "Apa?"

"Gue mau lo pasangin kalung itu saat kita berada tepat di ketinggian paling atas." Ia menunjuk wahana bianglala itu.

Arga dengan senang hati menganggukkan kepalanya lalu mereka berjalan dan menaiki bianglala tersebut setelah membeli tiket.

Agatha tak henti-henti mengembangkan senyumnya. Malam ini adalah malam terindah yang tidak akan pernah dia lupakan sampai kapanpun.

"Tau gak—"

"Gak tau," potong Arga

"Ishh... gue belum selesai ngomong."

Arga terkekeh. "Iya, sory."

Agatha menarik nafasnya sebelum berkata, "dulu gue berharap, saat nanti gue punya pacar gue mau dia ngajak main ke pasar malam, pasti bakalan seru," lanjutnya sambil melihat pemandangan yang begitu indah.

"Berarti sekarang lo pacar gue dong?"

Agatha seketika menatap Arga. "Apaan, sih. Ya enggaklah. Nembak aja belum."

"Nanti, deh, jangan sekarang. Jelek amat nembak cewek di bianglala. Gak ada romantis-romantisnya."

"Bagi gue ini romantis tau."

"Bagi gue enggak," balas Arga.

Agatha langsung menatap sinis Arga dan mengalihkan pandanganya. Dasar cowok gak peka

Ar'Gatha (selesai✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang