31. Ar'Gatha

622 28 0
                                    

TYPO BERTEBARAN!!

~ArGatha~

HAPPY  READING









Lapangan sangat ramai oleh siswa dan siswi dari sekolah lain. Hari ini adalah hari di mana lomba olimpiade akan diadakan. Zeta sibuk memahami setiap materi yang sudah ia pelajari. Tak lama setelah itu ada seseorang yang duduk di sampingnya dan memberikan satu botol minuman.

"Nih, di minum dulu, biar lo ga tegang," ucap Alvin, Zeta langsung meraihnya dan meneguk minumnya.

Alvin mengembangkan senyumnya. "Jangan takut. Gue yakin, lo pasti bisa, dari dulu, kan, lo pinter."

Zeta menolah mengerutkan keningnya bingung. "Bisa aja lo, tumben sendirian, teman-teman lo mana?"

"Di kantin," jawab Alvin.

Zeta menganggukan kepalanya dan kembali fokus sama materinya. Sejujurnya ia sangat tegang menghadapi  olimpiade ini.

"Ta, kalau lo takut, ingat aja kalau lo lagi ada di pantai sambil menikmati matahari terbenam. Gue yakin lo pasti ngerasa nyaman."

Zeta mengerutkan keningnya merasa ada yang janggal.  "Kok, lo—"

Terpampang senyum di wajah Alvin. "Gue tau, kok, siapa lo sebenarnya. Maaf, ya, gara-gara gue lo nunggu lama. Oh, iya, kalau lo menang, nanti gue bakal cerita semuanya," ucap Alvin beranjak dari duduknya.

"Semangat, Tata." Alvin membelai puncak kepala Zeta dan berlalu meninggalkan gadis cantik itu dengan senyum yang terukir diwajahnya.

"Tata? Tau dari mana dia?" Zeta kebingungan. Apa Alvin sudah menyadari siapa Zeta sebenarnya.

"Cieee, yang senyum-senyum sendiri," goda Agatha. Dari tadi ia dan ketiga temannya memperhatikan Zeta dan Alvin yang tengah berbincang.

"Ngomongin apa, tuh. Sampai Kak Alvin elus-elus kepala lo. Apa jangan-jangan kalian pacaran diam-diam, ya?" Tanya Kia semakin menggoda Zeta. Pipi Zeta langsung memerah seperti tomat.

"Cieee... pipinya merah. Tenang aja, Ta, kita dukung lo, kok," ucap Agatha dan langsung memeluk Zeta.

"Ketua geng kita dah jatuh cinta yakkk. Senang banget gue, akhirnya sahabat gua laku juga," ujar Manda.

"Jangan digodain mulu anak orang nanti ga fokus sama lombanya. Iya gak, Ta." Lenda ikut menggoda Zeta sambil menaik turunkan alisnya.

"Udah-udah, gue mau ke aula, bentar lagi lombanya dimulai," ucap Zeta yang kini meninggalkan teman-temannya. Ia malu jika harus berlama-lama bersama mereka

"Gitu, tuh, kalau lagi kasmaran," ucap Kia.

"Eh, Tha. Lo tadi di panggil Kak Arga di ruang musik. Katanya mau latihan nyanyi," tukas Manda.

Agatha menolah dan menganggukkan kepalanya. "Yaudah, gue pergi dulu," pamitnya, ia takut Arga menunggunya lama.

"Punya teman yang sama-sama jatuh cinta beda banget, ya. Gue jadi pengen," gumam Lenda pelan.

"Noh sama si kunyuk, dijamin hari- hari lo makin buruk," ucap Kia.

...

Setelah beberapa saat, Zeta keluar dari ruang aula bersama semua peserta yang mengikut lomba dan juga beberapa murid yang menonton. Ia mendengus kesal sebeb mendapatkan pesan dari para sahabatnya untuk segera ke kantin. Yap. Agatha dkk meninggalkan Zeta di menit-menit terakhir ketika lomba usai. Namun saat melangkahkan kakinya, seseorang sudah lebih dulu mencengkal lengannya.

"Ikut gue, yuk."

"Kemana?" Tanya Zeta.

"Kehatimu," jawabnya.

"Kak Alvin! Gue serius."

"Pengen banget, ya, gue seriusin," goda Alvin

Detik itu juga pipi Zeta berubah menjadi merah merona. Ucapan Alvin sukses membuatnya salah tingkah lantas ia menoleh ke arah lain.

"Cie... cie.. pipinya merah. Salting, ya." Alvin menoel-noel pipi Zeta.

Zeta langsung menghempaskan tangan Alvin dari pipinya. "Apaan, sih, lo. Pipi gue terlalu mahal untuk disentuh sama lo." sesungguhnya di dalam hati, Zeta berteriak menahan kegembiraannya saat ini.

"Bentar lagi pengumuman, loh," ucap Alvin.

"Baru juga keluar, udah pengumuman aja," balas Zeta.

"Tata, lo itu masih sama aja, ya. Gak pernah berubah-berubah," ucap Alvin mencubit pelan pipi Zeta tidak peduli dengan larangan Zeta tadi.

"Sadarnya baru sekarang lo. Kemarin-kemarin kemana aja?" gumam Zeta pelan yang masih terdengar oleh Alvin

"Ya, maaf. Lo juga, sih, kenapa gak bilang aja sama gue? Kenapa harus ngasih coklat diem-diem?" Ucapnya sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal. "Kalau suka sama gue, kenapa gak ngasih secara langsung, andai aja lo tau betapa senangnya gue saat tau siapa lo sebenarnya," lanjut Alvin.

Zeta memelot, ternyata Alvin sudah mengehatui bahwa ia dalang dari semua coklat yang selalu ada di laci meja Alvin. "Gue malu. Secara lo salah satu cowok terkenal di sekolah ini. Apa kata cewek-cewek yang naksir sama lo kalau gue ungkapin yang sebenarnya. Yang ada gue di bully," ungkap Zeta.

"Terus kenapa lo gak ngasih coklat lagi di laci meja gue?" Tanya Alvin.

"Banyak tanya lo."

"Jawab aja, sih," imbuhnya.

"Gimana gue mau ngasih coklat ke elo, kalau lo sendiri suka sama teman gue."

Sebelah alis Alvin terangkat. "Maksud lo Agatha?"

Zeta menganggukkan kepala. "Gue lebih setuju, sih, kalau lo sama Agatha asal lo bahagia." Hati Zeta sedikit berat mengatakan itu namun, apa boleh buat? Akhir-akhir ini Alvin sangat dekat dengan teman yang sudah ia anggap sebagai sehabat itu.

"Lo ngomong apa, sih? Bagus lo ngomong kayak gitu? Gue udah janji sama lo, Tata. Kalau lo akan tetap jadi orang pertama dihati gue. Gue deket sama Agatha supaya si kunyuk itu gak mainin dia. Bukan berarti gue suka. Iya, sih, awalnya gue suka sama dia, tapi, anehnya, liat dia dekat sama cowok lain gue sama sekali gak ada rasa cemburu, tuh. Apalagi pas liat dia dekat sama Arga. Gue sama sekali gak cemburu dan gue sadar, gue sayang sama dia sebagai adek bukan cinta, ya. Cinta sama sayang beda jauh." Alvin menjelaskan panjang lebar agar cewek itu sadar sementara Zeta dari tadi hanya berusaha menahan senyumnya melihat tingkah Alvin seperti ini.

"Lo bakal jadi orang pertama dan terakhir dihati gue, Ta. Sampai kapan pun," ucapnya tulus. "lo tau gak? Gue senang banget ampe jungkir balik saat gue tau siapa lo sebenarnya," lanjut Alvin dan segera membawa Zeta kepelukannya.

Tahan, Ta, lo gak boleh teriak

"Anjir, gue baper gilaa," ucap Kia exated.

Mereka berempat termasuk Arga, Vero, Ezra, Andra serta Farhan bersembunyi dari balik tembok. Dari tadi mereka menyaksikan Zeta dan Alvin dari balik tembok itu.

"Gara-gara lo bangsat, gue gak jadi nyanyi bareng cewek gue." Kesal Arga.

"Yang penting, kan lo maju," ucap Farhan.

"Ya, masa gue harus nyanyi bareng cowok, sih? Lo pikir gue cowok apaan?"

"Heh! Dongo. Sejak kapan lo jadi bawel kayak gini? Kalian berdua, kan, bisa nyanyi untuk cewek kalian masing-masing. Maksudnya tuh, satu lagu tapi penuh makna," ujar Farhan.

Saat Arga latihan bersama Agatha tadi, tiba-tiba saja Alvin datang dan memohon untuk menggantikan mereka berdua. Akan tetapi, Arga menolaknya dan karena mereka berdua sama-sama keras kepala, terpaksa Farhan meminta Arga dan Alvin yang menyanyi di atas panggung.

"Sejak kapan lo sama Agatha pacaran?" Tanya Ezra.

"Gak sekarang, tapi, nanti," ucap Arga sambil mengedipkan sebelah matanya kearah Agatha.

Mereka semua menatap Arga cengo. "Kesambet apa, nih, orang. Beda banget, njir," ujar Ezra.

...

Ar'Gatha (selesai✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang