TYPO BERTEBARAN!!
~ArGatha~
HAPPY READING
•
•
•
•
•
•
•
•
•Alvaro berada disebuah bar. Meneguk segelas wine. Dari penampilannya saja nampak sangat lusuh. Entah kenapa ia bisa menjadi seperti itu. Tidak biasanya Alvaro seperti ini. Teman-temannya pun dibuat kebingungan.
Segelas wine yang ia minum sudah habis. Alavaro langsung meraih sebuah botol wine lagi dan langsung meminumnya. Teman-temannya berusaha untuk menahan Alvaro tetapi, dia malah memberontak.
"Ro, lo kenapa?" Tanya Satya. "Kalau ada masalah jangan kayak gini, Ro. Lo cerita sama kita siapa tau kita bisa bantu."
Alvaro tidak peduli ia malah meneguk habis winenya. Dia sangat merindukan seseorang yang selama ini terus mengganggu pikirannya.
"Varo! Dengan kayak gini emang lo bisa lupain semua masalah lo? Enggak, Ro. Cara lo salah!" tukas Fahri.
Alvaro tersenyum kecut. "Lo semua gak tau apa yang gue rasain. Seberapa capek gue karena rasa bersalah gue. Andai aja gue gak suruh bajingan itu dateng. Mungkin gak kayak gini akhirnya."
Mereka semua diam tak menjawab. Kata-kata itu sudah sering mereka dengar. Mereka tak berani menghentikan Alvaro. Hanya Aril yang bisa menenangkan laki-laki itu.
"Telfon Aril," suruh Satya pada Fahri. Fahri pun mengangguk dan segera keluar dari bar karena terlalu berisik.
"Gue kangen lo," racau Aril sambil meneguk winenya hingga tandas. Dan bila habis ia akan mengambilnya lagi.
Air mata Alvaro turun begitu saja tanpa diminta. Sungguh ia merundukan sosok perempuan yang sangat ia sayangi. Ia mengingat Semua kenangan bersama gadis itu. Gadis yang berhasil membuatnya jatuh cinta.
Tak berselang lama Fahri datang dan kembali duduk di samping satya.
"Gimana?" Tanya Satya.
"Otw," jawab Fahri. Satya menganggukkan kepalanya menjawab
Al mengacak rambutnya frustasi. "Lo ngapain singgah dimimpi gue, sih? Kali ini gue gak suka lo datang dan ngomong kayak gitu!" teriak Al. Suara dentuman musik yang sangat keras tidak akan mendengar suara teriakan Al kecuali teman-teman yang duduk bersamanya.
"Gue emang tunggu lo di mimpi gue. Gue kangan banget sama lo, tapi, kenapa lo harus nyuruh gue baikan sama dia, hah. Gue gak mau dan gak akan pernah mau."
Aku gak mau persahabatan kita hancur. Aku yang salah, Al. Aku yang salah karena menaruh perasaan yang seharusnya gak ada. Aku mohon kalian baikan. Aku gak mau kalian hidup bermusuhan seperti ini hanya karena aku.
Alvaro terus mengingat perkataan gadis yang singgah dimimpinya. Alvaro benci, sangat benci. Ia kembali mengambil satu botol wine dan meneguknya sampai habis.
Gua gak akan maafin lo sampai kapan pun.
Aril datang dan segera merampas botol ditangan Alvaro lalu meletakannya di atas meja. Ia langsung mencengkram kerah baju Al dengan kasar.
"Lo bego apa giamana, sih? Cara lo salah, njing," ucapnya tegas seraya menghempaskan kerah baju Al sampai Al terpental ke sofa. "Mau sampai kapan lo benci sama dia, hah. Pliss, Al, stop. Dendam lo bakal berujung dengan penyesalan."
Sontak Al berdiri dan langsung mendorong bahu Aril. "Gue gak bakal puas sebelum dendam gue terbalaskan."
Rahang Aril mengeras, rasanya ia ingin sekali menghantam wajah sahabatnya itu namun, ia urungkan karena ia tahu perasaan Alvaro bagaimana saat ini.
"Di sini bukan cuma Arga yang salah tapi lo juga salah, Alvaro!" Teriak Aril sambil menunjuk cowok di hadapannya. Dentuman musik yang memenuhi ruangan ini membuat Aril harus meninggikan suaranya.
"Lo salahin Arga seakan-akan dia emang sepenuhnya salah, padahal di sini lo juga salah besar, bukan cuma Arga doang!" kata Aril, detik kemudian ia menarik Al untuk keluar dari tempat ini akan tetapi, Al menghempaskan tangannya.
"Lo belain Arga dari pada gue?" sentak Alvaro.
"Gue gak belain siapa-siapa, Al. Karena di sini lo berdua sama-sama salah!"
Alvaro tersenyum miris. Senyum sarat kebencian terlihat jelas dri wajahnya. "GUE ENGGAK PEDULI DAN GAK AKAN PERNAH PEDULI."
Alvaro langsung pergi dari tempat itu diikuti satya dan teman-teman lainnya. Mereka tidak akan membawa Al pulang dengan kondisi seperti ini. Satya berniat membawa Al ke rumahnya karena orang tuanya sedang tidak ada di rumah.
"Bego!"
...
Agatha belum tidur. Ia duduk di balkon kamarnya sambil menikmati udara di malam hari. Sebuah senyuman terulas dibibirnya. Ia kembali mengingat saat Arga menyanyi dengan suara merdunya.
"Gue makin jatuh cinta sama lo, Kak," ucapnya.
"Akhirnya perlahan-lahan lo luluh juga. Ini yang gue tunggu-tunggu. Ternyata lo itu orangnya care banget."
Di sebrang sana Arga juga tengah duduk di balkon kamarnya. Ia terus mengingat wajah Agatha saat dirinya menyanyikan lagu itu untuk perempuan yang berhasil menarik perhatiannya.
"Lo berani masuk kedalam hidup gue, Tha. Lo berhasil. Gue gak akan biarin lo pergi." Arga mengulum senyumnya.
"Makasih. Karena lo, gue kembali bahagia setelah sekian lama. Lo cewek pertama yang bikin jantung gue mau copot tiap kali dekat sama lo."
Agatha meraih ponselnya dan langsung membuka aplikasi line ia meng-add id line Arga. Jangan tanya ia mendapatkannya dari mana tentu saja dari Kia.
Arga mengambil handphonennya dari saku celana dan melihat notifikasi dari aplikasi line. Ternyata itu dari Agatha yang meng-add akunya.
Arga segara add back dan langsung membalasnya.
Arga
Kenapa belum tidur?Agatha
Belum ngantukArga
Tidur!Agatha
Kak Arga sendiri kenapa belum tidur? Ini, kan, udah malam.Arga
Malah nanya balik. Buruan tidur atau besok kita gak jadi jalan.Agatha tercengang Arga mengancamnya. Terpaksa ia harus menurutinya, jika tidak bisa batal jalan-jalannya. Yap. Arga mengajak Agatha jalan-jalan sebelum ia ujian.
Agatha
Iya, iya aku tidur. Kamu jugaharus tidur!!!
Agatha cengengesan, ia yakin sekarang Arga tengah senyum-senyum sendiri. Dan benar saja cowok itu tengah tersenyum seperti orang tak waras saat mendapatkan pesan terakhir dari Agatha
"Bener-benar, ya, lo. Jadi, kangen, kan, gue padahal baru tadi ketemuannya. Lo si ah...."
...,
![](https://img.wattpad.com/cover/256149288-288-k781824.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar'Gatha (selesai✔)
Teen FictionIni tentang Arga. Arga Reyhan Alaska Dirgantara. si cowok terdingin di SMA Nasional Bangsa. Salah satu cowo terpopuler yang di kagumi semua orang. Banyak perempuan yang menyukai dirinya, tetapi tidak satu pun yang berani mendekatinnya. Ini juga ten...