BAB 7

636 110 19
                                    

"Kamu kemarin, pas hari aku mau dateng ke birthday partynya Evellyn pulang sekolah kemana?"

Gadis itu menatap ke arah jendela mobil di sebelah kirinya, melihat rumah, toko atau pedagang jalanan di sepanjang jalan. Kota metropolitan ini salalu ramai walaupun di malam hari. Emilly dan Daniel sedang berada dalam perjalanan mengantar gadis itu pulang, dan sebentar lagi akan sampai.

"Sorry, I mean why should I?" Lanjutnya lagi

"Maksud kamu?" Laki-laki yang ada di sampingnya mengkerutkan alisnya, namun ia masih tetap fokus menyetir

"Kenapa kamu mesti bohong?"

"Bohong gimana?" Laki-laki itu mulai tidak mengerti, ia mulai memelankan laju kendaraannya

"Kenapa kamu jadiin aku alasan? Padahal kamu enggk pergi buat nemenin aku?"

"Soal itu sorry, kemarin aku ketemu sama - "

"Stop it! I didn't ask where are you going, I asked why did you use my name?"

"Because my mom will be happy if I go with you!!" Daniel sedikit meninggikan intonasi suaranya, namun tidak sampai membentak

"But you??!!!" Emilly menunjuk laki-laki itu dengan telunjuknya, membuat laki-laki itu menoleh, Smirk gadis itu terlihat dari bibirnya "you are too loser to tell your mom the truth!" lanjutnya lagi

Tangan kiri laki-laki itu menyalakan lampu seinnya, lalu menekan tombol klakson yang ada pada stir. Terlihat di depan sudah ada laki-laki berumur sekitar 45 tahunan berseragam satpam tengah membuka pagar besar itu. Daniel membelokkan stirnya ke arah kiri, dan ia mulai memasuki halaman rumah gadis itu dan memberhetikan mobilnya tepat di depan pintu utama.

"Sorry.." Hanya kata itu yang mampu di ucapkan oleh laki-laki itu. Tangan kiri Daniel memegang tangan Emilly, ia berusaha memberi sedikit ketenangan ke gadis di sampingnya itu

"Maaf kalo aku gak bisa nemenin kamu waktu itu, maaf kalo aku pake nama kamu buat pergi"

Daniel bisa mendengar gadis disampingnya itu terkekeh pelan, namun ia juga bisa melihat gadis itu menahan air matanya.

Tangan laki-laki itu mengusap dengan lembut areal bawah mata milik Emilly dengan jari jempolnya

"Jangan nangis, aku gak suka kamu nangis" Ucapnya pelan

"Siapa yang buat?"

"Aku sayang kamu, jadi jangan nangis lagi"

"Sama seperti sayang kamu ke Sakha, Gevan sama Chandra kan?"

Laki laki hanya menduduk dan tidak menjawab. Emilly menarik tangannya dari genggaman Daniel, ia melepaskan sabuk pengaman yang sedari tadi melindungi dirinya

"Udah malem, kamu pulang gih. Aku mau masuk" Ia membuka pintu, keluar dari mobil laki-laki itu lalu menutupnya dari luar. Daniel bisa melihat gadis itu sedikit berlari memasuki pintu, lalu menutupnya dengan cepat. Laki-laki itu menghela nafasnya pelan, tangannya menyalakan mobil lalu pergi meninggalkan rumah bernuansa putih itu.

Sedangkan Emilly menutup pintu dan menguncinya dengan gusar, sejak tadi ia mencoba menahan air matanya. Laki-laki itu sukses membuatnya seemosional ini, malam ini. Jarinya mencoba meraba bawah matanya, kalau-kalau saja benar memang ada air mata yang tumpah. Namun nihil, ia sukses menahan airmatanya, walau pun laki-laki itu tau ia sedang menahan tangis dari tadi.

"Astaga!!"

Saat Emilly berbalik, tiba-tiba di depannya sudah ada Sakha, jaraknya cukup dekat untuk mengagetkan seseorang kira-kira sekitar 1 meter di depannya. Emilly mengelus dadanya, ia benar-benar terkejut

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang