BAB 20

593 108 55
                                    

Tok! Tok! Tok!

Bunyi suara ketukan pintu dari kamar bernomor 58, gadis yang berada di dalam kamar itu menyipikan matanya, dia adalah gadis yang peka yang membuat suara ketukan itu berhasil membangunkannya dari mimpi indahnya.

Gadis itu tersenyum kecut "Beautiful Dream, but not in real life" gumamnya, bahkan ia masih bisa merasakan beberapa bagian di wajahnya terasa sakit, terutama bagian bawah matanya, terasa begitu bengkak.

Tok! Tok! Tok!

Gadis itu menghela nafasnya, lalu menyibakkan selimut yang menutupinya, menepuk-nepuk wajahnya dengan kedua telapak tangannya, membersihkan apapun yang mukin saja ada di wajahnya. Ia beranjak dari tempat tidur itu berniat untuk membuka pintu, namun kakinya masih sakit dengan langkah yang pelan ia merapat ke sisi tembok, mencoba berpegangan pada bidang yang datar itu sembari berjalan sedikit tertatih menuju ke arah pintu. Siapa yang mengetuk pintu sepagi ini?

Pintu terbuka, ia dapat melihat seorang laki-laki memakai baju berwarna putih dengan sebuah tas selempang yang sangat ia kenal menggangtung di tubuhnya. Tangannya membawa nampan yang berisikan sup ayam dan susu hangat di atasnya.

Laki-laki itu menatap mata gadis itu sejenak, wajah gadis itu membengkak, matanya sembab wajahnya terlihat sedikit pucat, pasti gadis itu menangis semalaman, fikirnya.

"Gue gak perlu izin lo kan buat masuk?" Tanya laki-laki itu, ia adalah Sakha. "kalo lo lupa, gue kasih tau kalo ini kamar – "

"Kamar lo!" Potong gadis itu cepat, Emilly tergelak "Gue gak lupa anjir, masuk aja.. kamar lo juga"

"Kamar kita" Ralat laki-laki itu, membuat gadis itu langsung saja menciutkan alisnya

"Idihh!"

"Diem! Jangan bergerak!" Ucap Sakha agak tegas matanya menatap gadis itu naik turun, membuat Emilly beringsut dan menurut. Kenapa ini anak? Marah karena kamarnya di pakai olehnya? Fikir Emilly dalam hati sembari menatap laki-laki itu yang masuk begitu saja, dan meletakkan nampan itu di atas meja. Sakha sempat menoleh sesuatu yang berada di sebelah nampannya ada satu piring spagethi yang terlihat masih sangat banyak.

Laki-laki itu kembali, namun tiba-tiba langsung menggendong tubuhnya ala bridal style sama seperti kemarin, membuat gadis itu terkejut "Hehhh!!! Ngapain? Ngapain lo?!"

"Bisa diem gak? Kaki lo sakit! Gue gak mau ya, Cuma karna mau bukain pintu kaki lo besoknya gak bisa jalan" Laki-laki itu menatap tajam gadis yang berada di gendongannya itu, jaraknya begitu dekat sehingga Emilly membuang pandangannya ke samping, tidak mau menatap balik laki-laki itu.

Sakha lalu berjalan dan meletakkan gadis itu di tempat tidurnya, sembari meluruskan kaki Emilly. Lalu tangannya memencet tombol otomatis sehingga tempat tidur itu sedikit bergetar, memunculkan meja kecil untuk makan dari dalam kasur itu dan kini meja itu sudah terpajang rapi tepat di depannya.

"Wah, canggih juga. Bintang 100!" Emilly mengancungkan kedua ibu jarinya

Sakha mengambil nampan itu lalu meletakkannya pada meja kecil diatas kasur "makan, mumpung masi anget" Ucapnya mempersilahkan, lalu duduk berhadapan dengan gadis itu berselat oleh meja.

"Disini kok bisa ada Chicken Soup yang kayak gini? Platingnya Indo banget" Sedikit komentar gadis itu setelah melihat tampilan sup ayam itu. Gadis itu lalu mengambil sendok untuk mencicipu kuahnya

"Umm enak, rempahnya lumayan terasa" Emilly mengambil gelas yang berisi susu itu lalu memumnya, ia memilih meminum minumannya terlebih dahulu sebelum makan "ehh isi jahe ya? Jahe Susu?" Tanya gadis itu, dan hanya di jawab dengan anggukan oleh Sakha

"Seriously? Di hotel semewah ini, ada menu selokal ini?" Tanya Emilly tidak percaya

"Gue yang masak sendiri"

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang