BAB 1

1.3K 128 17
                                    


Daniel baru saja keluar dari kamar mandi, tangannya memegang handuk dan menggosok-gosokkannya pada rambutnya yang sedang basah. Kepalanya dan badannya bergerak sesuai dengan irama music yang ia nyalakan di kamar selama ia mandi. Setelah mengenakan pakaian, ia mengambil ponselnya yang ada di meja, karna suara notif dari ponsel laki-laki itu terdengar terus. Grup NO BACOT, GAS AJA tertera paling atas. Daniel segera membuka group chat tersebut.

NO BACOT, GAS AJA

Gevanza Aldyra: Sejam lagi ke rumah gue ya, Nyokap bokap pergi. Gue suntuk ayo pe-es

Chandradiksha Maheswara: malem minggu

Chandradiksha Maheswara: Mau kencan dolo

Chandradiksha Maheswara: Ngenes banget sih lo

Gevanza Aldyra: Yeeee mahmud, sombhong amat!

Gevanza Aldyra: Kena Aids baru tau rasa

Chandradiksha Maheswara: Ngomong dijaga ya, gini-gini gue bersih

Gevanza Aldyra: Mau keluar sama Yuni kan lo, gue cepuin ke Sinta mampus lo

Chandradiksha Maheswara: Dih, Emang Sinta siapa gue? Pacar gue ? kagak

Sembah Suhu :v

Gevanza Aldyra: Kuy, Pe-es @danielfaviandra @sakhaaltaraksha

Sakha Altaraksha: Ngga dulu

Gevanza Aldyra: yahhhh, lo gmn? @danielfaviandra?

Sorry, gue mau nganter milly cari kado buat sepupunya

Chandradiksha Maheswara: Yhaaa Ngeness banget

Gevanza Aldyra: Diem lo jamet

Chandradiksha Maheswara: Elo Jablay, jarang di belai

Gevanza Aldyra: Monyet ragunan, mingkem!

***

"Menurut kamu, bagusan yang mana?" Emilly mengangkat 3 jenis buku di hadapan Daniel.

Ya, Daniel dan Emilly sudah berada di book store, Daniel tidak berbohong kepada Gevan, ia memang memiliki janji untuk mengantarkan Emilly mencari kado untuk sepupunya karena besok malamnya ia harus menghadiri acara birthday party sepupunya itu. Tentu saja gadis itu harus mencari kado secepanya agar besok tidak kelabakan kan?

"dih, gini banget selera sepupu kamu" Daniel bergidik ngeri melihat dua jenis buku tersebut "Thinking Fast and Slow, The Ultimate Psychology, The Psychology of Money, aku gak ngerti. Serius ini sepupu kamu suka ginian?"

"Ehemm" Emilly mengangguk yakin. Menatap kembali kedua buku tersebut secara bergantian "Dia pernah bilang mau kuliah di jurusan Psikologi sih waktu itu, jadi aku mau beliin buku yang mungkin nanti bakal kepake sama dia"

Daniel mengangguk-angguk tanda bahwa ia mengerti "gue yakin, orangnya pasti beperan" celetuk Daniel agak sedikit ngeri, Emilly yang mendengarnya terkekeh pelan "nggk boleh asal nyimpulin gitu ah, jadi gimana, bagusan yang mana menurut kamu?"

Daniel mengambil sebuah buku dengan sampul di dominasi warna putih. "Ini aja"

"Kenapa?"

"soalnya ada moneynya, jiwa kita bisa terguncang kalo gak ada money"

Emilly tertawa pelan mendengar alasan laki-laki itu memilih buku bersampul putih itu. "Oke, aku beli yang ini aja" lalu matanya melihat kedua buku sisanya "emm.. sama yang ini'

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang