BAB 23

583 92 35
                                        

Dua orang berlawanan jenis ini sedang berada di sebuah café dengan dekorasi yang terlihat sangat elegan. Mereka baru saja diantarkan makanan dari seorang pelayang yang berkerja disana.

"Terima kasih ya mbak" ujar gadis itu, mengangguk ramah pada seorang pelayan sebelum pelayan itu pergi

"sama-sama mbak"

Sedangkan laki-laki yang duduk berseberangan dengan gadis itu menatapnya. Tangan kanannya menopang dagunya

"Kenapa?" Tanya gadis itu to the point, karena ia merasa di perhatikan sedari tadi

Laki-laki itu menyernyitkan alisnya "bukannya gue yang harusnya nanya gitu?"

"Ga ada angin ga ada hujan, tiba-tiba lo ngajak gue makan"

"Pacar lo emang kemana?"

"Marahan?"

Gadis itu mengangkat kedua bahunya, lalu menyedot minumannya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan itu "engga juga, cuma lagi pengen makan aja"

"Ada 3 mungkin yang mungkin membenarkan tebakan gue" Adrian mengambil membuka pembungkus sumpitnya itu

"Apa?"

"pertama, lo nggk makan sama pacar lo. Kedua, Kalo pacar lo sibuk harusnya lo ngajak temen atau keluarga lo sebagai gantinya. Ketiga, gue gak yakin sih.. tapi masa iya lo suka sama gue, trus ngajak gue makan padahal modus.. kan ya kali"

Gadis tu terkekeh "interesting" ia mengangguk-anggukkan kepalanya "Kalo iya gue modusin lo gimana?" Gadis itu menatap laki-laki di depannya

"Ya gue modusin balik lah" Jawabnya enteng. Gadis itu tertawa mendengar jawaban yang di berikan laki-laki di depannya itu. Sepertinya sifat laki-laki ini dengan Chandra

Kedua orang berlawanan jenis itu adalah Emilly dan Adrian. Ketika Emilly mengiriminya pesan untuk mengajak makan, Adrian langsung menerimanya dan sepakat bertemu di tempat yang dudah mereka sepakati. Sebenarnya Adrian sempat berfikir, mengapa gadis itu tiba-tiba menghubunginya, karena ia dan Emilly saja baru beberapa kali bertemu, jadi motif gadis itu apa?

Namun tidak lama, tawa gadis itu berhenti, ia kembali menatap dengan lekat Adrian yang sedang memakan dimsumnya. Haruskah ia melakukannya?

"Yannn.." Emilly menggantungkan kalimatnya, Adrian melihat sedikit keraguan dalam nada bicara gadis itu "lo bisa pura-pura suka sama gue nggk?"

"HAH" kepala Adrian langsung saja mendonggak, cukup terkejut dengan ucapan Emilly "Gimana?, maksud lo gimana?"

Emilly menghela nafasnya "gue Cuma pengen tau perasaan cowo gue aja sih, cemburu gak kalo gue deket sama yg lain. tapi kalo lo gak mau juga gapapa"

"Beneran lagi marahan?"

"Ya enggak, nggk marahan.. Cuma ya pengen tau aja"

"tapi kalo setuju, lo gak harus intens juga, paling gue minta tolong lo anter atau jemput gue aja sih. Ya.. kayak sekarang lo nemenin gue makan" Emilly menyendok cake yang ia pesan lalu memasukkan dalam mulutnya

Adrian mengangguk, menaikkan sebelah alisnya sambil mengunyah makanannya"oke, eassy... tapi.. " Adrian sedikit menggantungkan kalimatnya, lalu ersenyum menyeringai "kalo lo malah suka sama gue beneran gimana?" pertanyaan itu tentu membuat gadis di depannya lagi-lagi terkekeh

"Ya engga lah, ya nggak mungkin kali"

Adrian menghentikan aktivitas makannya, menaruh sumpitnya di atas makanan itu, lalu kemudian melipat tangannya di dada menatap intens gadis itu "Tapi kalo gue yang beneran suka sama lo, lo mau tanggung jawab?"

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang