Seorang gadis terlihat sedang menggigil kedinginan. Gadis itu mengucek – ngucek pelan matanya mencoba untuk mengadaptasikan pupil matanya dengan suasana ruangan itu. Yang ia lihat hanya ruangan dengan cahaya redup, pandangannya menyapu ke seluruh area ruangan tempatnya saat ini, ini seperti sebuah kamar yang lengkap dengan funiturenya, sepertinya ia berada di salah satu kamar tamu di rumah ini, Gadis itu dapat melihat lemari di sampingnya, ia baru menyadari bahwa ia tertidur di lantai dan menyandar pada lemari. Gadis itu meregangkan otot lehernya, dan melepaskan selimut yang sedang melilit tubuhnya.
Sebentar, mengapa selimut ini terasa sedikit basah? Langsung saja ia mengecek apa yang menyebabkan selimut itu tampk sedikit basah, namun gadis itu tertegun sejenak. Mengapa pakaiannya juga basah? Gadis itu memegang kepalanya mencoba mengingat – ingat walaupun masih terasa begitu pusing.
Ahh yaa, ia ingat kalau kemarin Sakha sempat ingin mengambilkan pakaian milik sepupunya itu untuknya, namun laki – laki itu malah pergi ke kolam, ia menyusulnya dan keduanya terjatuh. Lalu mengapa ia berada di kamar ini, bahkan ia tidak mengingat apapun lagi setelah mereka terjatuh, ahh pantas saja ia semalam benar – benar merasa kedinginan ternyata pakaiannya basah dan ia belum sempat berganti baju setelah jatuh ke dalam kolam itu
Yang ia ingat adalah sebuah mimpi yang terasa begitu nyata. Emilly bangkit dari lantai itu, tangannya berpegangan pada lemari agar memudahkannya untuk berdiri, dengan perlahan ia melangkah ke depan lemari, melihat pantulan dirinya sendiri di cermin besar yang tertempel pada lemari besar itu.
Yang pertama ia lihat adalah tali dress yang sedang ia pakai merosot jatuh sedikit ke bawah, ya memang jika dalam posisi tidur hal itu bisa saja terjadi, namun entah mengapa ia merasakan bahwa seseorang pernah dengan sengaja menurunkannya, lalu mencium pundak dan lehernya, sepertinya itu mimpi hanya saja ia merasa itu sangat nyata. Emilly terlihat memejamkan matanya mengingat sesuatu yang muncul di dalam mimpinya itu, di mimpi itu ia dapat melihat seorang laki – laki yang melakukan hal itu, namun ia tidak bisa mengingat wajah atau pun dimana mereka melakukannya.
Tangannya perlahan terangkat menyentuh wajahnya sendiri, lalu jemarinya menyentuh dahi dan matanya, ia bisa mengingat bagaimana sentuhan seseorang itu di dahi dan di kedua kelopak matanya yang membuatnya terpejam dan merasa sangat nyaman. Lalu kemudian ia menyentuh bibirnya, mencecap bibirnya sendiri ia merasa seperti masih ada rasa yang tertinggal disana, rasa yang sangat memabukkannya.
Emilly menggelengkan kepalanya, tidak! Mengapa ia sampai memimpikan hal – hal seperti itu. Yang harus ia lakukan saat ini adalah bangkit dari posisinya saat ini dan mencari Sakha terlebih dahulu untuk menemukan baju pengganti. Gadis itu lalu membuka lemari itu melihat sesuatu yang mungkin bisa ia pakai, namun nihil tak satupun space lemari itu yang meninggalkan pakaian, yang ada hanya sebuah selimut tebal yang terlipat rapi di space paling atas. Emilly mengambil selimut baru dan tentunya kering itu untuk menutupi tubuhnya karena selimut sebelumnya terasa basah, mungkin karena menyerap banyak air yang berasal dari pakaiannya, sedangkan Dress yang di gunakan saat ini benar – benar terlihat menerawang dalam keadaan sedikit basah, mungkin jika ia diam di depan kipas angin selama 15 bisa saja dress itu akan kembali mengering, namun alih – alih kipas angin ruangan ini adalah ruangan dengan AC.
Dengan perlahan kakinya melangkah pergi dari kamar itu dengan tujuan untuk mencari dimana keberadaan sahabatnya itu, namun baru saja ia menarik knop untuk membuka pintunya, ia sudah melihat Sakha yang tidur meringkuk di lantai dengan kepala yang bersandar pada sofa, tubuh bagian atasnya terekpos begitu saja, laki – laki itu menanggalkan bajunya
Emilly memejamkan matanya lalu menghela nafasnya, haruskah ia membangunkan Sakha dalam keadaan seperti itu? Tapi mau tidak mau ia harus melakukannya, ia tidak mungkin akan terus – menerus menggunakan Dress yang setengah seperti ini. Dengan pelan ia melangkah mendekati Sakha yang sedang tertidur itu mencoba untuk membangunkannya

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not the Princess
Fiksi RemajaKatanya aku seperti putri, namun aku bukanlah tuan putri Aku rasa aku bukanlah seorang putri, tapi ternyata aku memanglah putrinya