BAB 19

560 99 70
                                        

Gevan turun terlebih dahulu dari dalam mobil, membantu Sakha yang mencoba membopong dan mengeluarkan Emilly dari dalam mobil, mereka turun tepat di depan pintu masuk hotel. Jika mereka pergi ke basement terlebih dahulu, Sakha sudah terlalu khawatir, jadi dia meminta supir untuk menurunkan mereka di depan pintu utama hotel.

Sebenarnya Sakha sudah membujuk gadis itu untuk langsung saja di periksakan ke rumah sakit, namun gadis itu menolak, ia hanya merasa sedikit sakit pada di kaki, mungkin hanya terkirir biasa dan gadis itu fikir itu akan sembuh dengan sendirinya.

Sakha menggendong gadis itu ala bridal style, wajahnya terlihat pucat saking paniknya, menyusuri lobby yang ramai pengunjung, sehingga membuat atensi para pengunjung dan staff hotel berfokus kepada mereka, termasuk Adrian.

Adrian saat ini sedang berada di Lobby hotel yang kebetulan ia baru sampai sekitar dua menit sebelum Sakha, Gevan, dan Emilly datang dari pintu utama. Adrian bisa ada di lobby hotel karena ia bolos dari acara yang sedang berlangsung, setelah selesai mengikuti pertandingan Tendangan Pinalti, ia langsung pergi dari acara begitu saja.

Karena melihat, Milly sampai di gendong dengan terburu-buru oleh Sakha dan satu temannya, ia mulai mengikutinya, ikut berlari di belakangnya. Ia memang belum kenal dengan baik dengan Gevanza, karena ia baru berinteraksi dengan Chandra, Emilly juga Sakha, namun laki-laki itu langsung bertanya dengan laki-laki yang ikut berlari di belakang Sakha terkait apa yang sedang terjadi

"Sorry, gue mau tanya itu Emilly kenapa ya?" Adrian mensejajarkan langkahnya dengan Gevan

"Lo kenal Milly?" Tanya Gevanza tetap melangkah sembari menyernyitkan alisnya, karena ia merasa ia tak kenal laki-laki itu. Namun ia yakin itu adalah laki-laki yang satu team dengan Chandra saat Archery

"Iya, gue kenal dia, kamar dia ada di samping kamar gue"

"Jatuh pas tanding tadi, sekarang kita mau bawa dia kekamarnya, biar ntar langsung di periksa dokter"

"Gue bareng ya, kebetulan gue juga mau balik ke kamar"

Gevan mengangguk "yaya" singkatnya, nadanya masih berusaha untuk ramah, namun dominan panik dan terburu-buru.

Gevan, Adrian, dan Sakha yang sedang menggendong Emilly lalu menaiki lift untuk menuju lantai kamarnya. Sakha sempat melihat Adrian, namun ia tidak perduli dengan laki-laki itu yang terpenting adalah kondisi Emilly.

Ketika pintu lift akan teruttup, tiba-tiba terlihat tangan seseorang sedikit masuk melalui celah pintu sehingga membuat pintu lift terbuka kembali. Saat pintu terbuka lebih lebar, gadis yang berada di gendongan Sakha terlihat sedikit terkejut melihat seorang laki-laki dengan memakai baju putih, jaket denim dengan tas gendong titam. Terlihat ada semburat senyum yang terukhir dari bibir gadis itu

"Nieelll.." Pekik gadis itu pelan, membuat atensi ketiga orang lainnya menatap Emilly dan laki-laki di balik pintu lift secara bergantian

"Lly, kamu gapapa?" Tanya Daniel panik, terlihat dari wajahnya yang sedikit basah oleh keringat, sepertinya laki-laki itu baru saja berlari dengan jarak yang cukup jauh.

Daniel masuk ke dalam lift bergabung dengan yang lainnya, mengambil alih gadis itu dari gendongan Sakha dan membawanya dalam gendongannya. Sakha hanya terdiam saat laki-laki itu mengambil alih tubuh gadis itu. Ia menghela nafasnya dengan pelan, ia bukanlah siapa-siapa, ia hanya sebatas sahabat sama seperti Gevan dan Chandra.

Sedangkan di sisi lain, Adrian mengamati ketiga orang itu, ia dapat menilai bahwa Sakha, laki-laki yang sempat mengaku sebagai kekasih gadis itu adalah laki-laki yang lemah dalam memperjuangkan. Lalu tatapannya beralih ke arah Daniel dan tersenyum remeh di belakang, bukan hal yang sulit untuk merebut gadis itu dari dua laki-laki yang bersahabat.

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang