BAB 9

618 103 24
                                    

Mobil sport berwaran putih itu kini sudah terparkir di sebuah basement yang kalau pada jam 9 malam ini sudah mulai gelap.

TEK

Sakha membuka kunci mobil, sehingga ia dan gadis yang berada di kursi penumpang bisa keluar

"Ayo" ajak laki-laki itu, namun gadis itu menyipikan matanya sembari menatap kedepan

"Lo gak salah, ngapain lo bawa gue ke apartemen lo? Jangan macem-macem lo ya!"

Emilly memang sebelumnya belum pernah mengunjungi apartement Sakha yang di belikan oleh orang tua laki-laki itu satu tahun lalu. Tapi ia tahu laki-laki ini akan mengajaknya ke unit aparemennya, karena basement ini berada di kawasan apartemen mewah milik Accio Group milik ayah Daniel, dan seingatnya memang Yuda ayah Sakha membeli salah salah satu unit untuk anaknya, dan diantara mereka berlima siapa lagi yang tinggal di apartemen, kecuali laki-laki di sampingnya ini.

"Udah cepet, keluar aja! kalo lo masih mau disini yaudah"

Sakha membuka pintu mobil, otomatis membuat gadis itu menyusulnya karena ia sangat takut gelap. Iya gadis itu adalah Emilly. Sebelumnya Emilly sudah bertanya akan di bawa kemana oleh laki-laki itu saat menyadari rute yang lalui bukan menuju rumahnya. Laki-laki itu tidak menjawab sehingga ia menyerah untuk bertanya akan di bawa kemana.

Sakha lalu mengambil kunci mobil, lalu menekan tombol otomatis. Sehingga mobil sudah sepenuhnya terkunci. Kedua orang itu berjalan beriringan menuju lift yang sudah tersedia di basement. Laki-laki itu menekan tombol 7, yang artinya unit apartemennya berada di lantai 7.

"Sumpah ya lo jangan macem-macem yak ke gue"

Emilly, gadis itu masih bingung sebenarnya apa sih tujuan laki-laki itu mengajaknya ke apartemennya.

Kini mereka sudah berada di depan pintu unit apartemen milik Sakha, ia menekan sandi pintu secara terang-terangan di depan gadis itu. Emilly membalikkan badannya, berniat untuk menghargai privasi orang.

"001308" Ucap laki-laki itu, membuat gadis itu menoleh

"Password gue" lanjutnya lagi

Emilly mengkerutkan keningnya, bisa-bisanya laki-laki itu memberi tahunya mengenai paswrord apartemennya.

"Lah ngapain kasih tau gue? Kalo gue ada niatan maling gimana?"

"ya bagus, lo ga perlu ngerusakin pintu gue cuman buat maling"

Emilly merotasikan bola matanya, terserahlah

"ayo masuk" Sakha membuka pintu apartemennya

"Nggak, gue gak mau" Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya sembari melipatkan kedua tangannya di dada "kasih tau dulu tujuan lo bawa gue kesini" Bukannya menjawab, laki-laki itu malah menarik tangan gadis itu, membuat orang yang di tarik memukul-mukulkan tangannya pada lengan Sakha.

"Apasihhh?" Emilly berhasil melepaskan tangannya. Kini mereka sudah berada di pantry dengan nuansa yang elegan minimalis, namun terlihat sangat cantik dan mewah.

"Ehhh ada Milly" pintu kamar tiba-tiba terbuka, sosok wanita dengan blazer hitam dan tas kecil di lengannya muncul di balik kamar. Ya itu adalah Renata ibunda Sakha

"Hallo tante" Gadis iu sedikit gelagapan karena, tidak tahu bahwa bunda Sakha berada disini

"Kamu apa kabar?? Lama ya gak ketemu" Wanita itu berhambur mendekati Emilly, memeluknya lalu mencium pipi kanan dan kiri gadis itu. Sedangkan laki-laki yang sedang membuka kulkas itu menautkan kedua alisnya.

"lama? Trus di New York kemarin apaan bun?" Sambar Sakha, laki-laki itu sedang menuangkan sirup jeruk ke dalam dua gelas

"Udah lama kan itu namanya?" laki -laki itu hanya menaikkan kedua bahunya pertanda entahlah. Lalu menghampiri kedua perempuan itu yang kini sudah duduk di sofa. Sakha memberikan sirup jeruk itu kepada Emilly, dan gadis itu menerimanya "Makasih"

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang