BAB 5

765 121 24
                                    

Daniel melambai-lambaikan tangannya, berjalan dan tersenyum kearahnya sedangkan Chandra berjalan dibelakangnya. Senyum gadis itu mengembang sesaat, ia menggeser duduknya agak lebih kesamping membiarkan laki-laki itu duduk disampingnya.

Mereka saat ini sedang berada di pinggir lapangan basket. Kebetulan hari ini merupakan hari sabtu, dimana hari yang di fokuskan untuk kegiatan minat bakat siswa melalui ekstrakurikuler. Gevan, Sakha dan Emilly berada di pinggir lapangan karena ingin melihat Chandra dan juga Daniel latihan basket, dari pada hanya diam di dalam kelas tanpa melakukan apapun.

Daniel dan Chandra baru saja break latihan basket, dan mereka sepakat untuk break selama 10 menit. Sakha memberikan sebotol air mineral dingin untuk Chandra, lalu memberikannya sebotol lagi kepada Emilly dengan maksud untuk di berikan kepada Daniel, karena posisi laki-laki itu agak jauh karena berada di ujung.

Daniel meneguk air kemasan itu, meminumnya hingga habis setengahnya.

"Nitip ya" Daniel memberikan botol itu kepada Emilly, gadis itu menaruh botol itu kedalam totebagnya dan mengambil sebuah kipas portable berwarna merah muda

"ini, biar gak gerah" Daniel mengambil kipas mini portable itu dari tangan Emilly, lalu mengarahkan kipas itu pada bagian leher. Namun tiba-tiba....

"Aaaaaaaaaaaaa!!"

"Chan channnnnnnnnnn ayo nikah!!"

"Oh my god, mata gueeeee!"

"Chandra lo gilaaaaa!!!!"

Sontak teriakan-teriakan itu membuat focus Gevanza dan Sakha yang sedang menatap ipad milik Gevan untuk mendiskusikan sesuatu, Emilly yang sedang meminum susu kemasan, dan Daniel yang sadang sibuk dengan kipas portable milik Emilly menolehkan kepalanya kearah sumber suara. Diseberang sana tampak terlihat lebih dari 10 orang siswi histeris melihat Chandra yang berada di keran washtafel dekat lapangan dengan bertelanjang dada sedang mencuci rambutnya

"oh shitt" Daniel menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pelan, 'sedikit' tidak menyangka si Chandra itu akan membuat keributan sepagi ini, jam 8 masih terlalu pagi.

"Tuh anak emang bener-bener" Gevan melihat kearah Chandra sebentar, lalu kembali menatap ipadnya. Tidak banyak ekspresi, sepertinya ia sudah terbiasa dengan tingkah laki-laki itu.

Sedangkan Sakha mengarahkan buku milik Gevan yang sedang ia pegang ke depan wajah Emilly, maksudnya agar gadis itu tidak melihat Chandra.

Alih-alih melihat Chandra, Daniel juga melihat Sakha yang menutupi Emilly dengan buku. Secara refleks tangannya langsung menutup mata gadis itu, membuat Sakha menurunkan tangannya

"apaan sih? Aku mau liat"

Gadis itu berusaha menyingkirkan tangan Daniel dengan tangan kirinya, karena tangan satunya lagi sedang ia gunakan untuk memegang susu kemasan.

"Jangan liat "

"Tapi aku tadi udah liat lho, mau lagi dong"

Pletak

Daniel menyentil pelan kening gadis itu, "nakal ya" gadis itu terkekeh begitu juga Daniel

Bagaimana pun Chandra juga laki-laki, selain itu ia adalah orang ketiga yang populer setelah Daniel dan sakha. Jika Daniel sering di kenal karena tampan dan tindakannya yang kadang semena-mena. Sakha dengan kharismanya yang menginimidasi. Berbeda dengan Chandra, laki-laki itu terkenal karena dia sangat royal, memiliki banyak relasi dari berbagai tingkatan, jadi tidak salah jika banyak yang menyukainya terutama kaum hawa, banyak juga kaum hawa yang patah hati karenanya, namun tetap saja mereka masih mengharapkan laki-laki itu. Sedangkan Gevanza, sama, saja hanya saja sifatnya sedikit emosian karena kesabarannya setipis kertas

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang