BAB 30

571 86 79
                                        

BRAKKKK!!!

Puk! Puk! Puk!

Terdengar seperti suara hantaman yang sangat keras membuat beberapa barang yang sudah di susun rapi dalam rak itu terjatuh. Buku, action figure, foto, tempat pensil, semua terjatuh dan berserakan di lantai ketika sebuah bola basket itu di lempar sangat kuat oleh seseorang ke arah rak.

CKLEK!!

"Daniel!!!"

Seorang Pria membuka pintu setelah mendengar suara hantaman itu, suaranya benar-benar keras hingga bisa terdengar dari luar, yang kebetulan wanita itu juga sedang berada di lantai dua. Ia melihat banyak sekali barang yang terjatuh dan beberapa diantaranya sudah pecah karena mendapat hanttaman langsung dari bola tersebut.

"Kamu apa-apaan sih, pulang sekolah udah banting-banting barang aja" Teriak Pria itu dari pintu, membuat Daniel merotasikan bola matanya, sembari melonggarkan dasi yang sedang ia gunakan

"apaan sih, orang niel main bola"

"Ya main bola jangan di kamar dong, di lapangan! Nanti kalo kacanya pecah gimana? mama bisa marah" Pria itu berdecak pinggang, sembari menunjuk jendela besar di kamar putranya itu dengan dagunya

"Ya tinggal ganti, dan pasang lagi"

"ganti-pasang, ganti-pasang, gigi kamu di ganti trus di pasang lagi sama mama. Lagian bukannya mandi balik dari sekolah, malah main bola di kamar, berantakan kan jadinya"

"iya iya bawel"

"kamu tuh, coba jangan keseringan bikin masalah deh, belum kelar kamu dihukum perkara ngabisin duit"

"kan nggk habis paa, lagian itu ga sampe dua ratus juta juga. Mama beli tas lebih mahal juga Niel gak pernah komen kok"

"ya kan itu duitnya dia, siapa yang berani ngelarang, orang dia juga kerja. Udah deh udah, stop melakukan pembelaan.. masalah duit belum kelar, kemarin lagi masalah kamu bawa cewe itu udah bikin mama murka banget, untung – untung mama sama tente Natalie bisa berdamai kemarin, cuman sekarang kayaknya om Andra sama tante Natalie udah gak respect lagi sama kamu. Jangankan mama-papa milly, mama kamu aja sampe marah besar ke kamu"

Daniel hanya menghela nafasnya "mama masih marah?"

"emang mama mau bicara sama kamu?" Tanya Dhana, sembari menautkan alisnya, karena yang ia tahu istrinya masih tidak mau berbicara dengan putra semata wayangnya itu semenjak kejadian di kediaman Aldyra itu.

Daniel menggeleng pasrah "lagian kamu juga sih, kamu tuh suka Amanda-Amanda itu atau Emilly?"

"Papa kan tau, aku sayang sama Milly as best friend, kalo di tanya .. aku sayang atau engga sama Milly, ya sayang banget aku sama dia pa"

"Oke .. lalu Gadis itu?" Tanya Dhana lagi membuat Daniel seketika terdiam, bukan karna malas untuk menjawab, hanya saja ia pun masih belum mengerti bagaimana perasaannya yang sebenarnya pada gadis itu, yang ia tahu ia akan merasa sangat kesal jika ada seseorang yang menyakiti gadis itu, kepolosan dan kesederhanaan dari gadis itu membuat warna yang berbeda dari kehidupannya yang glamour

Dhana menghela nafasnya "Ya papa paham gimana perasaan kamu kalo kamu gak bisa ngejalin hubungan pacarana sama sahabat kamu. Tapi ya.. kalo kamu gak suka ya harusnya kamu nolak dari awal, tapi kenapa kamu terima?"

"Daniel udah bilang paa ke mama, kalo Niel gak bisa pacaran sama sahabat sendiri, lagian jaman sekarang masih aja mama ngejodoh-jodohin"

"No Daniel, kamu gak bisa nyalahin mama kamu gitu aja. Pertama, mama kamu tuh gak pernah memaksa kamu untuk nerima. Kedua, kalo kamu gak suka kenapa kamu gak nolak dari awal?" hal itu membuat Daniel tertegun sebentar, memang benar mamanya itu tidak pernah memaksanya untuk menerima perjodohan ini, perempuan itu hanya lebih sering mengatakan ingin menjadikan Emilly sebagai menantunya

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang