BAB 57

368 70 99
                                    

Sudah dua hari, Erland dan teman – temannya berada di bandung, sampai saat ini Viona masih belum di temukan. Rekaman CCTV hilang. Polisi juga sudah mulai mencoba mencari dimana keberadaan Viona, setalah menunggu 2 x 24 jam untuk melakukan pelaporan orang hilang oleh papa Kara. Tidak ada clue sama sekali yang dapat menunjukkan dimana keberadaan Viona.

Bagaimana dengan Amanda, gadis itu di bebaskan oleh Erland dan kawan - kawan karena memang menurut pengakuan Gevan, saat kejadian Amanda seharian penuh memang bersamanya, Amanda memang memiliki motif untuk membalas Daniel dan juga Emilly, namun mengenai kasus penculikan Viona, sepertinya Amanda memang berkata jujur, gadis itu tidak ada sangkut pautnya, karena selama Gevan berakting untuk dekat dengan Amanda, Gevan dapat memastikan gadis itu tidak berulah.

Untuk sementara ini mereka menyewa sebuah kamar hotel di Bandung, dengan Daniel yang satu kamar dengan Chandra, sedangkan Sakha dengan Gevan. Lalu bagaimana dengan Emilly? Gadis itu menginap di apartement milik adiknya itu.

Drrt!! Drtt!! Drtt!!Drtt!!

Keempat pemuda itu kini sedang berkumpul di kamar milik Chandra dan Daniel, mereka sedang mendiskusikan apa yang harusnya mereka lakukan sekarang untuk menemukan Viona. Chandra tidak dapat menemukan gadis itu, ponselnya tertinggal. Jadi apa yang harus mereka lakukan saat ini? Menyebarkan hilangnya Viona di internet? Atau membuat selebaran? Tidak! Ini masih hari pertama polisi melakukan pencaharian, menggunakan tindakan itu tentu saja akan memberikan kesan bahwa mereka tidak mempercayai institute tersebut.

Tapi mereka tidak boleh tinggal diam, Viona dalam bahaya! Menurut penuturan Erland ia dapat melihat gadis itu terakhir kali berada dalam kondisi tidak baik – baik saja rambut pendek yang guntingannya acak – acakan, dengan beberapa lebam di beberapa bagian tubuhnya, seperti lengan dan leher. Pasti ada yang melakukan dengan sengaja. Erland sudah menanyai hal itu pada Kara dan papa gadis itu, bahkan mereka sama sekali tidak mengathui kalau Viona mengalami penyiksaan seperti itu.

Rencananya sebentar lagi mereka akan pergi ke apartemen Erland, dan melakukan pencaharian di areal kota bandung. Orang yang berangkat lebih dahulu adalah Sakha dan juga Chandra, Gevan dan Daniel menyusul karena Gevan harus menuntaskan urusannya di toilet terlebih dahulu, sedangkan Daniel hanya bisa menunggu.

Namun di tengah – tengah waktu yang ia gunakan untuk duduk sambil menunggu Gevan. Tiba – tiba ia di kagetkan dengan suara getaran ponsel yang berada di sofa tempatnya duduk.

Ponsel itu, bukannya milik Sakha? ah laki – laki itu meninggalkan ponselnya

Daniel lalu mengambil ponsel itu, tante Renata melakukan panggilan. Ia langsung menghubungkan panggilan tersebut, bermaksud untuk menyampaikan bahwa ponsel Sakha tertinggal.

_________________________

"Hallo sayang, kamu bisa balik sekarang nggk ??"

Renata lebih dahulu bersuara, membuat Daniel mengurungkan sapaannya dan lebih memilih mendengarkan

"ayah udah tau tentang hubungan kamu sama Milly, Reina yang cerita"

Reina? Daniel mengernyitkan alisnya. Siapa Reina?

"bunda gak bisa pertahanin Milly kali ini, terlalu banyak sekali perbedaan ayah sama bunda dari dulu yang bikin kita selalu bertengkar. Kamu bahkan tau itu. Cuma karna kehadiran Reina kehangatan di keluarga kita kembali, kamu gak ingin itu?"

"bunda mohon.. jangan buat ayah kamu kecewa.. ayah kamu sangat menyukai Reina. Jadi tolong sudahi hubunganmu dengan Milly dan lanjutkan perjodohanmu dengan Reina"

"Apa? Apa tante?? Maksudnya gimana?? Sakha di jodohin??!!!"

__________________________

Setelah Gevan menyelesaikan urusannya dengan toilet. Daniel langsung menacapkan pedal gasnya denga cepat, mobilnya terlihat melaju dengan terburu – buru, wajahnya terlihat memerah. Gevan yang sedikit kebingungan dengan Daniel yang mendadak seperti sedang kesal akan sesuatu sempat bertanya, namun Daniel tak menyahuti pertanyaannya.

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang