BAB 17

666 94 41
                                        

Sakha hendak memasuki kamarnya, setelah bellboy itu membuka kamar dan masuk terlebih dahulu membawa kopernya. Namun langkah kaki Sakha berhenti seketika ketika mendengar seorang laki-laki sedang menyapa seseorang

"Emilly?? Hey, gak nyangka ya kita ketemu di sini, masih inget guekan? Adrian, waktu itu kita ketemu di toko peralatan musik, waktu itu gue sama adik gue Arvino"

Emilly mengalihkan atensinya pada orang yang sedang mengajaknya berbicara saat ini, ia mengamati wajah orang itu dengan seksama sembari mengingat-ingat apakah ia pernah bertemu dengan lelaki itu sebelumnya "ahh iyaa, kita pernah ketemu, apa kabar?"

"Baik. lo nginep disini juga?" Tanya Adrian "itu kamar lo?" Adrian menunjuk salah satu pintu yang bernomorkan 57

"Iya itu kamar gue"

"Wah kita sebelahan, kamar gue nomor 59" laki-laki itu menunjuk kamar yang berada tepat di samping kamar Emilly "btw, Ada acara apa ke Jerman?"

"gak tahu papa yang suruh datang kesini, katanya ada pertandingan persahabatan, tapi gak ngerti juga sih" Jawab Emilly kikkuk sembari menggarik tengkuknya yang tak gatal

"Nanti kan, Nanti sore?" Tanya Adrian memastikan, Emilly hanya mengangguk. "Berarti kita satu acara bareng" Adrian terlihat sangat antusias "ikut pertandingan apa aja?"

Karena Emilly dan teman-temannya berangkat H-1 pada pukul 4 sore dari Jakarta maka, mereka sampai di Hotel pada pukul 8 pagi, karena waktu tempuh kira-kira sekitar 16 jam. Jadi tidak salah jika Ardrian mengatakan acara di lakukan pada sore hari ini.

"hah lomba? Gimana – gimana?" Emilly mengkerutkan dahinya, tampaknya gadis itu tak memahami apa yang sedang di bicarakan oleh laki-laki di depannya ini

"lo belum tau ya? nanti biar gue anter deh ke bagian panitia, kebetulan panitianya juga ada di hotel ini, biar nanti langsung di jelasin disana sekalian buat milih besok mau ikut pertandingan apa"

"Ngga usah, terima kasih. Nanti biar sama gue aja" Tiba-tiba Sakha sudah berada di belakang Emilly sembari memegang pundak gadis itu "istirahat dulu" Ucap Sakha tangan kanannya mengandeng tangan Emilly untuk segera masuk ke dalam kamarnya "Sorry Milly lagi capek, ngobrol nanti aja" Ucap Sakha sebelum berlalu dari dahapan Adrian.

Adrian menatap kedua punggung berlawanan jenis itu masuk ke kamar nomor 57, Seingatnya laki-laki itu adalah orang yang mengaku sebagai pacar Emilly tempo hari di toko peralatan musik. Tak lama Sakha pun keluar dari kamar gadis itu. Kedua mata laki-laki itu saling bertemu, menatap intens satu dengan yang lainnya, namun memiliki warna yang berbeda. Jika Sakha menatap Adrian dengan tatapan yang tajam, tidak suka serta mengintimidasi, berbeda dengan Adrian yang menatap Sakha dengan remeh, ia terlihat lebih santai dan tenang.

Sakha lebih dahulu menyudahi aksi saling tatap itu, ia berlalu begitu saja dan masuk ke kamar nomor 58 yang berlawanan dengan laki-laki itu. Sedangkan Adrian, smirk itu terukir jelas di bibirnya.

Pada pukul 10, setelah semuanya sempat tidur dan beristirahat kira-kira dua jam lamanya. Emilly lalu bangun, ia memutuskan untuk membersihkan badan terlebih dahulu lalu setelahnya keluar kamar dengan penampilan yang cukup sederhana namun masih terliha mewah. Menggunakan Celana dan sepatu berwarna putih, baju kaos berwarna merah muda namun cenderung peach, dan juga menggunakan jaket yang lumayan sedikit tebal berwarna peach.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang