BAB 18

523 93 55
                                    

"Gue jadi bingung, sebenernya Milly nyemangatin lo, atau temen lo Daniel? Soalnya pas gue mau balik, gue denger tante Natalie marahin om Andra, karna ngasihin nomor Milly ke gue, padahal dia pacar Daniel. Nama lo Sakha kan bukan Daniel?, Jadi pacar Milly itu Daniel, bukan Elo? Kasihan banget"

Sakha memejamkan matanya, kini terbongkar sudah. Ia tidak perduli bagaimana tanggapan Adrian, namun ada hal yang membuatnya sadar, bahwa memang dia bukan lah siapa-siapa gadis itu.

"Daniel tau gak sih, lo ngaku-ngaku jadi pacar cewenya. Gue kepo deh" Adrian melirik Daniel dengan smirk di bibirnya. Daniel menautkan alis, sedikit bingung mengapa laki-laki itu menatapnya dengan seperti itu. Adrian sedikit membungkukkan kepalanya, lalu memberikan senyuman penuh arti kepada Daniel.

Penonton mulai kebingungan mengapa anak panah itu tidak dilepaskan, membuat para MC yang bertugas ikut bungkam seketika begitu juga para penonton. Emilly, Gevan, Daniel bahkan Chandra mulai terlihat cemas, ada apa dengan Sakha?

Apakah dia sedang sakit? Karena jika di lihat dari kamera yang di tampilkan pada layar besar, laki-laki itu mulai berkeringat, dan tangannya sedikit bergetar

TITT!! Suara peluit terdengar, Sakha tidak punya waktu lagi, ia harus segera membidik papan di depannya

"Shoot!" Ucap Adrian "lo gada waktu lagi, gue gak mau tim gue menang karena tim lo di diskualifikasi"

Sakha menghela nafasnya, mencoba menenangkan dirinya, lalu kembali memfokuskan anak panah agar bisa mengenai titik targetnya di depan sana. Sakha melepaskan jari dari tali busur yang membuat anak panah itu langsung melesat ke depan, dan dengan sempurna menancap pada papan target, namun sayang anak panah itu tertancap pada point 8 yang artinya Timnya sudah kalah.

Sakha menunduk, ia melihat Daniel di belakang, ia terlihat sedang mengucapkan sesuatu, namun tidak terdengar jelas di telinganya, namun jika di lihat dari mimik bicaranya, Daniel mengucapkan 'nggk apa-apa ayo sini' Sakha pun berjalan ke arah timnya.

Adrian tersenyum penuh kemenangan lalu kakinya melangkah ke belakang dan berkumpul dengan timnya, mereka terlihat bersorak bersama, tidak norak namun tetap terlihat elegan. Chandra dan timnya lalu di minta untuk berdiri di dalam podium untuk di pasangkan medali, dan mendapatkan cartoon tebal dan lumayan besar bergambarkan kunci mobil.

"gue ke sebelah dulu ya" pamit Chandra kepada anggota timnya setelah ketiganya turun dari podium, lalu berjalan menuju tim Daniel

"Lo kenapa tadi? Sakit lo?" Tanya Chandra menepuk pundak Sakha "gue tau banget lo tuh jago archery lebih jado di banding gue, Niel apalagi Gevan, See.. sebelumnya lo sampe rusakin kamera, kenapa tiba-tiba hasilnya gini?"

"Sorry" Sakha terlihat menunduk, menyayangkan point rendah yang ia dapatkan

Chandra menepuk pelan pundak Sakha, berniat memberikan sedikit ketenangan untuk sahabatnya itu "Lo gak perlu bilang sorry ke gue Kha, gue menang loh, kok sorry?" Daniel memperlihatkan medali emas yang di kalungkan di lehernya

"Gue bilang sorry ke Daniel bukan ke elo!" Sakha sedikit menoyor kepala Chandra, membuat Daniel terkekeh sedangkan Chandra mencelos kaget. Namun saat ingin protes dan membalasnya, Chandra bisa melihat senyum laki-laki itu kembali. Sebenarnya ia senang melihat sahabatnya tersenyum kembali, tapi haruskah dengan cara menoyor kepalanya? Jadi moodbooster sama tumbal tuh beda tipis ya?

"Gapapa kali, bawa santai aja" Daniel meneguk minumannya lalu beranjak dari kursi yang sedari tadi ia duduki "Ayo cari Gevan, bentar lagi Esport"

Mereka bertiga pergi meninggalkan arena Archery itu, menuju ke tribun penonton disana untuk mencari Gevan yang katanya menonton bersama dengan Emilly. Setelah itu langsung saja mereka berganti baju sesuai dengan warna grup baru. Jika Chandra dan Daniel menggunakan baju berwarna oranye untuk pertandingan Kardrider. Gevan dan Sakha menggunakan pakaian hitam untuk pertandingan PUBG.

I'm not the PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang