Panca berusaha sabar menunggu. Matanya menyaksikan Tuan Win Feng masuk ke dalam gedung. Entah apa yang diinginkan laki-laki itu, Panca tidak diperkenankan ikut mendekat ke gedung dua lantai di seberang jalan.
Apa aku pergi saja?
Tersirat dalam pikirannya untuk meninggalkan semak-semak yang penuh nyamuk. Bagi dia, ini saat yang tepat untuk pergi dari kemelut yang bisa membawanya pada masalah yang semakin besar. Lagipula, malam semakin larut dan dia merasa lelah. Membutuhkan istirahat.
Pesta dalam gedung itu belum usai. Kereta kuda masih berjejer di pekarangan. Dari kejauhan, Panca bisa menyaksikan puluhan petugas jaga masih berdiri di tempatnya semula.
Bagi Panca, Tuan Win Feng hanyalah orang yang baru dikenal. Dia tidak mempunyai kepentingan dengan orang itu. Namun, ketika mendengar pengakuan jika keluarganya tidak akan selamat apabila tidak menyelesaikan pekerjaannya maka timbul iba dalam hati Panca. Orang itu membutuhkan bantuan.
Panca tertegun, seekor kunang-kunang terbang tepat di depan wajahnya. Cahaya dari tubuh serangga itu bisa menjadi penghibur ketika anak remaja itu mulai merasakan kejenuhan. Dia memperhatikan arah terbang si kunang-kunang. Hewan kecil itu berputar-putar mengelilingi bunga yang kebetulan masih menguncup.
Tak lama, cahaya kecilnya menjauh dari wajah Panca. Tapi mata anak laki-laki itu masih senang memperhatikan si kunang-kunang terbang. Cahaya itu menjauh menuju jalan besar. Dia terus terbang menyeberang jalan. Dia terbang tinggi menuju pohon besar dekat gedung.
Mata Panca masih tertuju pada si kunang-kunang yang terus terbang meninggi. Dan, tanpa sengaja dia melihat sesuatu diantara pepohonan.
Ada seseorang yang melompat ke atap gedung.
Tubuh orang itu begitu lincah seperti seekor monyet yang melompat dari pohon ke pohon lainnya. Kemudian, dia merangkak di atap gedung.
Siapa dia? Buat apa ada di sana?
![](https://img.wattpad.com/cover/295081956-288-k940223.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Prahara Rumah Jagal
ActionSleeerrrr .... Darah mengalir dari tenggorokan. Tidak, bukan hanya mengalir. Darah itu muncrat ke berbagai arah. Membasahi orang di depannya, membasahi lantai bahkan melumuri golok di tangannya yang besar. Orang itu tidak pernah tega dengan korbann...