22

39 19 0
                                    

Gedung itu terdiri dari 2 lantai. Lantai bawah terdiri dari aula, ruang makan, dapur, gudang serta ruang jaga. Lantai atas terdiri dari kantor pemilik perusahaan, ruang pertemuan dan ruang arsip. Dinding setiap ruangan berwarna sama, krem. Apabila kala itu banyak yang suka warna putih _karena dianggap bersih_ bangunan ini cenderung berwarna teduh.

"Ke mana lagi?" Tuan Win Feng bertanya pada pengantar.

"Lewat ke sini, Tuan-tuan."

Seorang pengantar menunjukan sebuah koridor yang khusus diperuntukan bagi pegawai. Koswara yang menemani Tuan Win Feng untuk menemui Si Pemesan, tidak diperkenankan untuk melewati tangga utama yang menghubungkan  aula dengan lantai atas. Pengantar kedua orang itu membawa mereka pada tangga dekat ruang jaga dan gudang.

Mereka bertiga berpapasan dengan pelayan-pelayan yang sibuk mengantarkan makanan atau sebaliknya membawa perabotan yang sudah kotor. Pelayan-pelayan itu seluruhnya laki-laki berbaju rapih. Kemeja dengan sarung dari pinggang hingga lutut serta memakai penutup kepala. Sedangkan dari pintu lainnya, terlihat para perempuan sedang memasak berbagai hidangan. Diantara mereka tidak ada yang berbicara satu sama lain. Seorang pengawas bertubuh semampai sedang memperhatikan mereka bekerja.

Oh, banyak sekali makanan di sini.

Tuan Win Feng menatap dapur nan luas itu seperti melihat bongkahan emas. Matanya sulit teralihkan dari tumpukan buah-buahan di atas meja. Sayang, seorang penjaga mengetahui kelakuan laki-laki itu kemudian segera menutup pintu.

"Tenang Tuan, kami menyediakan makanan jika anda berdua lapar," si pengantar paham gelagat Tuan Win Feng.

Tuan Win Feng tersenyum pada si pengantar, "oh terima kasih jika begitu."

Koswara yang berjalan beriringan hanya tersenyum kecut. Sikapmu sungguh memalukan.

Setelah menaiki tangga, tibalah mereka bertiga di koridor yang mengarah ke ruang kerja pemilik gedung. Ada beberapa pintu menuju ruangan lain sebelum mencapai ruang kerja. Dan, ada seorang penjaga di depan pintu itu.

Sebenarnya, apa bisnis yang dijalankan orang ini. Di setiap sudut ruangan ada penjaga.

Hati Tuan Win Feng terus bertanya-tanya. Dia seperti anak kecil di hari pertama masuk ke sebuah sekolah. Celingak-celinguk.

"Anda berdua tidak usah heran dengan penjagaan yang begitu ketat," si pengantar seakan bisa membaca jalan pikiran orang di belakangnya.

"Win Feng, kau tidak perlu tahu apa yang mereka kerjakan di sini."

"Aku tidak mau tahu. Lagipula siapa yang bicara begitu."

"Dari caramu mengarahkan pandangan, terlihat sekali jika kau selalu ingin tahu urusan orang lain."

Si pengantar membalikan badan. Mereka bertiga tiba di ruang kerja si empunya gedung. Ada 3 penjaga di depan pintu dengan senapan di tangan. Ketika pintu dibuka, tampaklah sebuah ruangan penuh dengan ornamen-ornamen yang bisa membuat banyak orang terpana.

"Selamat datang di ruangan saya, silakan duduk," Si Pemesan menyambut dengan sambutan hangat.

Ruangan itu dihiasi dengan berbagai kepala binatang yang telah diawetkan. Ada kepala rusa, harimau bahkan banteng. Sebuah jam lemari berdiri di sudut ruangan dengan angkuhnya. Beberapa lampu minyak menempel di dinding dan di meja sehingga kepala-kepala binatang membentuk bayangan di dinding.

"Bagaimana, apakah urusan diantara kalian sudah bisa diselesaikan?"

Koswara dan Tuan Win Feng hanya saling tatap.

"Sebentar lagi tengah malam, tenggang waktu yang aku berikan pada kalian berdua. Tapi, ternyata kalian datang lebih awal. Baguslah."

Tuan Win Feng tersenyum, begitu juga Koswara.

"Jadi, bagaimana ... apakah kalian membawa pesanan saya?"

Koswara tersenyum ketika ditanya seperti itu. Sedangkan Tuan Win Feng  tertunduk. Dia merasa malu ketika tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Koswara menyingkapkan bajunya. Tangan kanan orang itu memegang sesuatu.

"Oh, saya senang bisa bekerjasama dengan kalian. Ternyata kalian bisa memberi saya sesuatu yang saya inginkan," Si Pemesan tersenyum sambil duduk di kursinya.

"Kami pun senang bekerjasama dengan Tuan. Tapi ...," Koswara menatap benda di tangannya.

"Oh, saya paham. Akan saya berikan sisa pembayarannya setelah memastikan pesanan itu benar-benar sesuai."

Tuan Win Feng semakin tidak senang mendengar pembicaraan diantara Koswara dan Si Pemesan. Laki-laki berbaju changsan  itu tahu jika dia tidak akan mendapat bagian sebagaimana janjinya dengan Koswara tadi.

Koswara menyerahkan benda di tangannya kepada Si Pemesan.

Benda itu berbentuk kapsul seukuran mentimun. Warnanya gelap. Di tengahnya, ada deretan angka yang diduga berfungsi sebagai kunci kombinasi.

"Oh, ini waktu yang kutunggu-tunggu," pria bertubuh tinggi itu tersenyum lebar.

Dia menimbang-nimbang kapsul berwarna gelap di tangannya. Lampu di meja didekatkan demi melihat detail benda incarannya. Matanya terus menatap benda itu sembari menimbang-nimbangnya. Setelah merasa puas, wajahnya menengadah. Dia tampak berpikir.

"Panggil semua ke sini!"

"Baik, Tuan," si pengantar tadi berbalik badan kemudian membuka pintu.

Tak lama kemudian, beberapa penjaga masuk ke ruang kerja Si Pemesan. Sontak, Koswara dan Tuan Win Feng merasa heran. Ada apa ini, kenapa harus dijaga oleh banyak orang?

Koswara bermaksud bertanya pada si tuan rumah, tetapi dia mengurungkan niatnya. Bukan sesuatu yang layak ditanyakan ketika seseorang seperti Si Pemesan memanggil banyak penjaga.

Tubuhnya terlihat jangkung ketika laki-laki Eropa itu berdiri. Tangan kirinya meraih sebilah pisau belati yang tergeletak di laci. Dengan sayatan yang rapih, pisau itu membelah kapsul.

"Oh, ternyata membukanya seperti itu. Saya pikir ...," Koswara terkekeh.

"Kalian pikir, membuka benda ini dengan menekan angka-angkanya? Heh, ini hanya cara untuk mengelabui orang-orang yang serakah."

"Hahaha," Tuan Win Feng tertawa lepas.

"Kenapa Tuan Win Feng?"

"Pasti di ruangan ini ada yang tersindir."

Semuanya tersenyum kecut, mereka tahu siapa yang dimaksud.

Dengan kedua tangan, kapsul dibuka.

Di bawah temaram cahaya lampu, semuanya bisa menyaksikan apa isi kapsul itu.

Semua terpana menyaksikan benda itu.


Panca dan Prahara Rumah JagalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang