Tuan Anthony semakin merasa lemah. Tubuhnya lunglai.
"Tuan, aku antarkan kau ke tempat yang menjadi bagian dari rencanamu," si ajudan meletakan tubuh Tuan Anthony di bawah pilar. Punggungnya disenderkan ke pilar itu, meskipun laki-laki itu sudah tidak sanggup lagi untuk duduk tegak. "Anda memang cerdas, merampas properti milik orang lain kemudian menjadikannya modal untuk memuluskan rencanamu."
"Alfonso, apakah kau dibayar oleh Pemerintah?"
Pria bernama Alfonso itu tidak menjawab rasa penasaran Tuan Anthony.
"Aku memang bodoh, mempercayai orang yang bermuka dua."
"Tuan Anthony, dahulu aku merasa rendah diri ketika tahu jika garis keturunanku tidak jelas. Aku tidak diterima oleh orang Eropa juga tidak diterima oleh orang pribumi. Kulitku saja tidak seputih orang Eropa, tapi gelap seperti orang pribumi. Tapi Tuan, akhirnya aku sadar jika ketidakjelasanku ini ternyata berguna."
"Apa yang dijanjikan Pemerintah padamu?"
Alfonso tersenyum, "Tuan, aku hanya membantu menyingkirkan duri di jalanan. Duri di jalanan itu mengganggu. Dan, kalian menjadi duri yang harus disingkirkan."
Tuan Anthony terlihat semakin pucat. Racun dalam tubuhnya bekerja dengan baik.
Drrrghhh, terdengar suara bergetar.
"Tuan, sepertinya Rumah Jagal ini akan roboh. Gempa terjadi lagi."
Alfonso beranjak dan berjalan cepat ke arah pintu. Dia tahu jika guncangan bisa membuat bangunan itu roboh dan menimpa tubuhnya.
"Tolong ... tolong ... Alfonso ...!"
Suara minta pertolongan dari Tuan Anthony tersamarkan oleh suara atap roboh, brrruugg! Retakan bekas gempa sebelumnya membuat bangunan itu semakin lemah menahan beban di atasnya.
Sejak suara itu terdengar, Alfonso tidak bisa mendengar lagi suara tuannya meminta pertolongan. Laki-laki itu hanya melihat bangunan itu telah rata dengan tanah. Dia berdiri di pekarangan yang berbatasan dengan kanal. Memandang ke sekelilingnya yang mengalami nasib yang hampir sama.
Selesai
-----------------------------------------------
Terima kasih sudah membaca, berkomentar serta memberi tanda bintang.
Jika anda tertarik latar belakang sosok Asih, silakan membaca seri Panca dan Tragedi Lumbung Padi
Kemudian silakan membaca #SerialPanca yang lainnya. Bisa dipilih dengan acak, tanpa harus berurutan berdasarkan tanggal publikasi.
Semoga terhibur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panca dan Prahara Rumah Jagal
ActionSleeerrrr .... Darah mengalir dari tenggorokan. Tidak, bukan hanya mengalir. Darah itu muncrat ke berbagai arah. Membasahi orang di depannya, membasahi lantai bahkan melumuri golok di tangannya yang besar. Orang itu tidak pernah tega dengan korbann...