Tiga hari telah berlalu semenjak kejadian di taman waktu itu. Di pagi hari yang sedikit terik ini Natasha terbangun dari tidur nyenyaknya setelah seseorang yang Natasha yakini adalah Chloe mengetuk pintu seraya izin untuk memasuki kamarnya.
"Masuklah Chloe, aku sudah bangun," ujar Natasha dengan suara sedikit serak khas seseorang bangun tidur.
"Selamat pagi nona, pagi ini nona memiliki jadwal kelas etika bersama baroness Lilith, hamba sudah mempersiapkan air hangat untuk nona mandi," jelas Chloe.
"Baiklah aku akan mandi sendiri dan tolong siapkan sarapanku Chloe," ucap Natasha dengan sedikit malas mengingat hari ini ia harus mengikuti kelas etika.
Meskipun Natasha adalah seorang putri yang tidak dianggap, namun marquess tetap memberikan Pendidikan bangsawan kepada Natasha sebagai formalitas. Meski begitu, marquess tidak terlalu peduli apakah putrinya itu mengikuti kelas atau tidak yang penting ia sudah memberikan fasilitas pendidikan sesuai aturan bangsawan untuknya.
.
Setelah Natasha selesai mandi dan sarapan, ia langsung berjalan ketempat tujuannya yaitu tempat dimana ia akan belajar etika bersama baroness Lilith.
Baroness Lilith adalah seorang bangsawan yang terkenal akan etikanya yang bisa dibilang sempurna sehingga ia sering ditawari untuk mengajar etika bangsawan kepada gadis-gadis bangsawan yang sudah beranjak remaja.
Baroness Lilith dikenal dengan cara mengajarnya yang tegas namun tetap profesional. Meskipun baroness tahu bahwa Natasha adalah putri yang tidak dianggap dikediaman Luvius, namun baroness tidak membedakannya dengan bangsawan lain. Jika Natasha cerdas maka baroness tidak segan memujinya dan sebaliknya jika Natasha bodoh, maka baroness akan berlaku tegas padanya. Mengenai masalah Natasha yang putri buangan baroness tidak ambil pusing soal itu, sebab yang ia tahu adalah ia dibayar untuk mengajar.
.
Di ruang belajar, baroness Lilith sudah menunggu kehadiran Natasha sambil duduk menyesap teh nya. Wanita berumur sekitar 30 tahunan itu mengenakan dress formal berwarna merah dengan rambut yang di sanggul keatas menyisakan poni yang terbelah menjadi dua bagian dan masing-masing bagian di jepit kesamping.
Setelah menunggu sekitar 5 menit, akhirnya gadis yang ditunggu tiba. Natasha datang dengan aura anggun yang terlihat sangat berbeda semenjak terakhir kali baroness bertemu dengannya.
"Kau terlambat 5 menit Natasha," tegur baroness tegas.
Natasha sedikit menunduk dengan kaki yang disilangkan untuk mengucap hormat. "Salam baroness Lilith, semoga dewa Pyros memberkatimu. Maafkan kelalaian saya yang terlambat datang karena kesehatan saya yang masih dalam tahap pemulihan. Saya harap baroness dapat memakluminya untuk saat ini," ucap Natasha mendayu yang membuat hati baroness goyah dan tidak jadi menegurnya.
"Baiklah, tapi kedepannya kuharap kau bisa lebih disiplin terhadap waktu," ucap baroness.
"Akan saya ingat nasihat baroness," balas Natasha sembari membenarkan posisinya seperti semula tak lupa dengan senyum manisnya.
"Kalau begitu kita langsung saja mulai pelajaran tata krama hari ini," ucap baroness tanpa basa-basi.
.
Kelas etika sudah berlangsung selama kurang lebih dua jam, dan selama itu pula baroness terkagum dengan gadis yang saat ini dia ajar. Bagaimana tidak, semua yang baroness ajarkan pada Natasha diterapkan dengan sempurna olehnya. Meskipun ia tahu Natasha tidak buruk dalam hal tata krama, namun ia tetap terkejut dengan kemajuan gadis ini dalam beberapa minggu saja.
"Bagus! Kau melakukannya dengan sempurna Natasha, aku bangga padamu," puji baroness diakhir pelajaran sambil tersenyum.
"Terimakasih atas sanjungannya baroness, tapi saya bisa seperti ini juga berkat didikan dan bimbingan dari baroness," balas Natasha dengan kata-kata yang menggambarkan karakter Natasha yang rendah hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasy"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...