Natasha kini sedang termenung di kamarnya, pasalnya kejadian kemarin masih terngiang-ngiang di otaknya. Bagaimana tidak? Baru beberapa kali bertemu secara tidak sengaja, tiba-tiba pria itu membisikkan sesuatu yang benar-benar membuat Natasha ingin tertawa.
Ya! Natasha tidak blushing atau malah merasakan jantungnya berdebar kencang seperti gadis-gadis di film roman atau di novel pada umumnya. Sebaliknya, ia merasa geli mendengar penuturan pria itu kemarin.
Ternyata adegan klise itu terjadi juga padaku. Batin Natasha.
Memang Natasha akui kalau pria itu tampan, teramat malah. Bagi Natasha, ini pertama kalinya ada seorang pria yang cukup memenuhi standar pria idealnya. Namun bagaimanapun, mereka hanya beberapa kali bertemu secara kebetulan, dan pria itu juga terlampau misterius yang membuat Natasha malas untuk memikirkannya.
Mungkin kemarin adalah pertemuan terakhir kami. Fikir gadis itu.
Saat sedang asyik merenung, tiba-tiba sesosok pelayan yang selama ini selalu menemani Natasha datang dan memberitahukan sesuatu.
"Nona, semua persiapan sudah selesai, kita bisa berangkat sekarang," ujar Chloe pada nona nya itu.
"Baiklah, mari beri salam perpisahan kepada kakak dan ayah, setelah itu kita berangkat," ucap Natasha pada Chloe.
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Natasha, sebab hari ini adalah hari kepindahannya ke wilayah viscountess di salah satu wilayah yang masih terletak di ibukota.
.
"Natasha, ayah benar-benar bangga padamu! Ayah merasa kalau ayah adalah seorang orang tua yang berhasil sebab anak ayah menjadi seorang yang berprestasi," ucap Marquess Gregory terharu pada Natasha putrinya.
Hah? Apa si tua ba- maksudku orang tua ini benar-benar berpikir seperti itu?
Apanya yang berhasil? Ia hanya menyumbangkan sperm* nya pada nyonya Adriana setelah itu ia malah lepas tangan. Batin Natasha jengkel pada Marquess Gregory. Maksudnya, hei! Tidak tahu diripun ada batasnya tahu!
Namun kejengkelannya itu hanya ia simpan didalam hati sebab saat ini ia sangat malas untuk melakukan apapun pada kedua orang ini.
Nathaniel yang sedari tadi bungkam tiba-tiba langsung memeluk Natasha dengan erat seakan mengisyaratkan agar adik kecilnya itu tidak pergi kemudian berkata.
"Natasha, kakak akan sering mampir ke kediamanmu,"
Kumohon jangan. Batin Natasha
"Dan kau tenang saja, apapun yang kau butuhkan nantinya, kau tinggal hubungi kami melalui surat,"
Ah lupakan, kau bisa berkunjung jika kau mau. Batinnya gadis itu lagi.
"Terimakasih ayah dan kakak, aku akan pastikan untuk sering-sering mengunjungi kalian jika aku tidak sedang sibuk,"
Maksudnya jika aku membutuhkan sesuatu.
"Karena semua persiapan sudah selesai, kalau begitu aku pamit dulu. Jangan lupa selalu menjaga kesehatan kalian ya, semoga dewa Pyros memberkatimu," pamit Natasha tersenyum lembut kepada Marquess Gregory dan Nathaniel seraya meninggalkan kediaman Luvius.
.
Kini Natasha sudah berada di kereta kuda yang sudah berjalan hampir satu jam lamanya.
Jarak dari kediaman Luvius sampai ke mansion tempat nanti Natasha menjalankan tugasnya sebagai Viscountess bisa dibilang tidak terlalu jauh, sebab pada akhirnya Natasha memutuskan untuk tetap tinggal di daerah ibukota dan membantu kerajaan dari dalam ibukota.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasy"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...