Keesokan harinya, dikamar yang sekarang terlihat tertata lebih rapi seteleh kemarin-kemarin dipenuhi oleh kado-kado yang terlampau banyak berceceran disana-sini, seorang gadis cantik berambut pirang yang hampir menyentuh pinggangnya itu sedang duduk di kursi belajarnya yang menghadap langsung ke jendela dengan pemandangan taman yang juga sudah terlihat jauh lebih indah dibandingkan beberapa minggu yang lalu.
Gadis yang tak lain adalah Natasha Luvius, sang antagonis minor di novel Queen of Levant namun sang protagonis utama di novel The Heartless Antagonist itu terlihat sedang fokus mengerjakan sesuatu dengan pulpen bulu khas zaman kerajaan yang sedari tadi mencoretkan tinta nya di kertas berwarna sedikit kecoklatan.
"Nah, selesai,"
"Jadi intinya, jika aku mau segera meninggalkan kediaman ini secepatnya, maka aku harus cepat-cepat membuka bisnis yang sekiranya akan bisa menopang hidupku dikemudian hari," gumam gadis itu.
Ternyata sedari tadi Natasha sedang membuat rencana untuk mulai membuka bisnis yang bisa ia kembangkan agar ia bisa segera meninggalkan kediaman Luvius.
Natasha berpikir, dengan pengetahuannya dari masa depan yang berlipah ditambah dengan kemampuannya dalam berbisnis, seharusnya ia tidak akan kesulitan dalam berbisnis. Namun satu yang jadi kebimbangan Natasha yaitu ia harus mencari ide untuk mencampurkan budaya masa depan namun tetap memperhatikan aturan-aturan di masa kini.
Aku tidak sebodoh itu untuk menjual bikini atau lingerie secara terang-terangan di zaman ini, bisa-bisa bukannya menjadi orang sukses, kepalaku malah lebih dulu dipenggal oleh orang-orang kuno ini. Pikirnya.
"Tapi barang apa yang berasal dari masa depan yang sekiranya akan laku dan sesuai dengan zaman kuno seperti ini?" gumam Natasha seraya berpikir keras.
"Ah! Dasar bodoh, apakah beberapa minggu terjebak di dunia ini, kemampuan berbisnisku mulai pudar?" rutuk Natasha pada dirinya sendiri. "Jika aku ingin menjadi seorang produsen, maka aku harus memperhatikan konsumen, namun di zaman seperti ini aku tidak bisa melihat google atau youtube untuk tahu apa yang sedang menjadi trend dikalangan masyarakat, itu artinya...."
"Aku harus pergi ke distrik Burno untuk melihat keadaan pasar sekaligus mencari target konsumen," lanjutnya antusias.
Setelah memikirkan matang-matang, akhirnya Natasha membulatkan tekadnya untuk pergi ke distrik Burno. Distrik Burno adalah distrik kelas B dimana disana adalah tempat favorit bagi semua kalangan dari bangsawan sampai rakyat biasa untuk berbelanja, sebab disana banyak toko yang bisa memenuhi kebutuhan bangsawan maupun rakyat biasa sehingga mereka bisa memilih toko mana yang sekiranya menjual barang atau jasa yang sesuai dengan status sosial mereka.
.
*Beberapa saat kemudian.
"Nona, apa tidak sebaiknya kita meminta meminta izin dulu kepada tuan marquess? Jika ia mengetahui bahwa nona tidak ada dikamar, hamba tidak bisa membayangkan akan semurka apa ia nanti," tanya Chloe memastikan jika nona nya ini benar-benar akan keluar secara diam-diam.
"Sudahlah Chloe, jika kita meminta izin pada tuan marquess, yang ada ia akan melarang kita. Kau tahu kan jika akhir-akhir ini ia mulai posesif padaku?" balas Natasha pada pelayannya itu.
"Tapi-"
"Ayolah Chloe," bujuk Natasha dengan menampilkan muka melas nya.
"Demi dewa Pyros, jika nona menampilkan wajah seperti itu, hamba benar-benar tidak bisa menolaknya," pasrah Chloe terpaksa menyetujui permintaan nona nya.
Setelah perdebatan kecil itu, akhirnya Natasha dan Chloe melancarkan aksi mereka untuk kabur keluar kediaman Luvius.
Tidak mudah untuk kabur meninggalkan kediaman yang dijaga ketat oleh sang marquess, namun berkat ingatan dari Natasha asli mengenai jalan rahasia untuk keluar kediaman yang hanya diketahui Natasha asli saat dulu ia iseng berjalan-jalan, akhirnya mereka berdua berhasil keluar dari kediaman itu dengan aman tanpa diketahui siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasy"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...