Di sore hari dimana cuaca hari ini terlihat sangat sejuk. Protagonist kita sedang memakan camilannya di taman dekat kediamannya. Setelah pertemuannya dengan sang 'kakak' tadi siang, Natasha kembali ke kamarnya kemudian langsung menjemput mimpinya. Saat ia terbangun di sore hari, Natasha berniat untuk menghirup udara segar di taman mengingat hari ini cuaca sedang sangat bagus, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Dan disinilah ia berada.
Saat sedang menikmati camilannya yang berupa kue kering berbentuk bulat khas kerajaan Lavent, seorang pria tua dengan pakaian ala butler tiba-tiba mendatanginya.
Bukankah dia butler kediaman ini? Siapa namanya? Ah ya, Morris. Terka Nataha.
"Salam nona muda, semoga dewa Pyros selalu memberkatimu," salam sang butler dengan penuh hormat.
"Salam butler Morris, ada keperrluan apa anda mendatangi saya di sore yang sejuk ini," ucap Natasha seraya membalas salam butler Morris.
"Maaf mengganggu waktu nona muda, tuan marquess menyuruh saya memanggil nona muda untuk menghadap pada tuan marquess sekarang," kata sang butler dengan senyum profesionalnya.
Hah? Untuk apa orang tua itu memanggilku? Apa aku melakukan kesalahan? Pikir Natasha menerka-nerka alasan 'ayahnya' itu memanggilnya untuk menghadap.
Setelah berdiam selama beberapa detik, akhirnya Natasha membuka suara. "Ada apa ay- maksudku tuan marquess memanggil saya? Apakah saya melakukan kesalahan lagi?" tanya Natasha dengan sengaja menggumamkan kalimat terakhir dengan raut wajah teramat sedih.
"Nona," ucap butler tak kuasa melihat nonanya yang terlihat menyedihkan. "Hamba yakin tuan marquess hanya ingin mengobrol dengan putrinya," lanjutnya yang sejujurnya ia juga tidak tahu alasan mengapa yang marquess memanggil putrinya yang tidak pernah ia anggap itu.
"Baiklah, kalau begitu terimakasih atas informasinya. Sampaikan pada tuan marquess kalau aku akan besiap-siap dahulu sebelum aku menghadap kepadanya," minta Natasha.
"Dimengerti nona, hamba akan menyampaikannya. Kalau begitu saya permisi, semoga dewa Pyros memberkati," ucap butler Morris seraya berjalan meninggalkan Natasha.
Setelah mendengar titah dari marquess untuk menemuinya, Natasha kembali ke kamar untuk membersihkan diri dahulu sebelum menemui sang 'ayah' dan mencari tahu alasan ia dipanggil olehnya.
.
*Di kamar Natasha.
"Nona gaun ini sangat cantik, kurasa nona akan sangat cocok memakai ini," ucap Chloe memperlihatkan gaun berwarna pink dengan aksesoris yang emm... terlihat sedikit berlebihan bagi Natasha. "Astaga gaun yang ini juga sangat cantik, yang itu juga, dan yang itu juga, yaampun semua gaun ini akan sangat cocok dipakai oleh nona yang memang dasaarnya sudah cantik ini," sanjung Chloe dengan antusias sebab ia pikir tuan marquess sudah mulai memberi perhatian kepada nona nya ini.
"Tenanglah Chloe, aku tidak akan pergi ke pesta debutante ku malam ini, ini hanya pertemuan biasa dengan marquess, kau tidak perlu berlebihan," ucap lembut Natasha yang keheranan dengan pelayannya ini. Melihat Chloe yang cerewet seperti ini, Natasha kembali teringat dengan asistennya yang juga sama-sama cerewet dengan pelayannya ini.
Chloe,... kenapa setiap dimanapun aku berada, disitu harus ada jelmaan seperti kau. Batin Natasha.
"Ummm... tapi kan ini pertama kalinya marquess meminta nona untuk menghadap, hamba yakin tuan sudah sadar dan mulai peduli pada nona," ucap Chloe berharap.
"Ya terserah, dan untuk pakaian, berikan aku dress sederhana yang tidak terlalu mencolok," perintah Natasha. Hey bagaimanapun juga Natasha adalah salah satu aktris dengan fashion semse terbaik, jadi jangan salahkan ia yang akan selalu kritis terhadap fashion dimanapun dan kapanpun ia berada.
![](https://img.wattpad.com/cover/298255037-288-k148659.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasy"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...