Dukk dukk dukk....
Suara langkah kaki yang berlari tergesa menggema disebuah lorong megah dengan ukiran-ukiran yang cantik.
"Nona, tolong jangan berlari, saya takut nona terjatuh!" ujar seorang pelayan yang juga berlari mengejar seseorang didepannya yang ia panggil 'nona' itu.
Namun sang nona yang kini masih berlari dengan tergesa tidak menghiraukan ucapan pelayannya dan terus berlari menuju arah taman. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah melihat dan merasakan hari pertama musim semi yang sejuk setelah beberapa bulan kerajaan ini mengalami musim dingin yang cukup ekstrim.
Setelah sampai ditaman, gadis itu langsung berbaring diatas rerumputan yang terlihat lebih hijau dari biasanya setelah lama tertutup oleh salju yang tebal.
"Demi dewa Pyros, nona harus segera bangun sebelum ada yang melihat!" Kini pelayan itu berbicara dengan nada cemas melihat kelakuan nona nya yang satu ini.
"Diamlah Chloe, aku sangat menantikan musim semi ini!" kata sang nona yang rupanya adalah Natasha menegur pelayannya untuk diam. Kemudian gadis itu bangkit dari tidurnya dan duduk diatas rumput itu tanpa alas sedikitpun.
"Kemarilah temani aku duduk," ajak Natasha pada Chloe sambil menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya mengisyaratkan pelayan itu untuk duduk disampingnya. Chloe sang pelayanpun hanya bisa mengikuti perintah nona nya itu lalu duduk disampingnya.
Setelah itu keduanya hanya duduk diam diatas rumput itu sembari menatap kearah langit yang terlihat tidak begitu cerah namun juga tidak bisa dibilang mendung. Langit yang hanya ada di awal sampai pertengahan musim semi.
"Chloe," ucap sang nona yang pandangannya kini masih setia menatap langit.
Chloe yang dipanggil namanya oleh nona nya itu hanya menatap kearah nona nya menunggu apa yang gadis itu akan ucapkan.
"Tak terasa satu tahun lebih telah berlalu sejak pengadilan itu," cakap Natasha membahas mengenai kejadian yang sudah terjadi sekitar satu tahun yang lalu yang banyak merubah orang-orang bahkan Natasha sekalipun.
"Ya, jika mengingat itu, saya benar-benar sangat bangga dengan nona," balas Chloe yang juga mulai mengingat kejadian-kejadian yang sudah ia lalui bersama nona nya.
"Melihat nona tumbuh dan berkembang menjadi seorang wanita hebat, saya benar-benar merasa seperti seorang kakak yang berhasil melindungi adiknya dari kejamnya dunia. Yang saya inginkan hanyalah kebahagiaan untuk nona kemanapun dan kapanpun nona melangkah," ujar Chloe yang kini mulai meneteskan air matanya mengingat seberapa jauh perjalanan nona nya untuk bisa menjadi seseorang yang berpengaruh di kerajaan Levant sekarang.
Natasha yang melihat pelayan setianya itu menangis hanya tersenyum kemudian mengelap air mata pelayannya itu.
"Bagiku kau sudah seperti kakakku, jadi jangan pernah sungkan untuk mengatakan apapun padaku. Lagipula, aku baru berusia 18 tahun sekarang. Masih banyak petualangan yang ingin aku rasakan," kata Natasha kini kembali memandang langit sembari memikirkan masa depannya di dunia ini.
Chloe yang mendengar penuturan nona nya itu langsung memeluk sang nona tak peduli dengan etika.
"Huhuhu... kalau begitu tolong izinkan aku untuk ikut serta dalam petualangan nona kemanapun nona akan pergi nanti," pinta Chloe pada Natasha.
"Pffttt..." Natasha menahan tawanya. "Baiklah, aku izinkan kau untuk ikut," balas Natasha seraya membalas pelukan pelayannya itu.
Sudah lebih dari satu tahun berlalu semenjak kasus Roseanne yang diracun oleh seseorang yang merupakan ulah dari selir Merilyn. Semenjak kasus itu selesai, semuanya kembali berjalan tenang seperti biasa, terlalu tenang malah. Dan itu membuat Natasha merasakan akan ada sesuatu yang akan terjadi dikemudian hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasy"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...