Bab ini merupakan prolog novel Queen of Levant yang menjadi tempat dimana Jessica di transmigrasikan sebagai Natasha Luvius
.
.
-----
Queen of Levant
Dunia Aurus adalah sebuah dunia fantasi dimana pedang dan sihir adalah hal yang lumrah disini. Di benua Vrantell yang merupakan benua terbesar dari 4 benua yang ada di dunia Aurus, terdapat sebuah kerajaan besar nan Makmur bernama kerajaan Levant. Menurut Bahasa bangsa Levant, Levant sendiri berarti matahari, terang, panas, atau membara sehingga tidak heran kerajaan Levant mendewakan dewa matahari yang bernama dewa Pyros.
Di kerajaan Levant hiduplah seorang putri dari dukedom Austine yang bernama Roseanne Austine. Roseanne adalah seorang gadis tangguh dan pemberani, berbeda dengan gadis bangsawan lain yang biasanya manja dan mementingkan penampilan. Namun karena perbedaannya itulah Roseanne banyak menarik perhatian orang, baik mereka yang mengaguminya maupun yang iri padanya.
Roseanne memiliki orang tua dan kakak yang selalu menyayanginya. Duke dan Duchess Austine tidak pernah mempermasalahkan mengenai sifat Roseanne yang sedikit berbeda dari kebanyakan wanita begitupun dengan kakaknya, Clinton Austine, bisa dibilang Roseanne adalah gadis yang sedikit tomboy.
Sedari kecil Roseanne sudah berteman dengan Leon Granbell yang nantinya akan memegang posisi sebagai Grand Duke Granbell. Leon adalah anak pendiam yang tidak suka berkomunikasi setelah kedua orang tuanya meninggal saat berperang melawan kerajaan Veron. Kakeknya yang mengambil gelar Grand Duke kembali merasa iba pada Leon sehingga berinisiatif memberikan Leon teman bermain yaitu Roseanne yang umurnya lebih muda 3 tahun dari Leon.
Awal pertemuan mereka, keduanya tidak banyak berbicara. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya keduanya menjadi akrab sebab mereka sama-sama memiliki hobi yang sama yaitu berpedang dan berkuda. Lambat laun Leon mulai menyukai Roseanne bukan lagi sebagai teman bermainnya namun sebagai seorang lelaki yang jatuh cinta kepada seorang perempuan, namun sangat disayangkan Roseanne tidak pernah menyadari itu sebab baginya Leon sudah seperti kakaknya sendiri.
Beranjak remaja, Roseanne yang berumur 15 tahun akhirnya mengikuti tes bakat sihir. Di benua ini, remaja yang sudah berumur 15 tahun diwajibkan untuk mengikuti tes bakat sihir untuk mengetahui atribut sihir apa yang mereka gunakan serta sejauh mana mereka akan berkembang.
Atribut sihir di dunia ini tidak hanya terbatas pada sihir elemen seperti api, air, tanah, dan udara. Bukankah hal tersebut terlalu biasa untuk sebuah novel yang bertemakan romansa di dunia sihir? Di dunia ini banyak sekali atribut sihir dari yang sangat kuat seperti sihir elemen api hitam yang dimiliki oleh raja di kerajaan Lavent serta putra mahkota yang akan mewariskan takhta raja berikutnya, adapula sihir yang bisa dibilang tidak berguna seperti sihir berbicara dengan hewan dan lainnya.
Saat tes bakat sihir, Roseanne membuat para saint dan saintess yang bertanggung jawab untuk melakukan tes bakat sihir terkagum kagum, sebab ia memiliki atribut sihir air raksa yang keberadaannya sangat langka dan digadang-gadang merupakan elemen sihir terkuat ketiga di kerajaan Levant setelah atribut sihir api hitam milik raja dan putra mahkota serta atribut sihir petir hitam milik Grand duke Leon Granbell.
Setelah diketahui bahwa Roseanne memiliki atribut sihir air raksa, selama 2 tahun Roseanne berlatih agar menjadi semakin kuat dan tepat saat usianya 17 tahun, Roseanne melakukan debutante dan bertemu dengan sang protagonis pria utama yang tak lain adalah Albert Darius Von Lavent sang putra mahkota kerajaan Lavent.
2 tahun menghilang bagaikan ditelan bumi, untuk pertama kalinya Roseanne kembali tampil di depan umum untuk melakukan debutante. Di debutantenya itu Roseanne menarik banyak perhatian, dengan wajahnya yang putih bersih, mata yang lebar, bibir mungil, hidung nya yang mancung serta tidak lupa rambut hitam pekatnya yang terurai dengan indah membius semua bangsawan yang hadir dalam pesta debutante itu tak terkecuali sang putra mahkota dan Grand Duke Leon Granbell yang sudah diangkat menjadi Grand duke sejak umurnya menginjak 17 tahun. Dan dimulailah cinta segitiga mereka yang sudah tentu akhirnya akan dimenangkan oleh protagonis pria utama.
Pesta debutante para gadis bangsawan yang mulai memasuki usia dewasa berjalan lancar sebelum tiba-tiba ada seorang gadis berteriak dengan nyaring
"Aaakkhhhh..." teriak gadis bangsawan yang melihat seorang gadis bangsawan lainnya pingsan setelah batuk darah.
"Beri jalan," ucap Aldert dengan tegas untuk melihat siapa yang pingsan tersebut.
Setelah ia berhasil melewati kerumunan, betapa kagetnya dia saat melihat gadis yang tergeletak di lantai dengan darah yang keluar dari mulutnya itu adalah Roseanne. Dengan tanpa pikir panjang, Albert langsung menggendong Roseanne dan membawanya keruangan pengobatan untuk diobati oleh tabib kerajaan.
Leon yang sama paniknya hendak menolong Roseanne namun didahului oleh putra mahkota. Saat matanya mencari ke sekitar untuk menemukan pelakunya, ia melihat tunangan politiknya yang juga turut hadir di pesta debutante ini, Natasha Luvius dengan tergesa-gesa memasukkan botol yang masih berisikan sedikit cairan yang cukup mencurigakan kedalam kantung di gaunnya. Dengan instingnya yang tajam, Leon yakin bahwa Natasha lah yang meracuni Roseanne dan langsung menariknya ke suatu ruangan yang sempit dan lembab untuk 'menginterogasinya'.
.
.
Ctassss....
Ctassss....
Ctassss....
Bunyi cambuk terus menggema diruangan yang sempit dan lembab itu. Didalam sana terdapat seorang wanita muda dengan penampilan yang sudah sangat memprihatinkan dan tidak sedap dipandang sedang merintih kesakitan disaat cambuk berduri itu bersentuhan dengan kulitnya.
"Kumohon berhenti, bunuh saja aku," mohon gadis itu
"Seorang putri tidak diharapkan sepertimu beraninya mencoba untuk melukai Roseanne! Apa sebegitu inginnya kau mati dengan cara mengenaskan seperti ini?" ucap seorang pemuda dengan nada terlampau dingin tidak lupa disertai dengan senyuman mengejeknya seakan gadis didepannya ini hanyalah mainan untuk ia hancurkan.
Dengan terengah sambil menahan kesakitan wanita itu berkata. "Kenapa? Padahal kau tunanganku tapi kenapa kau lebih menyukainya grand duke? rintih gadis itu.
Pria yang dipanggil Grand duke itu diam sejenak sebelum ia mengambil pedang yang sedari tadi masih bersarang di sarungnya. Sambil dengan eratnya pedang itu di genggam, ia menjulurkannya ke leher sang gadis seakan bersiap untuk mengakhiri hidup gadis tersebut.
"Meskipun pada akhirnya nanti dia tidak menjadi milikku, tapi selama aku hidup akan kupastikan tidak akan ada yang bisa menyakitinya, meskipun itu tunanangku sekalipun!" lantang sang grand duke
"Lagipula, gadis sepertimu...."
.
.
.
"Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup.
Dengan sekali tebasan, kepala gadis malang itu sudah terpisah dari tubuhnya. Dengan hilangnya nyawa sang gadis, maka berakhir pula lah kisah hidup Natasha Luvius si gadis antagonis yang dibenci semua orang bahkan keluarganya sendiri, dan ceritapun dimulai.
.
.
Prolog Queen of Levant, selesai...
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasia"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...