BAB 6 : PLAN

166K 21.9K 406
                                    

*Dikamar Natasha.

Setelah drama kecil tadi berlangsung dan pelayan Chloe sudah meninggalkan kamar itu walaupun masih dengan tersedu-sedu, Natasha membaringkan tubuhnya dikasur untuk sedikit bersantai sekaligus memikirkan apa yang akan ia lakukan kedepannya.

"Ternyata sihir sensorik ini sungguh berguna hahaha," ucap Natasha pada dirinya sendiri sambil tertawa sedikit menyeramkan mengingat aksinya tadi berjalan lancar.

Sebenarnya sihir sensorik milik Natasha bisa dibilang belum terlalu hebat, namun ia sudah bisa merasakan keberadaan dan juga mana seseorang dalam jarak beberapa meter setelah ia diam-diam mempelajari atribut sihirnya melalui petunjuk dari jiwa Natasha asli saat mereka bertemu di alam bawah sadar waktu itu. Walaupun biasanya anak-anak bangsawan sudah diajarkan sihir semenjak mereka kecil, namun mereka akan benar-benar melatih sihir mereka saat mereka sudah berumur 15 tahun dan sudah mengikuti tes bakat sihir.

Tapi bagi Natasha yang seorang putri buangan yang bodoh, mempelajari sihir dari kecil adalah hal yang mustahil. Ditambah lagi dengan jiwa yang ada ditubuh Natasha saat ini adalah jiwa Jessica Arthe yang mana di dunia nya dahulu sihir hanya ada di novel ataupun film saja. Jadi wajar saja jika Natasha saat ini masih harus membiasakan diri dengan sihirnya sebab ia bukanlah tipikal orang yang akan menjadi Overpower setelah mereka bertransmigrasi ketubuh orang lain seperti yang ada di novel-novel.

"Yah, walaupun aku bukan seperti tipikal karakter utama dalam novel-novel transmigrasi, tapi dengan sihir ini ditambah dengan kemampuanku di dunia sebelumnya, aku akan menjadi wanita kuat yang tidak perlu selalu bergantung pada pria kapanpun dan dimanapun." Tekad Natasha.

Setelah beberapa menit Natasha berbaring di kasurnya yang cukup empuk itu, kini ia bangun dan berjalan kearah meja belajarnya yang sedikit usang karena mungkin tidak pernah ia pakai.

"Baiklah, meskipun aku cukup percaya diri dengan kemampuanku, aku tidak boleh lengah. Bagaimanapun dunia ini jauh berbeda dengan duniaku sebelumnya jadi aku harus membuat rencana agar aku bisa hidup damai sampai aku tua."

Memang Natasha sudah mengikhlaskan kejadian yang menimpa dirinya di kehidupan sebelumnya. Ia juga sudah menerima jika dirinya sudah tiada di bumi dan berpindah jiwa ke dunia Aurus ini.

Bagaimana Natasha tahu bahwa ia sudah mati di kehidupan sebelumnya? Tentu saja jiwa Natasha asli yang memberitahunya waktu itu, dan Natasha mempercayainya sebab sebagai aktris berpengalaman ia tahu Natasha asli tidak berbohong akan ucapannya waktu itu.

Sebenarnya Natasha cukup sedih harus meninggalkan orang tua, kakak, asisten, teman, serta pekerjaan dan pencapaiannya, namun ia bukan tipe orang yang akan depresi dan kehilangan semangat hidup apalagi merengek untuk kembali ke kehidupan sebelumnya seperti karakter-karakter di novel lain. Selama ia masih bisa berpijak dengan kakinya sendiri, ia akan tetap kuat dimanapun ia berada.

Kembali kepada Natasha yang saat ini masih memikirkan rencana hidup tenang dan bahagianya.

"Jadi saat ini novel masih berada di bagian prolog awal, dan akan benar-benar berjalan 2 tahun lagi saat Roseanne berumur 17 tahun," gumam Natasha yang tahu bahwa umurnya sama dengan sang tokoh utama novel Queen of Levant yaitu Roseanne.

"Jika mengikuti alur novel, saat ini seharusnya Roseanne sudah mulai melatih sihirnya agar ia menjadi wanita terkuat di kerajaan dan bulan depan adalah waktu dimulainya perang kerajaan Levant dengan kerajaan Veron dimana male lead dan second male lead akan ikut berperang selama 2 tahun, lalu waktu akan langsung dimajukan ke 2 tahun kemudian,"

"Kalau begitu selama dua tahun ini aku harus bisa melatih sihir serta kemampuan bertarungku karena bagaimanapun sihir tipe sensor tidak akan bisa diandalkan untuk bertarung, untung saja aku menguasai beberapa bela diri dikehidupanku sebelumnya," gumam Natasha.

Jessica di kehidupan sebelumnya belajar beberapa seni bela diri sebab ia yakin di dunia yang sudah kacau balau begitu, jika wanita tidak bisa menjaga diri mereka sendiri maka akan banyak bajingan yang akan mengganggu mereka, terlebih Jessica adalah orang yang cukup berpengaruh yang pasti banyak juga pihak-pihak yang tidak menyukainya.

Maka dari itu Jessica belajar beberapa ilmu bela diri dan sekarang ia menguasai beberapa diantaranya. Meski begitu sebagai wanita tentu stamina dan tenaga adalah masalahnya. Bagaimanapun stamina dan tenaga pria akan jauh diatas wanita, untuk itulah Jessica juga belajar menembak dan memanah sampai kemampuannya setingkat professional.

"Baiklah sudah diputuskan, aku akan menggunakan waktu dua tahun ini untuk melatih semua kemampuanku dan mulai berbisnis untuk mendapatkan pundi-pundi uang. Setelah itu, saat nanti novel dimulai aku akan keluar dari kediaman ini bagaimanapun caranya kemudian pergi menjelajah dunia," pungkas Natasha seraya menuliskan rencana-rencananya di buku harian milik Natasha asli.

Sebenarnya Natasha cukup tertarik dengan adegan-adegan mendebarkan yang akan terjadi nantinya saat plot novel sudah berjalan sebab novel ini tidak melulu semuanya mengenai percintaan protagonis pria dengan protagonis wanita aja, melainkan adapula bumbu-bumbu fantasi yang menjadi sedikit poin plus untuk novel ini, ingat hanya sedikit sebab menurut Natasha yang dulunya adalah Jessica, novel ini masuk kedalam kategori novel sampah.

Berkeliling dunia di dunia fantasi juga adalah rencana yang cukup bagus. Batin Natasha.

Setelah menuliskan garis besar rencananya bertahan hidup dan bersenang-senang di dunia ini, Natasha kembali berbaring di kasur empuknya untuk tidur siang, ah tidak ternyata langit sudah berwarna ke oranye an yang menunjukkan waktu sudah sore.

.

*Malam hari

Tok tok tok...

Ketukkan pintu terdengar dari luar kamar Natasha yang membuat gadis cantik yang keadaannya sudah lebih baik dari seminggu yang lalu itupun terbangun.

"Emhhh... masuklah," ucap Natasha memerintah sambil meregangkan tubuhnya yang kaku setelah tertidur cukup lama.

"Permisi nona, maaf mengganggu waktu tidurnya tapi hamba membawa berita penting untuk nona," terang Chloe sang pelayan kepada nona nya dengan nada cukup antusias.

"Berita apa Chloe? Mengapa kau terlihat sangat antusias?" heran Natasha. Apa kedua orang itu pergi meninggalkan kediaman untuk ikut berperang? Astaga keberuntungan apa ini! Batin Natasha yang juga ikut antusias.

"Nona, tuan marquess mengundang anda untuk makan malam bersama dengannya dan juga tuan muda," jelas Chloe semakin girang. Sungguh ini seperti keajaiban sebab biasanya Natasha tidak pernah diajak untuk makan malam bersama, kalaupun ia memaksa ke ruang makan, suasana di ruang makan akan menjadi sangat dingin dengan tatapan marquess dan tuan muda yang mengarah kepada nona nya.

"Oh," ucap Natasha yang raut mukanya berubah 180 derajat menjadi terlihat sangat tidak berminat.

"Kembalilah Chloe, aku sungguh tidak minat," lanjut Natasha lesu.

"Tapi nona-" Belum sempat Chloe melanjutkan kalimatnya

"Kumohon Chloe, katakana bahwa aku tidak mau, aku merasa tidak pantas berada disitu," ucap Natasha dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"No-nona... baiklah kalau begitu, hamba permisi," pamit Chloe dengan perasaan sedih dan iba kepada nona nya.

Setelah pintu kamar ditutup, Natasha kembali berbaring sambil menghapus air matanya kemudian wajahnya yang semula terlihat sendu dan sangat menyedihkan perlahan menyeringai dan terlihat sedikit menyeramkan.

"Kurasa marquess Gregory sudah termakan umpanku,"

"Heh... lihat saja akan kubuat kalian menyesal dan bertekuk lutut dihadapan gadis yang dulu kalian sia-siakan," gumam Natasha dengan senyum meremehkan.

THE HEARTLESS ANTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang