Hawa panas mulai menyengat kulit seorang gadis disebuah lapangan yang terlihat seperti tempat pelatihan bagi prajurit. Ya, disinilah Natasha Luvius saat ini berada, menikmati camilan nya dibawah payung yang melindunginya dari panas yang sedikit keterlaluan hari ini sembari melihat para prajurit yang beberapa hari lalu sudah dikirimkan ke kediamannya dengan selamat.
Beberapa hari memang sudah terlewati setelah Natasha pergi untuk pertama kalinya ke wilayah Nether. Ia kembali ke kerajaan Levant pada malam harinya, kemudian di keesokan harinya para prajurit berjumlah 200 orang ditambah Lupus yang kini menjadi prajurit pribadinya pindah ke kediaman Viscountess Arthea.
Setelah kepulangan Natasha dari wilayah Nether, keesokan harinya berita mengenai grand duke Leon yang ditemukan babak belur dengan hanya memakai pakaian dalam yang ditemukan pingsan didepan gerbang ibukota membuat semua orang terkejut sekaligus membuat sang grand duke terhormat menjadi bahan tertawaan orang-orang secara diam-diam. Tentu saja, jika mereka menertawakannya tepat didepan pria itu, mereka hanya akan menjadi 'manusia panggang' dalam waktu singkat.
Sebagian orang mungkin belum tau mengapa nama kediaman ini disebut sebagai kediaman Arthea, padahal sudah jelas kalau pemiliknya adalah seorang Luvius. Itu karena para bangsawan ataupun orang-orang yang mendapatkan gelar mereka sendiri boleh memilih memisahkan diri dengan marga keluarga asli mereka dan membuat marga baru untuk kediamannya. seperti halnya Natasha, ia juga memutuskan untuk membuat marga baru menggunakan marga namanya dikehidupan sebelumnya.
Bagi Natasha, meskipun saat ini ia sudah menerima dengan lapang dada kalau ia adalah Natasha Luvius, namun ia tidak ingin sejarah masa lalunya terhapuskan, ia tidak ingin kehilangan siapa dirinya 'yang sebenarnya'.
Sedangkan alasan Natasha masih memiliki marga Luvius didalam namanya yaitu selain untuk menghormati Natasha yang asli yang sudah memberi gadis ini kesempatan untuk hidup kembali, ia juga berfikir mungkin bisa memanfaatkan nama ini untuk kemudahannya dimasa depan. Well, jangan salahkan Natasha, bukankah sudah diberitahu kalau gadis itu adalah gadis yang terlampau oportunis? Bahkan kesempatan sekecil apapun akan dia manfaatkan.
"Nona, cuaca sudah mulai panas, sebaiknya nona masuk kedalam sekarang," bujuk Chloe yang juga sudah mulai kepanasan.
"Yah, aku juga sudah merasa sedikit kepanasan, ayo masuk," ajak Natasha hendak meninggalkan lapangan pelatihan itu namun terhenti dengan suara nyaring seorang remaja laki-laki.
"NONAAAA!!!" teriak remaja itu sambil berlari menuju Natasha yang langsung mendapat atensi dari semua orang yang ada disana.
"Hufh... hufh... Nona! Apakah ini tombak legendaris buatan blacksmith terhebat di benua Vrantell? Astaga ini sangat hebat!!!" antusias remaja laki-laki itu dengan suara takjub kekanak-kanakan.
"Tentu saja, bukankah sesuai janji ku kalau tombak itu akan jadi milikmu," ujar Natasha dengan senyum lembutnya yang membuat remaja itu salah tingkah.
Bocah ini, padahal itu hanyalah tombak sihir biasa yang diam-diam aku beli di toko alat sihir di wilayah Nether kemarin. Batin Natasha yang gemas dengan kepolosan prajurit barunya ini.
"Hemphh! Te-te-tentu saja no-nona harus menepati janji no-nona!" ujar remaja laki-laki setengah serigala itu malu-malu kemudian 'dengan tidak sopannya' langsung berlari meninggalkan tempat itu.
"Hufh." Helaan nafas keluar dari mulut Chloe. "Nona, sepertinya bocah berandalan itu harus diajarkan tata krama secepatnya," ucapnya yang kesal dengan kelakuan Lupus yang susah diatur dan terkesan seenaknya.
"Biarlah, biar ia merasakan nikmatnya masa remaja hahaha," balas Natasha disertai sedikit kekehan.
Sebab kesempatan itu tidak semua orang bisa mengalaminya, termasuk aku. Lanjutnya membatin mengingat di dua kehidupannya ini, bahkan ia harus bekerja keras dimasa mudanya, walaupun ia menikmati semua prosesnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasy"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...