Ctassss....
Ctassss....
Ctassss....
Bunyi cambuk terus menggema diruangan yang sempit dan lembab itu. Didalam sana terdapat seorang wanita muda dengan penampilan yang sudah sangat memprihatinkan dan tidak sedap dipandang sedang merintih kesakitan disaat cambuk berduri itu bersentuhan dengan kulitnya.
"Kumohon berhenti, bunuh saja aku," mohon gadis itu
"Seorang putri tidak diharapkan sepertimu beraninya mencoba untuk melukai calon putri mahkota! Apa sebegitu inginnya kau mati dengan cara mengenaskan seperti ini?" ucap seorang pemuda dengan nada terlampau dingin tidak lupa disertai dengan senyuman mengejeknya seakan wanita didepannya ini hanyalah mainan untuk ia hancurkan.
Dengan terengah sambil menahan kesakitan wanita itu berkata. "Kenapa? Padahal kau tunanganku tapi kenapa kau lebih menyukainya grand duke? Bukankah kita sudah ditakdirkan untuk bersama?" rintih gadis itu.
Pria yang dipanggil Grand duke itu diam sejenak sebelum ia mengambil pedang yang sedari tadi masih bersarang di sarungnya. Sambil dengan eratnya pedang itu di genggam, ia menodongkannya ke leher sang gadis bersiap untuk mengakhiri hidup gadis tersebut.
"Meskipun pada akhirnya nanti dia tidak akan menjadi milikku, tapi selama aku hidup akan kupastikan tidak aka nada yang bisa menyakitinya, meskipun itu tunanangku sekalipun!" lantang sang grand duke
"Lagipula, gadis sepertimu...."
.
.
.
"Benar-benar membuatku muak." Seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup.
.
.
Slashhh...
Dengan sekali tebasan, kepala gadis malang itu sudah terpisah dari tubuhnya. Dengan hilangnya nyawa sang gadis, maka berakhir pula lah kisah hidup Natasha Luvius si gadis antagonis yang dibenci semua orang bahkan keluarganya sendiri, dan ceritapun dimulai.
.
-----
"Apa-apaan itu?" protes seorang wanita cantik yang sedang duduk manis sambil menyesap kopinya.
"Apanya yang apa-apaan jess? Dan bisakah kau diam sejenak karena sedari tadi make-up mu hancur karena kau banyak bergerak!" tanya sang asisten sekaligus tegurnya kepada perempuan yang diketahui bernama Jessica itu.
"Apa kau sudah membaca novel jelek yang akan difilmkan ini Chloe? Lihat, bahkan sebelum ceritanya dimulai aku sudah menebak kalau tokoh-tokoh di dalam novel ini akan sangat menyebalkan!" ujar Jessica dengan raut wajah yang berubah-ubah yang menunjukkan ketidaksukaannya pada novel itu sekaligus melanjutkan bacaannya.
"Hufhhh," helaan terdengar dari sang asisten yang bernama Chloe sembari ia berhenti merias Jessica.
"Sejujurnya, akupun tidak mengerti mengapa anak muda zaman sekarang menyukai novel sampah seperti itu, untunglah kau tidak jadi mengambil tawaran untuk bermain di film yang akan diadaptasi dari novel itu," jujur Chloe sambil lanjut mendandani Jessica.
Ya, sedari tadi kedua wanita berparas cantik itu sedang membahas tentang novel best seller yang sebentar lagi akan di filmkan yang berjudul Queen of Levant. Novel Queen of Levant adalah novel fantasi tentang percintaan seorang putri Duke dengan sang pangeran mahkota dengan latar kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasy"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...