Di lorong kastil menuju kearah kediaman Natasha kini terdengar suara gaduh dari seorang pria paruh baya yang sedang menggendong seorang gadis yang terdiam 'tak sadarkan diri' dengan beberapa orang yang mengikuti dari belakang. Terlihat sekali wajah orang-orang itu sangat panik sehingga membuat atensi pelayan dan penjaga yang sedang berada di area sekitar situ juga tertuju pada mereka.
Para pelayan dan penjaga terlihat sangat terkejut melihat pemilik kediaman ini yaitu sang marquess yang menggendong putrinya yang terlihat lemah itu. Banyak dari mereka yang penasaran sekaligus merasa iba dengan apa yang mereka lihat.
Apa yang terjadi pada nona?
Mengapa tuan marquess terlihat panik seperti itu? Bukankah ia tidak peduli pada nona muda?
Astaga kenapa nona bisa tidak sadarkan diri seperti itu?
Dewa Pyros, tolong jangan biarkan hal buruk terjadi pada nona Natasha.
Begitulah kira-kira ucapan para pelayan dan penjaga yang melihat adegan itu dengan saling berbisik yang masih bisa didengar oleh marquess Gregory. Sedangkan sang marquess sendiri tidak ambil pusing dengan bisikan-bisikan para pelayan itu, ia hanya fokus untuk membawa Natasha ke kamarnya dan memanggil tabib kediaman untuk segera memeriksa putri kecilnya itu.
Setelah beberapa saat, akhirnya Natasha sudah dibaringkan di kasur mewah milik sang marquess dengan keadaan masih tidak sadarkan diri. Sedangkan Natasha sendiri yang saat ini masih berakting dengan sempurna, saking sempurna nya bahkan tidak ada yang menyadari bahwa Natasha sedang berakting, sedikit-sedikit menerawang kamar milik ayahnya itu yang jauh lebih luas dan megah dibanding kamar milikinya.
Si tua bangka ini, dia bahkan memiliki kamar yang sangat mewah sedangkan putrinya sendiri ditempatkan di kamar kecil yang berada di ujung kastil. Batin Natasha.
Tak lama setelah marquess Gregory membawa Natasha yang sedang tak sadarkan diri setelah batuk darah, datanglah tabib terbaik dari kediaman Luvius langsung memasuki kamar marquess yang hampir tidak pernah dimasuki orang lain.
"Tabib, cepat periksa putriku!" perintah marquess tegas dengan nada kentara panik.
"Ba-baik tu-tuan," tanpa menunggu lama, tabib langsung memeriksa nona muda Luvius.
Tabib Hansel adalah tabib terbaik yang dimiliki oleh kediaman Luvius ini. Sebenarnya pria paruh baya berumur sekitar 50 tahunan itu sedikit terkejut dan heran mengapa sang tuan ini begitu peduli kepada putrinya itu? Bukan apa-apa, tapi semenjak tabib melayani kediaman Luvius, sedari dulu marquess Gregory bahkan akan menampakkan tampang jijik jika melihat Natasha yang mencoba menarik perhatiannya. Namun sekarang, bahkan orang bodohpun akan sadar kalau sang marquess terlihat sangat panik seakan nyawanya akan terpotong setengah saat ini.
Setelah beberapa waktu tabib Hansel memeriksa keadaan nona mudanya ini, akhirnya ia selesai dan menghentikan proses pengobatan menggunakan sihir penyembuhnya.
"Mengapa kau berhenti? Apa yang terjadi dengan putriku? Jika terjadi sesuatu padanya, akan kupastikan kepalamu menggelinding saat itu juga tabib Hansel," ancam marquess Gregory pada tabib Hansel.
"A-a-ampun tuan, tapi hamba sudah selesai memeriksa nona muda," ucap tabib Hansel terbata-bata. Melihat tuannya marah besar seperti ini, membuat tabib Hansel sangat ketakutan. Siapa yang tidak tahu dengan sang Jendral kerajaan Luvius ini? Jika ia sudah benar-benar murka, sihir bayangannya bahkan bisa melenyapkan sebuah desa hanya dalam sekejap mata.
"Lalu, apa yang terjadi denga-," ucapan marquess terpotong oleh suara gebrakan pintu yang didorong dengan sangat keras.
"Apa yang terjadi pada Natasha?" bentak Nathaniel, pelaku yang mendorong pintu tadi sambil memegang kerah jubah tabib Hansel dengan erat. "Sembuhkan Natasha bagaimanapun caranya atau nyawamu yang jadi taruhannya," lanjutnya dengan suara dingin yang membuat tabib Hansel nyaris kencing dicelana saking ketakutannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/298255037-288-k148659.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasy"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...