BAB 39 : 8TH KILLER

74K 12K 527
                                    

*Di wilayah Nether.

"Tuan, sekarang semua penghianat yang berniat mengambil alih wilayah Nether sudah dipastikan tertangkap sampai ke akar-akarnya," ucap seorang ksatria.

"Bagus, kau uruslah mereka," balas seseorang yang dipanggil 'tuan' itu.

"Apa tuan akan langsung pergi?" tanya sang ksatria pada tuannya.

"Ya, sudah tiga bulan aku meninggalkan ratuku. Aku tidak tahu dia akan semarah apa nantinya, jika nanti aku pulang hanya tinggal nama, biarkan ratuku yang menggantikanku menjadi pemimpin Nether ini," ujar sang tuan kemudian menghilang entah kemana meninggalkan sang ksatria dengan wajah cengo nya.

.

*Di kediaman Natasha.

Di hari yang lebih cerah dari biasanya kini seorang gadis berumur 18 tahun sedang mencoba-coba gaun yang sudah di pilihkan oleh perancang gaun terhebat di seluruh kerjaan Levant siapa lagi kalau bukan sang baroness Ruby Clementine.

"Nyona Ruby, seperti biasa gaun yang anda buat selalu membuat saya terpana," puji Natasha pada sang perancang.

"Nona, kau sungguh pandai memuji. Lagipula gaunku bisa terlihat jauh lebih indah sebab anda lah yang mengenakannya," puji balik baroness Ruby dengan tulus.

"Baiklah baiklah sudahi dulu puji memujinya, aku rasa aku akan mengambil gaun berwarna ungu itu." Natasha menunjuk kearah sebuah gaun cantik berwarna ungu dengan kerlap kerlip seperti sebuah bintang.

"Tentu saja, itu adalah gaun terbaikku. Aku yakin kau akan sangat cantik saat menggunakan gaun ini," ujar baroness Ruby sembari memberikan gaun pilihan Natasha.

Setelah berbincang-bincang sebentar, akhirnya baroness Ruby pamit meninggalkan kediaman viscountess Arthea meninggalkan sang viscountess yang kini masih berada di ruang rias nya yang bisa dibilang sangat besar serta diisi oleh gaun-gaun serta alat-alat rias yang beragam.

Tujuan Natasha untuk membeli gaun baru dikarenakan hari ini bertepatan dengan hari dimana Nathaniel akan dinobatkan sebagai marquess Luvius selanjutnya menggantikan marquess Gregory yang hendak turun dari jabatannya setelah hampir dua dekade mengemban tugas sebagai kepala kediaman Luvius.

Awalnya Natasha khawatir jika marquess Gregory akan tinggal di kediamannya setelah pria itu pensiun. Hei jangan salahkan Natasha. Ia tahu bahwa pria itu adalah ayah dari tubuh asli Natasha, tapi jiwa gadis itu tetaplah Jessica yang notabennya tidak begitu mengenal sang marquess. Jangan harap Natasha akan berpura-pura menerima pria itu seperti ayah kandungnya.

Yang Natasha khawatirkan sebenarnya adalah jika sang marquess membatasi pergerakannya atas dasar bentuk 'perhatian' dari ayah pada anaknya. Toh setiap gadis itu mengunjungi kediaman Luvius atau sebaliknya, sang marquess masih sempat-sempatnya memberikan gadis itu pelajaran 'etika' mengenai perilaku seorang 'wanita' yang seharusnya. Bagaimanapun pria itu sudah hidup cukup lama dengan dicekoki oleh ajaran patriarki yang kental.

Tetapi untungnya marquess Gregory memutuskan untuk tinggal disebuah mansion di pinggiran ibu kota tempat dimana dulu ia beserta mendiang istrinya nonya Adriana sering menghabiskan waktu kala berlibur ke pinggiran ibukota yang terkenal akan pemandangannya.

"Baiklah, semua sudah siap. Ayo berangkat," gumam Natasha pada dirinya sendiri.

.

Di aula kediaman Luvius kini terdapat banyak bangsawan-bangsawan penting yang menghadiri acara penobatan Nathaniel menjadi marquess Luvius selanjutnya. Nathaniel kini sudah berada ditengah aula berjongkok ksatria dengan seorang pastor yang akan menyumpah pria itu.

"Nathaniel Luvius, apakah anda bersedia mengemban tugas sebagai seorang marquess Luvius dan bersumpah untuk menjaga dan menjunjung tinggi nama Luvius dalam hati anda?" tanya sang pastor pada Nathaniel.

THE HEARTLESS ANTAGONISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang