Di siang hari diruangan yang cukup besar namun sedikit usang, protagonis kita Natasha sedang duduk di bangku menghadap meja belajarnya.
Sudah sekitar 3 hari Natasha berada di dunia novel Queen of Levant. Awalnya Natasha masih berpikir bahwa semua ini hanyalah awal bawah sadar Natasha saat dia koma akibat kecelakaan pesawat yang dia alami. Namun dihari kedua ia berada di dunia ini, jiwa Jessica bertemu dengan jiwa Natasha Asli di alam mimpi.
.
*flashback
Di padang bunga yang luas, seorang gadis sedang kebingungan sebab ia tidak tahu sedang berada dimana.
"Dimana lagi ini? Ah, apa akhirnya sekarang aku berada di akhirat setelah tidak bertahan dari koma?" terka gadis itu yang bukan lain adalah Jessica.
"Hai! Akhirnya aku diizinkan untuk bertemu denganmu untuk yang pertama dan terakhir kalinya," sapa seorang gadis yang tiba-tiba muncul dibelakang Natasha.
"Tunggu, siapa ka-" Sebelum Jessica melanjutkan kalimatnya, ia tercengang dengan gadis yang tadi menyapanya. "Kau, Natasha asli!!"
"Benar sekali, senang bertemu denganmu Jessica," ucap natasha dengan nada lembut.
"Kenapa aku berada disini? Dan kenapa kau berada disini? Astaga apa yang sebenarnya terjadi!" Pusing Jessica. Meskipun Jessica adalah seorang jenius, namun hal supranatural semacam ini baru pertama kali ia alami sehingga ia merasa kebingungan sekarang.
"Tenanglah akan kujelaskan semuanya. Kau berada disini sebab aku meminta sang dewa Pyros untuk membawa jiwamu agar bisa bertemu denganku, jadi kamu belum mati Jessica."
"Sedangkan aku, si gadis antagonis ini memang sudah ditakdirkan untuk mati sehingga aku meminta sang dewa Pyros untuk menggantikan jiwaku agar aku tidak perlu mengulang kematian yang mengenaskan itu," jelas Natasha yang asli dengan raut wajah sedihnya.
"Jadi maksudmu, aku harus menggantikan jiwamu dan menjalai hidup sebagai Natasha?" tanya Jessica yang meminta kejelasan.
"Benar, hiduplah sebagai Natasha dan temukan akhir bahagia untuk dirimu sendiri, bagaimanapun aku ingin melihat tubuhku sendiri tumbuh dewasa dan menua dengan bahagia meskipun bukan aku yang menjalani kehidupan itu," ucap Natasha dengan senyum getirnya.
"Hahhh... baiklah tapi kau tidak akan memintaku untuk melakukan hal-hal bodoh seperti berusaha mencari perhatian keluargamu dan tunanganmu itu kan? Itu benar-benar menjijikan," ucap Jessica. Sejujurnya, dulu Jessica suka membaca novel bergenre transmigrasi. Setiap ia membaca novel bertemakan seperti itu, Jessica selalu dibuat jengkel dengan permintaan-permintaan aneh dari si pemilik tubuh asli kepada transmigrator. Maksudnya, jika mereka menginginkan ini dan itu, kenapa tidak mereka sendiri saja yang menjalani kehidupan ini.
"Hahahaha," tawa lembut keluar dari bibir yang biasanya cemberut dan terdiam itu. "Tenang saja, aku juga tidak lagi mengharapkan kasih sayang siapapun. Jadilah dirimu sendiri dan bersenang-senanglah, aku yakin kau akan suka 'bermain-main' di dunia ini,"
"Kurasa waktuku sudah habis, aku senang tubuhku diambil alih oleh orang yang tepat, semoga dikehidupan lain kita bisa bertemu dan berteman dekat. Aku menantikan akhir bahagiamu Jess- tidak, Natasha, samapi jumpa" ucap Natasha asli seraya jiwanya perlahan-lahan memudar tanpa memberi kesempatan Jessica untuk berbicara.
*flashback end
.
Saat Natasha yang saat ini diisi oleh jiwa Jessica sedang mengenang pertemuannya dengan jiwa Natasha asli, seseorang mengetuk pintu kamarnya dengan pelan seakan takut mengganggu sang pemilik kamar.
Tok tok tok...
"Permisi nona, hamba membawakan camilan untuk nona," ucap pelayan yang ternyata adalah Chloe.
"Masuklah dan taruh camilannya di meja kecil itu Chloe," ucap Natasha sambil menunjuk meja kecil di dekat Kasurnya. "Dan Chloe, jangan keluar dulu, aku ingin menanyakan beberapa hal padamu," ucap Natasha.
"Ba-ba-baik nona," ucap Chloe terbata-bata mengingat sikap dan pembawaan nonanya ini sungguh berbeda dari nona nya dahulu sebelum ia jatuh pingsan.
Apakah aku melakukan suatu kesalahan? Batin Chloe.
"Sebenarnya aku hanya ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi padaku sampai aku pingsan berhari-hari?" tanya Natasha dengan suara lembut.
Sebelum aku mulai Menyusun rencana untuk hidupku kedepannya, aku harus tahu apa yang terjadi tubuh ini sebelum aku menggantikannya. Batin Natasha.
"I-i-itu no-nona," ucap Chloe yang terlihat sangat gugup.
Dengan tersenyum lembut, Natasha berucap "Katakana saja Chloe, aku hanya ingin mengingat hal-hal yang kulupakan,"
"Se-sebenarnya seminggu yang lalu nona melakukan tes bakat sihir bersama remaja lainnya yang berumur 15 tahun, setelah diumumkan bahwa nona memiliki atribut sihir sensorik seperti mendiang istri Marquess dan bukan sihir bayangan seperti Marquess Luvius dan tuan muda, nona terlihat tidak senang dan berlari keluar gereja," jelas Chloe pada majikannya itu.
Kurasa Natasha asli benar-benar berpikir jika ia memiliki sihir bayangan seperti ayah dan kakaknya, mereka akan meliriknya atau bahkan menyayanginya walaupun sedikit, sungguh bodoh. Pikir Natasha.
"Lalu, apa yang terjadi?"
"Itu, saat nona berlari, nona tidak sengaja tertabrak kuda yang lepas kendali di jalan dan membuat nona tidak sadarkan diri selama 4 hari sebelum akhirnya nona sadar 3 hari yang lalu," Jelas Chloe dengan mata yang sudah berembun memikirkan hal buruk yang mungkin terjadi pada nona nya.
"Setelah itu, bagaimana dengan ayah dan kakak?" ucap Natasha getir dengan senyum yang berubah menjadi sendu.
"Tentang itu..." Chloe merasa tidak sanggup mengucapkan kata-kata lagi mengingat sang Marquess dan tuan muda tidak pernah sekalipun mengunjungi nona nya meskipun mereka secara rutin mengirim tabib.
"ahh... tak apa Chloe, aku tahu," ucap Natasha berusaha tegar. "Aku baik-baik saja karena sekarang aku menyerah mendapatkan kasih sayang mereka." Lanjutnya sambil memandang keluar Jendela tidak lupa dengan mata yang terlihat dalam beberapa detik lagi akan mengeluarkan cairan bening yang sudah tertahan cukup lama.
"No-nona? Apa yang nona katakan? Hamba yakin suatu saat nanti tuan Marquess dan tuan muda akan menyayangi nona," tegas Chloe sambil memegang tangan Natasha untuk menenangkan nona mudanya yang malang.
"Terimakasih tapi sungguh aku sudah lelah Chloe, sekarang aku hanya akan hidup sesuai keinginanku agar tidak mengecewakan ibunda diatas sana yang sudah mengorbankan nyawanya hanya untuk melahirkan gadis payah sepertiku," ucap Natasha.
"Nona... huhu," tangis Chloe pecah sambil langsung memeluk nona nya. Memang terkesan tidak sopan, namun bagi Chloe, Natasha sudah seperti adiknya sendiri.
Selagi kedua gadis itu berpelukan untuk menguatkan satu sama lain, di luar kamar Natasha terdapat seseorang yang sedari tadi mendengarkan percakapan antara nona muda dengan pelayannya itu. Ia yang entah mengapa tiba-tiba tergerak untuk mendatangi kamar Natasha di belakang kastil tanpa sengaja mendengar percakapan memilukan antara Natasha dengan Chloe dan entah mengapa hatinya seakan ter iris saat mendengarkan percakapan itu.
Mengapa hatiku sakit mendengarnya? Apa selama ini aku terlalu kejam? Batinnya seraya pergi meninggalkan tempat itu.
.
Got you. Batin seorang gadis yang sedari tadi sudah mengaktifkan sihir sensoriknya sambil menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasy"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...