Tiga hari terlewati dengan damai setelah terakhir Natasha pergi ke hutan Sylphet dan menemukan tambang berlian berharga yang akan menjadi sumber pemasukannya nanti. Ya, Natasha berniat untuk menjadikannya sebuah tambang kemudian menjual batu-batuan mulia itu menjadi berbagai macam produk seperti aksesoris, hiasan, atapun material lainnya.
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Natasha, sebab hari ini adalah hari dimana rapat terakhir sebelum kerajaan pergi berperang akan diadakan. Didalam rapat ini, akan banyak orang-orang penting yang hadir seperti sang raja dan para bangsawan penting seperti Leon sang grand duke, dan marquess Luvius sang Jendral perang kerajaan Levant, serta beberapa pejabat tinggi lainnya.
Mungkin ada yang bertanya kenapa marquess Luvius yang notabenya adalah seorang jendral perang namun ia tidak diikut sertakan dalam perang, itu karena terakhir kali marquess Luvius berperang, ia mendapatkan luka yang cukup parah di bagian perutnya sehingga meskipun kekuatannya masih sangat diperhitungkan dikerajaan ini, namun ia tetap tidak diikutsertakan di dalam perang nanti, alih-alih ia akan menjadi pemimpin dari para bangsawan yang ditugaskan untuk melindungi kerajaan Levant dari dalam.
Sedangkan Nathaniel, meskipun kekuatannya bisa dibilang tidak jauh dari sang ayah, namun otak jeniusnya jauh lebih menonjol sehingga ia ditempatkan digaris belakang sebagai salah satu perancang strategi beserta orang-orang cerdas lainnya di kerajaan Levant.
.
Natasha kini sudah siap dengan gaunnya yang terkesan sederhana namun terlihat elegan. Tujuan Natasha hari ini adalah pergi ke istana untuk 'merusuh' didalam rapat nanti. Kali ini Natasha akan berangkat sendirian, sebab ia yakin Chloe tidak akan bisa diandalkan dalam rencana nya kali ini.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, kini kereta kuda yang sudah ditunggu sedari tadi oleh Natasha akhirnya sudah siap dan Natasha mulai naik kedalam kereta kuda itu.
Diperjalanan, Natasha hanya duduk termenung didalam kereta kudanya yang cukup mewah itu. Saat ini, Natasha sedang memikirkan cara agar semua orang bisa mendengar apa yang gadis itu akan sampaikan. Bukan apa, tapi seperti yang dijelaskan sebelumnya, di dunia ini, suara wanita sangat sulit untuk dapat didengar atau disuarakan sehingga hal itu menjadi kecemasan sendiri untuk Natasha.
Yah, walau bagaimanapun, aku akan menaklukan mereka. Batin gadis itu.
.
Tak terasa 20 menit telah terlewati, kini kereta kuda yang ditumpangi oleh Natasha akhirnya telah sampai ditujuannya yaitu istana kerajaan. Jarak dari kastil Luvius ke istana memang tidak terlalu jauh sebab keluarga Luvius ditempatkan di ibukota mengingat betapa pentingnya mereka bari kerajaan itu.
Natasha perlahan turun dari istana dengan anggun dan berjalan melewati beberapa orang yang dengan terang-terangan menatap kepada gadis itu dengan memuja.
"Maaf nona muda, ada keperluan apa nona ke istana ini?" tanya pengawal penjaga gerbang istana kepada Natasha.
"Ah tuan, saya diutus oleh grand duke Leon untuk ikut serta dalam rapat kali ini," balas Natasha dengan lembut namun masih terasa aura elegan dari dirinya.
"Mohon maaf, tapi kami tidak punya waktu untuk meladeni pembicaraan konyol ini, sekarang bisakah nona pergi dari sini?" pinta pengawal satunya yang sedikit tidak suka dengan ucapan nona didepan mereka seakan apa yang gadis itu ucapan hanyalah omong kosong belaka.
"Tuan, sebelumnya perkenalkan saya Natasha Luvius sekaligus 'tunangan' dari tuan grand duke Leon Granbell, tuan bisa tanyakan pada tunangan saya untuk memastikan," ujar Natasha sembari mengeluarkan lencana khusus kediaman Luvius yang membuat kedua pengawal itu kaget.
"Baiklah nona bisa menunggu sebentar, saya akan menanyakan ini pada grand duke Leon terlebih dahulu," kata si pengawal yang langsung diangguki oleh Natasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEARTLESS ANTAGONIST
Fantasy"Lagipula, gadis sepertimu...." "Benar-benar membuatku muak," seraya mengucapkan kata terakhir tersebut ia langung mengayunkan pedangnya kearah si gadis yang sudah terlihat tidak memiliki hasrat untuk hidup. Slashhh... Dengan sekali tebasan, kepala...