YUHUUU UP AGAIN NIH
SEPERTI BIASA SEBELUM BACA PENCET BINTANGNYA DULU DONG DIBAGIAN BAWAH PALING KIRI
PLEASE, JANGAN SIDER
SEMOGA SUKA SAMA PART INI YA READERS
HAPPY READING
*****
"kapan saya menyebutnya?" tanya Varo dengan dahi berkerut.
"bapak mengigau menyebut nama Alisya dan terus menyebutnya ketika saya mengompres dahi bapak" jelas Arin.
"lupain pertanyaan saya, pak, jika bapak tidak ingin menjawabnya" Arin keluar meninggalkan Varo yang terdiam di atas kasur.
Arin menuruni tangga menuju ke kamar tamu. Arin tidur di kamar tamu kali ini. Varo di dalam kamar tidak bisa tidur, ia bergelut dengan pikirannya yang membuat ia pusing sendiri.
Jam satu dini hari, Arin terbangun. Ia duduk di atas kasur, sambil memeluk guling.
"ayah, ibu, Arin kangen hiks... Arin pengen ketemu ayah sama ibu" ujar Arin sambil menangis.
Beberapa menit menangis, Arin mencoba untuk tidur kembali. Arin tertidur dengan pipi yang sudah basah karena air mata.
*****
Pagi ini, Arin bersiap-siap pergi ke kampus. Ia sudah memasakkan makanan untuk sang suami. Ketika menyiapkan makanan di atas meja makan, Arin melihat sang suami menuruni tangga dengan menenteng tas kerjanya.
Varo sudah rapi dengan pakaian kantor yang melekat pada tubuh tegapnya. Varo menghampiri sang istri di meja makan.
"Arin, saya minta maaf karena semalam saya sudah marah sama kamu" ucap Varo.
Varo tau jika sang istri habis menangis, karena mata Arin terlihat sembab. "maafkan saya yang sudah buat kamu menangis" kata Varo dalam hati.
"iya, gak papa kok, pak" jawab Arin sambil tersenyum.
"kamu sudah masuk kampus kan? hari ini saya antar" ujar Varo dengan ekspresi datar.
"gak usah, pak, saya bisa sendiri" tolak Arin dengan sopan.
"saya gak suka ucapan saya di bantah, dan saya juga gak suka penolakan" tegas Varo.
Setelah sarapan, Varo mengantar Arin terlebih dahulu ke kampus sebelum ia pergi ke kantor. Sesampainya di kampus, Arin keluar dari mobil Varo dan berjalan masuk ke area kampus.
Varo merasa bersalah kepada sang istri. Ia melajukan mobilnya kembali ke arah kantor.
"hai, Rin!" sapa Nisa, ketika melihat Arin sudah masuk ke dalam kelas.
"hai" sahut Arin. Lalu, duduk di kursinya.
"ada kafe baru loh di dekat kampus!" ujar Nisa memberitahu.
"gimana kalau kita kesana entar malem?" tanya Fara pada kedua sahabatnya dengan menaik turunkan alisnya.
"jam tujuh malam deh! kita langsung aja ketemu di kafenya" sambung Nisa.
"lo ikut kan, Rin?" tanya Fara.
"lihat nanti" jawab Arin singkat.
Dosen sudah memasuki kelas. Semua mahasiswa/i fokus memperhatikan dosen yang sedang menjelaskan materi mata kuliah hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku CEO, Suami pun CEO
Teen FictionJika ada ✅ berarti SELESAI REVISI Part 64 sampai end, author unpublish dulu ⚠FOLLOW DULU YA GUYS SEBELUM BACA⚠ ☡jangan lupa vote ya di setiap chapter yang sudah kalian baca☡ Part awal² mungkin nge-bosenin, tapi semoga untuk part selanjutnya kalian s...