33. KEMARAHAN VARO✅

616 23 2
                                    

HALLO READERSKU TERSAYANG


JANGAN LUPA PENCET BINTANGNYA DULU YA SEBELUM LANJUT BACA



PLEASE, JANGAN SIDER YA SAYANG




SEMOGA SUKA SAMA PART INI YA SAYANG




HAPPY READING

















*****

"mas, angkat dong telfonnya, jangan bikin Arin khawatir..." Arin terus menghubungi Varo. Namun, tetap tidak di angkat oleh Varo. Arin sudah seperti setrika yang terus mondar-mandir sedari tadi.

"aku tanya kak Iqbal kali ya?" Arin mencoba menghubungi sahabat dari sang suami.

Tak lama panggilanpun di angkat oleh Iqbal.

"hallo, ada apa, Rin? tumben telfon gue?" tanya Iqbal di seberang telepon.

"hallo, kak, malam ini mas Varo lembur ya?" tanya Arin.

"lembur? enggak tuh!"

"setelah meeting tadi siang, Varo sudah gak ada pekerjaan lagi, dia balik ke kantor sebentar, terus gak balik lagi ke kantor" jelas Iqbal.

"serius, kak? terus mas Varo kemana? hiks... dia belum pulang ke rumah sampai sekarang hiks..." Arin terisak tangis.

"tadi siang gue sempat membututi dia, ternyata Varo pergi ke ba-" belum selesai Iqbal berbicara, Arin lebih dulu mematikan sambungan teleponnya dengan Iqbal saat tiba-tiba pintu rumah terbuka secara kasar dan menampilkan wajah tampan Varo yang berantakan.

"mas Varo!" Arin melempar ponselnya ke sofa yang ada di ruang tamu. Lalu, menghampiri Varo yang masih berada di ambang pintu rumah.

Varo berjalan dengan sedikit sempoyongan karena efek terlalu banyak minum, tadi. Arin memegang tangan Varo. Namun, Varo menghempaskan tangan Arin dengan begitu kasar.

"m-mas Varo kenapa?" tanya Arin sambil beringsut mundur karena takut akan tatapan Varo yang seperti ingin menendang dirinya.

"mas, kamu tumben pulang telat?" tanya Arin yang mencoba untuk tetap ramah.

"kamu kok bau alkohol? kamu habis minum?" tanya Arin lagi dan kembali memegang tangan Varo.

"gak usah sentuh gue!!!" sentak Varo.

Arin terjingkat kaget dengan sentakan dari Varo.

"mas, kenapa?" tanya Arin dengan suara yang bergetar.

"kenapa lo khianatin gue, Rin?! apa salah gue, huh?! jadi, selama ini lo cuma pura-pura cinta sama gue?" tanya Varo beruntun dengan menggunakan kata lo-gue.

"apa maksud kamu, mas?" tanya Arin dengan air mata yang sudah jatuh ke pipinya.

"DASAR WANITA MUNAFIK! MURAHAN! JALANG!" Varo berkata begitu kasar kepada Arin.

Arin semakin menangis mendengar teriakan Varo tepat di depan wajahnya. Apalagi Varo menatapnya begitu tajam.

"apa maksud kamu, m-mas? kenapa k-kamu bi-cara seperti i-itu? hiks..." tanya Arin dengan suara putus-putus.

"LO PURA-PURA CINTA SAMA GUE? BIAR APA? BIAR LO BISA NGABISIN HARTA KEKAYAAN GUE? BENER-BENER BITCH! ANJING! WANITA GAK TAU DIRI!" kembali, Varo merendahkan sang istri.

Mantanku CEO, Suami pun CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang