56. TIDAK ADA KEMAJUAN✅

428 17 10
                                    

HALLO READERS👋 UP NIH JANGAN LUPA PENCET BINTANGNYA YA SAYANG






KALIAN BACA PART INI JAM BERAPA?


BOSEN GAK NUNGGUIN UPDATE AN DARI CERITA MCSC INI?







SEMOGA KALIAN YANG BACA PART INI SUKA YA SAMA PART YANG AUTHOR PUBLISH INI








HAPPY READING












*****

Pagi ini, seluruh keluarga Varo akan pergi ke rumah sakit. Hari ini adalah hari minggu. Sehingga, mereka semua akan ikut Varo untuk mengunjungi Arin.

Varo yang hanya memakai kemeja lengan panjang, celana panjang hitam dan sepatu hitamnya, sudah siap berkunjung ke rumah sakit untuk menemui sang istri tercinta yang sedang koma.

outfit Varo hari ini

Di dalam mobil milik Varo, hanya ada Varo dan sang mama yang sedang menggendong Vani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam mobil milik Varo, hanya ada Varo dan sang mama yang sedang menggendong Vani. Di mobil milik Arya ada Arya yang menyetir, kedua orang tua Arin, dan putra tampan dari Varo dan Arin, yakni Vano.

Kini, kedua mobil mewah berwarna hitam dan silver itu telah berhenti di area parkir rumah sakit. Mereka semua keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit untuk segera menuju ke ruangan tempat Arin terbaring koma.

"assalamualaikum, sayang" salam Varo ketika berada di samping brankar sang istri.

Seperti hari-hari sebelumnya, tidak ada jawaban sama sekali dari Arin. Karena Arin masih setia dengan memejamkan kedua matanya dan dengan banyak alat yang terpasang pada tubuhnya.

"salam dulu, sayang, sama mama" titah Varo pada putra kecilnya itu.

"assalamualaikum, mama" Vano mencium tangan sang mama yang tidak terdapat selang infus.

Ana dan Dini sudah meneteskan air mata, karena mereka tidak sanggup melihat Arin yang sudah dua minggu ini tidak membuka mata sama sekali.

"sayang, kita semua ada disini, aku selalu menunggu kamu untuk sadar" Varo berkata dengan bahu yang bergetar dan air mata yang lolos begitu saja dengan sendirinya membasahi kedua pipinya.

"kamu jangan lupa bangun ya, ada aku dan putra putri kita yang menunggu kamu untuk sadar" ucap Varo yang terus menggenggam tangan sang istri dan mencium punggung tangan Arin bekali-kali.

Tak lama, pintu ruangan Arin terbuka dan menampilkan seorang dokter serta suster. Dokter dan suster tersebut melangkah masuk dan mendekat ke brankar Arin.

Mantanku CEO, Suami pun CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang