HAI READERS UP AGAIN NIH
JANGAN LUPA PENCET BINTANGNYA YA SAYANGKU
RAMEIIN KOLOM KOMENTARNYA JUGA YA
☡⚠WARNING⚠☡
PART INI ADA SEDIKIT UNSUR 15+
SO, BUAT KALIAN YANG BELUM BERUSIA LIMA BELAS KE ATAS LEBIH BAIK DI SKIPSEMOGA SUKA SAMA PART INI
HAPPY READING
*****
Malam ini, setelah melaksanakan sholat maghrib berjamaah, Varo, Arin dan Claudia, kini berada di meja makan untuk melaksanakan makan malam bersama.
"sini piringnya biar kakak ambilkan nasinya" pinta Arin pada Claudia.
"eeehh... gak usah, kak, aku ambil sendiri aja" tolak Claudia dengan sopan.
"oh, ya sudah" ucap Arin. Lalu, beralih mengambil piring makan Varo untuk ia isi nasi.
"nasinya kurang, mas?" tanya Arin pada Varo yang sedari tadi memperhatikan Arin tanpa mau mengalihkan tatapannya.
"udah cukup" jawab Varo. Namun, tidak melihat nasi yang berada di atas piring yang di pegang oleh Arin.
"mau lauk apa, mas?" tanya Arin lagi.
Varo tidak menjawab. Ia hanya terus tersenyum memandangi wajah ayu sang istri dengan bertopang dagu.
"mas Varo mau lauk apa?" tanya Arin lagi. Namun, tetap tidak ada sahutan sama sekali dari Varo. Membuat Arin mengalihkan pandangannya dari makanan di meja ke arah Varo.
"bang!" panggil Claudia, membuat Varo terjingkat kaget.
"apaan sih kamu, Clau?! ngagetin aja!" sewot Varo dengan menatap adik sepupunya itu dengan tatapan dingin.
"itu di tanya sama kak Arin malah gak jawab!" ucap Claudia yang juga tak kalah sewot dari Varo.
Varo beralih dari menatap Claudia kini menatap sang istri yang masih berdiri membawa piring makanan di tangan kirinya.
"kamu tanya apa, sayang?" tanya Varo dengan lembut.
"kamu mau lauk apa?" jawab Arin dengan mengulangi pertanyaannya tadi.
"mienya dikit aja, terus sama ayamnya" jawab Varo sambil menunjuk lauk yang ia inginkan.
Arin mengambilkan lauk yang di minta oleh sang suami. Lalu, memberikan piring yang sudah terisi nasi dan lauk kepada Varo.
"makasih, sayang" ucap Varo.
"sama-sama, mas" balas Arin.
"kakak masakannya enak" puji Claudia pada masakan Arin.
"makasih, Clau, alhamdulillah kalau kamu suka sama masakan kakak" kata Arin sambil mengambil nasi untuk dirinya sendiri.
"mau duduk aja susah!" gumam Arin ketika dirinya hendak duduk. Tapi, sedikit kesusahan karena perut buncitnya.
Varo terkekeh melihat sang istri yang menggerutu kesal.
"lucu" gumam Varo sambil memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku CEO, Suami pun CEO
Novela JuvenilJika ada ✅ berarti SELESAI REVISI Part 64 sampai end, author unpublish dulu ⚠FOLLOW DULU YA GUYS SEBELUM BACA⚠ ☡jangan lupa vote ya di setiap chapter yang sudah kalian baca☡ Part awal² mungkin nge-bosenin, tapi semoga untuk part selanjutnya kalian s...